Duapuluhsatu

420 30 8
                                    

Tangan yang ia genggam perlahan bergerak. Membuat Rizal bangun dari tidurnya. Dia tersenyum saat merasakan gerakan perlahan dari tangan Rose. Rizal langsung memencet tombol merah.

"Rosee.." Panggil Rizal dengan suara penuh kerinduan.

Yang dipanggil melenguh perlahan. Meringis saat merasakan seluruh tubuhnya sakit. Sedikit demi sedikit mata itu terbuka.

Belum terlalu jelas siapa yang ada di depanya. Yang ia butuhkan saat ini adalah air. Tenggorokanya terasa begitu kering dan sakit.

Rizal mengambil gelas yang berada di atas nakas lalu membantu Rose meminumnya. Saat itulah seorang dokter dan suster masuk.

Rizal bergerak mundur. Mempersilahkan Agin dokter sekaligus temanya memeriksa Rose.

Rose masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Kepalanya berdenyut saat mencoba mengingatnya.

Dokter Agin melihatnya lalu memberikan suntikan pada Rose.

Rose pun kembali terlelap.

Rizal hampir mengamuk saat melihat Agin membuat Rose terlelap padahal dia baru saja bangun. Penjelasan Aginlah yang membuat Rizal tenang.

"Tubuhnya baru beradaptasi dan kulihat tadi dia terlalu memaksa organya untuk bekerja makanya kuberikan dia obat penenang ,besok dia akan kembali sadar tapi ingat jangan terlalu memaksanya." Jelas sang dokter.

Rizal mengangguk dan berterimakasih pada Agin.

***

Rose mengerjakan kedua matanya agar bisa menyesuaikan cahaya yang masuk. Dari pandangan yang buram sedikit demi sedikit berubah menjadi jelas. Dan Rose melihat Rizal tersenyum di depanya.

"Hai Rose!" Sapa Rizal.

"Mau minum?" Tawarnya.

Rose mengangguk. Memang tenggorokanya terasa sangat kering.

"Berapa lama aku tertidur?" Tanya Rose karena masih merasakan tubuhnya mati rasa.

"Sebulan lebih dua hari." Jawab Rizal sambil membantu Rose minum.

Rose sedikit terkesiap. Lama juga,batinya.

Kupikir aku sudah..Rose menggelengkan kepalanya.

"Ada apa Rose apa masih ada yang sakit."

"Ya,semuanya."

Perlahan semua ingatan itu kembali. Rose pikir Sam akan kembali tapi pada kenyataanya tidak. Saat dia membuka mata tidak ada Sam disisinya.

"Masih memikirkan laki laki yang sudah melupakanmu."

Rose terdiam.

Rizal menyeringai. Saatnya dia beraksi.

"Aku sudah tau semuanya Rose. Seperti itukah laki laki yang kau cintai. Mengejarmu hanya demi harta. Kau tau berita tentang kecelakaanmu ini tersebar di media. Tapi apa? Sehari pun dia tidak pernah datang kesini. Aku yang menyelamatkanmu Rose bukan dia."

Rose terkejut atas pengakuan Rizal.
"Te-terimakasih Rizal."

"Satu yang kuinginkan darimu Rose lupakan dia,aku tidak akan meminta ini jika dia tidak menyakitimu tapi nyatanya apa dia menyakitimu,please lupakan dia!" Rizal menggenggam erat tangan Rose.

Rose menepis halus.
"Tinggalkan aku sendiri Rizal!"

"Begini rasa termakasuhmu padaku,mengusirku." Rizal tertunduk sedih.

"Bu-kan itu maksudku Zal,tapi untuk saat ini aku hanya ingin sendiri." Rose sedikit merasa bersalah.

"Oke aku keluar panggil aku jika kau butuh apa apa."

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang