"Ayo! Kakak bilang, ingin pergi! Cepat nyalakan mobil-nya!"
Hwang Min Ji, gadis itu marah-marah pada sang kakak, lantaran tak menhidup mobil.
"Lebih baik kau tak ikut. Kakak takut, kau didorong lagi oleh-nya."
Min Hyun merasa gelisah, bila adik-nya ikut. Sudah lima kali melarang, tetap tak didengar.
"Sudah ku bilang, aku tahu cara-nya! Jalankan saja mobil ini! Ia, tak akan mendorong ku. Percayalah,"
Karena bantahan sang adik, Min Hyun menyalakan mobil, lalu mengendarai menuju rumah sakit. Jujur, pria itu menyerah akan melarang.
Begitu sampai, Min Ji segera turun dan berlari. Bahkan, gadis itu meninggalkan kakak tengah memarkir mobil.
"Min Ji! Tunggu!"
---
Kini, sampailah ruang nomer dua puluh sembilan. Gadis itu menghela napas, kemudian menggeser knop pintu.
"Astaga!"
Min Ji mendekap mulut. Pandangan itu, Membuat-nya ketakutan.
Park Ji Hoon, ia nangis menjerit Sambil menarik kaki perawat. Wajah-nya penuh keringat, sama seperti perawat itu.
"CARIKAN KAKAK KU!!"
"Saya tak tahu, Park Ji Hoon!"
Ji Hoon menangis lebih kencang. Seperti-nya, mendengar kata 'tak tahu', membuat hati lebih sakit.
Nekat, Min Ji mendekat. Ia, melerai pertikaian dalam sana.
"Hentikan!" Gadis itu melepas tangan Ji Hoon dari kaki perawat.
Namun,
Begitu pandangan bertemu, Ji Hoon segera menjauh, berlari menuju sudut ruangan. Sekali lagi, ia takut pada Min Ji. Entah, apa alasan-nya.
Kim Yong Guk, perawat itu bernapas lega, lantaran kedatangan adik Min Hyun. Jika tak ada yang datang, tak tahu seperti apa jadi-nya.
"Hwang Min Ji!" Min Hyun, pria itu datang gesa-gesa. Selang detik kemudian, ia menghela napas, karena tak ada yang terjadi pada sang adik.
"Kakak, dan... Siapa nama kakak?" Min Ji, ia bertanya pada perawat di samping-nya.
"Kim Yong Guk."
Gadis itu mengangguk. "Baiklah. Kakak, dan kak Yong Guk, silahkan keluar. Biar aku yang mengatasi pria itu."
Kedua pria -Min Hyun dan Yong Guk- saling menatap. Apa yang terjadi pada gadis ini?
Min Hyun mengerut kening, "Kau ini, kenapa? Kau tidak gila, kan?"
"Sudah, keluar saja! Aku tak perlu pertanyaan kalian. Aku ingin Ji Hoon melanjutkan tidur-nya. Ada satu cara."
Cepat, Min Ji mendorong pelan kedua orang menatap bingung.
Kedua pria keluar, Min Ji segera menutup pintu.
Tersisa mereka berdua, Ji Hoon dan Min Ji. Sebagai awalan, gadis itu merasa canggung. Alasan, ia tak pernah satu ruang bersama seorang pria, kecuali Min Hyun.
Min Ji menatap pria itu, dari kejauhan. Terlihat, Ji Hoon tengah menunduk sudut ruangan, menampakkan mimik takut. Sedang wanita itu, mulai duduk dan bersandar pada tembok.
Seketika, netra menangkap remukan kertas, yang Ji Hoon buang dua bulan lalu. Dan, tepat sekali. Kertas tersebut berada depan kaki pria itu.
Tanpa ragu, Min Ji mendekat, guna mengambil kertas. Ji Hoon menyadari kedatangan, segera berlari menuju sudut ruangan -yang lain-. Semakin dekat, semakin takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby || Park Ji Hoon ✔️
Krótkie Opowiadania[Completed] Usai kejadian mengenaskan, sebuah keputusan mengatakan agar sejoli ini mendekap sementara di rumah sakit jiwa. Siapa yang menyukai tempat menyeramkan itu? Sudah pasti tidak ada. Park Ji Hoon, ia kesepian. Hidup menderita setelah kehilang...