Author's PoV
"Yeobusseyo?" Rani memaksakan matanya terbuka saat hpnya berbunyi nyaring, suaranya masih serak untuk menjawab panggilan ini.
"Halo? Rani, kamu masih tidur, Nak? Ibu sudah di jalan mau ke rumahmu." Suara familiar itu membuat dahinya berkerut.
"Aku baru pulang, Bu. Ibu mau ke rumah siapa? Di jalan mana sih? Aku nggak paham..."
"Rumahmu lah, kan Ibu sudah bilang mau ke Korea hari ini. Ibu sudah mau sampai nih." Telpon terputus. Baru tadi pagi dia sampai di Korea. Dia bahkan sengaja kabur dari agensi yang sedang mengadakan audisi trainee baru. Tidur selama delapan jam membuat dia susah sadar.
Rani menggeleng berkali-kali, kenapa susah sekali untuk mengerti kata-kata ibunya. Dia masih setengah sadar dan beringsut keluar kamar. Dia mendapati Grace sedang sibuk mengepel lantai dan Widya merapikan sofa mirip kasur yang berantakan di depan tv. Pada kenapa sih ini orang-orang mau maghrib kok bersih-bersih.
"Sudah puas kau tidor? Kenapa gak kau bilang kalau mamak kau mau datang, Ran?"
"Ibuku? Datang? Ke Korea? Kapan?" oke dia sudah sepenuhnya sadar mendengar teriakan Grace dengan logat bataknya.
"Tadi mamak kau telpon aku, udah nunggu satu jam dia loh. Dikiranya kau mau jemput di bandara. Untung ada Putra sekarang lagi jemput."
"Haa, aku nggak denger telponnya, Grace. Mana aku lupa kalo Ibuku mau datang hari ini. Tapi beneran Putra jemput sekarang?" semua yang ada di ruangan itu menoleh ke pintu yang tiba-tiba terbuka.
Ada Putra yang muncul dengan sebuah koper berukuran kecil. Di belakang Putra ada seorang wanita berusia akhir 40an, wanita itu terlihat masih muda dengan mantel kulit yang dikenakannya.
"Ibu!" Rani menghampiri wanita itu cepat. Wajahnya berseri melihatnya masuk ke dalam rumah.
"Masuk dulu, Tante." Widya mempersilahkan Ibu Rani dan seorang wanita muda masuk. Ibunya tidak sendiri, beliau datang dengan kakak ipar Rani. Rani memeluk sebentar wanita muda itu dan menggandengnya masuk.
"Maaf ya, Bu, aku lupa Ibu mau datang. Jadi nggak bisa jemput."
"Nggak papa, ada Putra, kok. Oh iya, Put, temanmu nggak disuruh masuk, to?"
"Teman? Sejak kapan kamu ngajak temanmu main ke rumah, Put?" Grace datang membawa nampan minuman.
"Bukan temanku, kok." Putra yang tadi ada di teras kembali masuk diikuti tiga orang laki-laki yang tidak asing.
Jin, Hoseok, dan Jiminnie masuk dengan senyum merekah di wajah mereka. Oke, Ibu Rani sama sekali tidak tahu kalau ketiga laki-laki itu adalah selebriti, idol grup yang sedang tenar-tenarnya bahkan di Indonesia.
...
Kedatangan ibu Rani yang mendadak itu sudah membuat seisi rumah panik, ketambahan sekarang tiga member BTS juga ada di rumah mereka.
"Tadi aku mampir ke supermarket di depan kantormu, ngantar ibumu beli apa lah itu, terus ketemu mereka. Ya aku ngobrol aja, wong pernah ketemu. Terus ibumu malah nawarin mereka ikutan makan di rumah. Ya aku bisa apa?" Putra menjelaskan setengah berbisik pada tiga gadis penghuni rumah itu.
Rani mengintip apa yang ibunya katakan pada tiga member BTS itu. Ibunya tidak bisa berbahasa Korea, tidak juga bisa berbicara bahasa Inggris. Entah bagaimana cara mereka saling berkomunikasi tapi nampaknya nyambung.
"Ibu nggak lama ya, Ran. Besok pagi Ibu sama Mbakmu ini harus ke Hongkong."
"Ngapain?"
"Ayahmu lagi dinas di sana. Ya nyusulin Ayahmu sekalian liburan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager of Bangtan (✔)
FanfictionRani, gadis asli Indonesia yang datang ke Korea untuk melanjutkan studi arsitekturnya, dan secara beruntung menjadi manajer dari BTS. Pekerjaan yang menjadikannya kaya mendadak itu menuntutnya harus selalu bersikap profesional, dia harus bisa memba...