Chapter 1 Pertemuan [Edited]

22.4K 1.1K 75
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke x Hinata

***

Pagi yang cerah di desa Konoha saat ini. Hinata sedang menyusuri jalanan desa yang ramai. Dengan memancarkan senyumannya, gadis berklan Hyuga itu terlihat sangat menikmati suasana desa konoha yang terasa hangat. Hingga Kemudian..

"Hinata!" Sebuah suara menghentikan langkahnya.

Sang gadis pemilik nama menoleh, "Sakura-chan?"

"Ternyata kau di sini. Aku mencarimu dari tadi," kata Sakura, wanita bersurai merah muda berpotongan pendek itu terlihat terengah-engah karena lelah mencari Hinata yang akhirnya didapatinya.

"Daijobu?" tanya Hinata cemas melihat Sakura yang sedang mengatur napasnya. Melihat keringat yang begitu banyak bercucuran di wajah Sakura membuatnya khawatir. Wanita yang memiliki bola mata hijau terang itu seperti baru saja berlari mengelilingi seluruh Konoha hanya untuk mencari dirinya.

Namu kekhawatirannya dengan cepat dibantah dengan senyuman dan anggukan kecil dari Sakura.

"Tapi ada apa kau mencariku?" tanya Hinata yang menyadari Sakura yang sepertinya terburu-buru.

"Kau dipanggil ke kantor Hokage sekarang. Sepertinya kau akan mendapat misi baru hari ini."

Hinata menaikkan alis, "Misi di hari libur begini?"

Sakura mengangguk kecil, "Kurasa ini ada hubungannya dengan didapatinya kelompok mata-mata di desa kemarin. Karena itu, Kakashi-sensei segera memanggilku dan memintaku untuk memanggilmu juga ke kantor Hokage."

Hinata mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Begitu ya," gumamnya lebih kepada diri sendiri. "Kalau begitu aku bersiap dulu, setelah itu pergi kesana."

Sakura tersenyum dan mengangguk. "Baiklah," katanya. "Kalau begitu sampai bertemu di kantor Hokage, Hinata." Sakura melambaikan tangan kepada Hinata sebelum ia melesat pergi.

***

Hinata telah bersiap dengan pakaian yang biasa dipakainya untuk menjalankan misi beserta beberapa perlengkapan yang diperlukan lainnya. Belum begitu jauh dari ia meninggalkan mansion Hyuga, perhatiannya tiba-tiba teralihkan oleh seorang anak laki-laki yang menangis tepat di depan sebuah kedai di tengah desa.

"Hei, kenapa kau menangis?" tanya gadis bersurai indigo itu sambil membelai lembut anak rambut anak laki-laki yang baru dihampirinya itu.

Menyadari keberadaan Hinata yang telah berdiri di hadapannya, anak itu menghapus sebagian air matanya yang masih membasahi pipinya dengan kasar, ia masih  terisak, "Obat untuk kaa-san," jawabnya terbata-bata, "Aku kehilangan uang untuk membelikan obat kaa-san yang sedang sakit." Anak itu berusaha menahan tangisnya sebelum kembali pecah. "Padahal Itu satu-satunya uang yang kami punya. Kalau tou-san masih ada, kami pasti tidak akan kekurangan uang seperti ini."

Tangan Hinata membelai pipi anak itu lembut, berusaha menenangkan. "Anak tampan sepertimu tidak boleh menangis." Ia tersenyum hangat, lantas setelah itu Hinata merogoh tas misinya, mencoba meraih dompet yang ada di dalam sana, lalu mengeluarkan beberapa uang yang dipunyainya. "Mungkin ini tidak banyak, tapi kurasa cukup untuk membelikan obat buat ibumu. Jadi jangan menangis lagi, ya."

Anak itu masih terisak ketika menerima uang yang diberikan. Ia menatap Hinata sejenak dengan mata bulatnya sebelum membungkukan badan, "Arigatou gozaimasu," ucapnya, membuat Hinata tersenyum puas ketika melihat senyum anak itu yang akhirnya mengembang.

Hinata baru hendak melanjutkan perjalanannya menuju kantor Hokage setelah anak yang baru ditolongnya itu berlari pergi, tapi sebuah suara tiba-tiba mengalihkan atensinya.

"Kau sudah tertipu."

Hinata mengalihkan pandangan ke arah kedai di mana suara rendah dan datar itu berasal. Dan ia mendapati seorang pria berambut hitam dengan surai yang hampir menutupi sebelah matanya berjalan ke arahnya. Hinata mengenali orang itu. Seorang mantan anggota dari tim 7 yang dulu dipimpin oleh Rokudaime Hokage sekaligus seseorang yang berkontribusi besar saat perang dunia ninja ke-4. Uchiha Sasuke.

"Apa maksudmu?" tanya Hinata pada akhirnya, ketika pria itu telah berdiri tepat di hadapannya.

Hinata sampai mengira bahwa pria itu tak akan menjelaskan pertanyaannya lebih lanjut karena pria itu hanya diam menatapnya dengan datar tanpa berkata apa pun, tapi pikirannya kemudian terbantahkan saat Sasuke membuka mulut dan bersuara, "Kau sudah ditipu oleh anak itu," kata Sasuke mengulangi ucapannya. "Aku baru saja melihat anak itu bersama ibunya yang sama sekali tidak sakit," lanjutnya.

Hinata tertegun, sementara pemuda Uchiha itu masih menatapnya dengan ekspresi yang sama, sampai kemudian gadis bermata bulan itu menunduk dan bergumam pelan, lebih kepada dirinya sendiri. "Aku tertipu lagi, ya."

Sasuke menatap Hinata dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Keningnya mengernyit samar, tapi tak ada yang memahami apa yang berada dalam pikiran pemuda itu. Suasana menjadi sunyi untuk beberapa saat. Bahkan suara hiruk pikuk desa kini seakan ikut diam atas keheningan mereka.

Setidaknya sampai salah satu dari mereka kemudian kembali bersuara. Seulas senyum kecil yang membuat wajah cantiknya semakin manis terulas di wajah gadis itu. "Sekalipun anak itu berbohong, dia pasti melakukannya karena membutuhkan uang," Hinata tersenyum, "Karena itu aku tidak menyesal telah menolongnya."

Bibir Sasuke masih terkatup. Tak ada reaksi yang berarti terlihat di wajahnya selain kerutan samar pada keningnya yang masih belum sepenuhnya hilang.

"Kau ...." Baru satu kata yang akhirnya terucap di bibir pria berambut gelap itu, namun ia tak melanjutkan ucapannya.

Kening Hinata ikut berkerut. Matanya membentuk tatapan bertanya, menantikan apa yang hendak dikatakan oleh lawan bicaranya, namun tak kunjung terucap. "A-apa?"

Tiga detik lagi yang kembali terisi kesunyian.

"Lupakan saja," kata Sasuke pada akhirnya. Kalimat singkat diikuti tubuhnya yang berpaling lantas melangkah pergi begitu saja. Meninggalkan Hinata yang masih memandangi punggung lelaki yang telah jauh itu dengan tatapan heran

***

Tok ... tok ... tok ....

"Masuk."

Hinata telah tiba di kantor Hokage. Setelah dipersilahkan, ia lantas membuka pintu dan berjalan masuk. Di depan meja Hokage, sudah ada dua orang anggota tim 7 yang telah lama dikenalnya, Sakura dan Naruto.

"Kau terlambat Hinata," kata Sakura, gadis bermata hijau terang itu ketika Hinata telah mengambil tempat berdiri di samping mereka.

"Maaf, tadi ada sedikit masalah di perjalanan," jawab Hinata tersenyum menyesal.

"Masalah? Kau baik-baik saja, Hinata?" Naruto, pemuda berambut kuning itu bertanya heboh.

Hinata mengibaskan tangan cepat, "Hanya masalah kecil," katanya tersenyum, mencoba meyakinkan pemuda itu yang tampak tak percaya. "Tidak ada apa-apa. Semuanya baik-baik saja."

"Jika terjadi sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan membantumu kapanpun kau butuh bantuan!" kata Naruto bersemangat. "Kita sebagai sesama shinobi Konoha tidak perlu sungkan untuk--"

Hatake Kakashi, sang Hokage keenam, tiba-tiba berdeham. Membuat pemuda bersurai kuning itu sadar telah mengabaikan Hokage dan malah berceloteh panjang lebar. Naruto meringis sebentar setelah ditarik Sakura dengan paksa untuk berdiri kembali dengan sopan di posisinya.

"Tapi, ada misi penting apa?" tanya Hinata kemudian ketika suasana menjadi sedikit lebih baik.

Kakashi menegakkan badan dari sandaran kursi Hokage dan melipat kedua tangannya diatas meja. Tatapannya datar, namun semuanya tahu bahwa mantan guru tim 7 itu sedang memikirkan hal yang serius.

"Kalian akan kuberi misi untuk membawa gulungan rahasia ke Ishigakure."

***

.
.
To be continued

Let Me Be With You [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang