Kim Seok Jin's PoV
Sejak peristiwa beberapa minggu lalu, saat aku tersengat listrik di rumah Rani, aku mulai memperhatikannya. Manajer baru itu mengganggu pikiranku dengan kata-kata yang pernah ia ucapkan setelah aku putus dari Eunsoo.
Dulu saat ia masih menjadi penata panggung aku hanya melihatnya sambil lalu. Yang aku tahu dari para staff adalah dia seorang gadis setahun lebih muda dariku, memiliki banyak kemampuan dibidang seni, memiliki banyak ide, pekerja keras tapi juga pemalas secara bersamaan.
Karena kerjanya yang memuaskan dan selalu bisa menyelesaikan dengan cepat, Bang Shi Hyuk, CEO dari agensi ini mengangkatnya sebagai salah satu manajer kami. Awal dia menjadi manajer yang memegang endorsement kami, benar-benar kacau untukku. Aku menyukai warna merah muda, dan dia suka sekali memaksa kami memakai warna hitam atau biru. Ketika pihak iklan menawarkan warna-warna cerah, ia akan langsung mengernyit dan berkata, "Laki-laki kok pakai warna kuning?"
Tapi itu dulu sebelum dia banyak belajar dari Daewi noona, stylist senior BTS. Dia sempat berkata kepadaku saat sesi pemotretan untuk sebuah majalah,
"Waahh... aku baru tahu kalau seorang laki-laki dewasa bisa terlihat sangat tampan dengan warna merah jambu, kau tidak terlihat seperti Patrick ternyata!"
Pernyataannya membuatku tertawa setiap kali mengingatnya. Jelas sekali jalan pikirannya berbeda, bukan aneh seperti Taehyung, tapi selalu diluar nalarku. Kata-katanya ceplas-ceplos seperti Suga, tapi dia tidak mengumpat. Tapi aku tidak tahu lagi kalau dia mengumpat menggunakan bahasanya sendiri. Logatnya aneh, walaupun dia sudah tiga tahun tinggal di Korea, bahasa Koreanya masih lebih payah dibandingkan siswa SMP. Dia juga memiliki kekuatan seperti Namjoon, terakhir kali aku menemukan panci ramyeon di agensi penyok parah, dia mengaku kalau dia tidak sengaja menginjaknya.
"Seokjin-Ssi, bolehkah aku berbicara padamu?" gadis yang ada dipikiranku meminta ijinku tapi sudah berdiri dihadapanku.
"Kau sudah berbicara padaku, kenapa minta ijin segala?" aku tidak memalingkan wajahku dari layar komputer.
"Emh, aku takut mengganggumu bermain game. Begini Seokjin-Ssi..."
"Aku sudah bilang jangan memanggilku seperti itu, panggil saja namaku, kau manajer ku, harusnya kita bisa lebih akrab." Aku mulai menggodanya dengan menekankan kata 'akrab'. Dia tersenyum satu detik, dan pipinya memerah.
"Emh, tapi aku menghormati mu sebagai orang lebih tua dari aku, dan juga kau seniorku disini. Mana bisa aku hanya memanggil namamu." Aku mendengarnya berkata semakin pelan, apa dia gugup setelah aku goda? Gadis ini menarik.
"Kalau begitu panggil aku oppa!"
"Aku masih aneh dengan panggilan itu, aku seperti memanggil kakekku!" pipinya semakin merah karena malu, dia menutupinya dengan menaikkan suaranya. Logatnya sedikit aneh, tapi aku menyukainya.
Wuah, aku lelah berdebat dengannya. "Jadi ada apa kau kemari?"
"Aku ingin minta pendapatmu, tentang jadwal syuting LOTJ minggu depan di Indonesia. Aku akan mengambil cuti sebelum acara itu, aku akan pulang ke Indonesia terlebih dahulu, sebelum menemanimu ke lokasi."
"Oke" sesantai mungkin aku menjawabnya.
Secara spontan dia mengangkat wajahnya menjadi sejajar denganku. Ekspresi mukanya bertanya-tanya, tapi dia terlihat sangat manis.
Berkali-kali aku memperhatikannya, dia tidak cantik. Bukan tipe wanita kesukaanku. Wajahnya, cenderung seperti lelaki. Tatapannya dalam, terlebih alisnya tebal dan dia bersikeras tidak mau mencukurnya. Hidungnya pesek. Pipinya chubby walaupun dia selalu ngotot sudah diet. Dia memiliki kumis tipis, tidak akan terlihat kecuali melihatnya dari dekat. Telinganya lebar dan besar, seperti telinga Kim Taehyung, dia percaya orang dengan telinga seperti itu adalah orang yang cerdas. Postur tubuhnya... juga bukan seperti wanita tipeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager of Bangtan (✔)
FanfictionRani, gadis asli Indonesia yang datang ke Korea untuk melanjutkan studi arsitekturnya, dan secara beruntung menjadi manajer dari BTS. Pekerjaan yang menjadikannya kaya mendadak itu menuntutnya harus selalu bersikap profesional, dia harus bisa memba...