beberapa hari setelahnya, entah ada setan apa, sewoon mau diajak dinner oleh jaehwan. mereka berdua makan malam disebuah restoran yang sepi. biasanya, suasana seperti ini cocok untuk berpacaran. tapi bagi mereka, setting tempat ini membuat suasana menjadi sangat awkward.
"bunganya bagus, ya," jaehwan dengan garing menyatakan pendapat tentang dekorasi restoran diatas meja makan.
"iya," jawab sewoon singkat.
dan kemudian, suasana menjadi hening kembali.
"bunganya bagus, ya,"
"kan tadi udah dibahas, mas jaehwan,"
malam ini terasa begitu canggung. apalagi makan malam bersama dengan seseorang yang memang tidak sewoon sukai.
dalam hati, sewoon berharap agar pria didepannya ini tidak menyatakan cinta padanya. sewoon tidak butuh tambahan masalah. diketahui bahwa donghan baru saja menyatakan cinta padanya membuatnya pusing tujuh keliling.
banyak yang bilang, donghan suka sekali tebar pesona pada pria dan wanita lain. lebih buruknya lagi, donghan juga penabur benih. namun yang satu ini, sewoon tidak mau percaya. mungkin itu kabar yang tidak benar. yang jelas, kabar buruk itu membuat sewoon tidak bisa menjawabnya dalam waktu yang dekat.
namun yang lebih jelasnya, sewoon benar-benar berharap, jaehwan tidak akan menyatakan hal yang sama malam ini.
donghan dan jaehwan tentu sangat memiliki kepribadian yang berbeda.
donghan itu lucu, jehwan itu garing.
donghan iti seru, jaehwan itu boring.
donghan itu ganteng, jaehwan itu... ya lumayan.
pada akhirnya, sewoon memang lebih nyaman dengan donghan.
namun, sewoon pun mengakui bahwa donghan dan jaehwan sama-sama pintar. tidak hanya itu, sewoon juga paham, kalau diluar kantor, sosok pria seperti jaehwan pasti sudah diincar untuk dijadikan seorang pemimpin rumah tangga.
hanya ada dua macan kemungkinan bahwa, jaehwan adalah orang baik yang sulit bergaul dengan seseorang, atau dia adalah seorang psikopat.
"sewoon," jaehwan dengan gugup memecahkan keheningan.
diseberang meja, sewoon terus berdoa ini bukan kembali soal bunga atau menyatakan cinta.
"saya ingin kamu menjadi pacar saya,"
"..."
"niatan saya tulus. kalau sama kamu, saya gak ada niatan main-main,"
mereka terdiam sebentar.
"sebelum kamu jawab iya atau tidak. kamu berhak tau bahwa dengan kamu, saya gak ada niatan putus. gak ada niatan liat gimana nanti,"
sewoon tau apa yang dimaksud jaehwan.
jaehwan secara halus berkata bahwa dia menginginkan hubungan ini berakhir pada pernikahan. diumur 22 tahun, sewoon juga memiliki niatan yang sama.
"mas jaehwan... kalau begitu, mas jaehwan juga berhak tau bahwa beberapa hari lalu, donghan menyatakan hal yang sama,"
"..."
suasana kembali awkward.
"saya inginnya ya, kamu terima saya,"
"..."
"sewoon..." jaehwan menatap sewoon dalam-dalam. "terima saya. jika kamu lihat bahwa saya adalah perhiasan dunia dan akhirat yang baik untuk kamu,"
"..."
"karena... kamu adalah perhiasan dunia dan akhirat untuk saya,"
sewoon bungkam. ini adalah kali pertama, jaehwan membuat sekujur tubuhnya mendadak lemas.
