Lullaby↪Ten

961 133 27
                                    

A.NSilakan setel lagu ter-ballad kalian (yang paling sedih alurnya) di beberapa bagian cerita demi kenyamanan saat membaca^^

Happy reading guys!

---

Selama tanggal merah berlangsung, pria surai cokelat kemerahan hanya menggenggam ponsel. Sesekali membuka kontak mencari nama 'Yoo Mi ssaem'. Dia tidak menelpon justru hanya melihat.

Ia malas beranjak. Maka itu hanya berdiam diri dalam kamar. Tak ada yang menemani sebab sang ibu tengah melanjut rutinitas. Intinya dia hanya sendiri di sana.

Lagi-lagi pria itu menatap layar ponsel. Bimbang akan menelpon, itulah yang dirasa. Setiap saat ia mengingat cerita sang ibu.

Flashback on,

"Yakin menyuruh ibu pergi? Tak mau tahu kisah sesungguh-nya?"

Rahang-nya menegang. Ingin membuka selimut tetapi malu menghampiri. Terlalu lama, "Yasudah kalau tidak mau." Ia pergi.

Pemuda itu menerima. Segera ia kejar sang ibu agar mendekat seperti tadi. Tak ada ekspresi namun hati bergetar.

Pria surai merah hati merenung sembari berpaling wajah. "Jelaskan sekarang."

Yang diminta bercerita pun tertawa keras. Segera ia bertanya. "Marga mu Park, kan? Marga Ji Hoon Park juga, kan?"

Woo Jin mengangguk. Benar. Kedua insan tersebut memiliki marga yang sama.

"Sudah mengerti?" Yoo Jin, ibu dari pemuda itu kembali bertanya. Raut wajah bingung terlihat jelas dari sang anak.

Anak itu sangat lucu hingga membuat Yoo Jin tertawa. Tak lama wanita itu mengelus surai anak-nya. Ia mendekat.

"Pikirkan, sayang. Marga kalian sama. Pertanda ayah kalian juga sama."

Mata-nya melebar. Benar! Selama ini apa yang ia pikirkan? Pantas. Kadang mereka -Ji Hoon dan Woo Jin- mendapat selera yang sama.

"Sudah pernah melihat ayah mu?" Woo Jin menggeleng.

Wanita itu mendesah panjang. Sebab banyak kata yang keluar selanjut-nya. "Dengar Woo Jin. Ibu mengandung mu di luar nikah. Ayah mu menikah lebih dulu bersama ibu Ji Hoon, si janda itu. Namun ia lebih lama menjalin kekasih dengan ibu. Ibu marah begitu mendengar pernikahan mereka. Ibu menaruh dendam pada ayah mu dengan cara bercerita tentang kehamilan ibu pada ibu Ji Hoon satu bulan usai pernikahan. Masalah-nya ibu Ji Hoon juga tengah mengandung."

Yoo Jin menangis. Sang anak hanya mengelus bahu ibu-nya. Jujur. Anak itu juga menitih air mata.

"Ibu menceritakan semua. Karena marah, usai melahirkan ibu Ji Hoon bercerai pada ayah mu. Wanita itu meninggalkan bayi-nya dalam rumah serta kakak dari bayi itu. Mereka pergi tanpa sepatah bekal untuk kedua anak."

Sang ibu makin terisak. Ia tak kuat bercerita menyangkut suami-nya sendiri. Bakhan sampai sekarang ia tak mau mencari ayah baru untuk Woo Jin.

"Ibu minum dulu." Akhir-nya pria surai merah hati merasa khawatir. Ia masukkan segelas air dalam mulut Yoo Jin, bukan memberi-nya.

"Terima kasih, nak. Lalu semua pergi. Ayah mu segera menikah pada ibu. Ibu juga sudah melahirkan. Dua bulan usai pernikahan, ayah mu bunuh diri. Pria itu jujur bahwa dia tak pernah mencintai ibu. Ibu hanya permainan semata bagi-nya."

Tanpa segan Woo Jin menangis depan sang ibu. Yoo Jin merentangkan tangan guna memeluk putra semata wayang. Woo Jin juga membalas cepat.

Lullaby || Park Ji Hoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang