sudah tiga tahun, ibu kim menjadi seorang janda. bapak kim meninggal dengan tenang—mengetahui bahwa dia berguna bagi keluarganya. almarhum adalah seorang perencana yang baik karena prinsipnya dalam membangun keluarga adalah selesaikan masalah sebelum masalah itu datang. karena baginya, keluarga ini adalah tanggung jawabnya, di alam manapun dia berada.
dan selama itu, ibu kim mulai membangun usaha baru. dia membuka warung nasi di kota kelahiran mereka, bandung.
satu tahun berikutnya, ibu kim membuka warung lagi. hingga pada akhirnya, warung kecil tersebut sudah berubah menjadi delapan dengan 60 karyawan didalamnya.
▪▪▪
hari ini, ibu kim berniat mendatangi rumah teman dekatnya dulu saat di masa kuliah, ibu jung. berhubung sudah lama tidak bertemu dan temannya itu baru pindah ke daerah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, akhirnya ibu kim berinisiatif untuk mendatangi rumah temannya itu dan sekalian bersilaturahmi.
"silakan masuk, jeng!"
ibu kim pun memasuki rumah ibu jung setelah diperlakukan seramah mungkin.
"ini cucunya? lucunya," ibu kim mencubit pipi bayi yang sedari tadi digendong oleh ibu jung saat dia mulai memasuki rumah tersebut. "ini cucu ke...?"
"kedua, jeng. iki anaknya mas yang pertama,"
ibu kim tiba-tiba mengalihkan pandangannya kearah pria yang baru saja memasuki rumah. "loh, ini sewoon? udah gede ya sekarang. tante hampir gak ngenalin,"
pria yang baru memasuki rumah itupun langsung menghampiri kedua wanita paruh baya yang sudah duduk diruang tamu serta mencium telapak tangan masing-masing sambil tersenyum kecil.
"tenang. tante gak akan nanya kapan kamu nikah," ibu kim mencoba mencarikan suasana.
sewoon tertawa. "terimakasih, tante. capek juga ditanyain terus,"
"kamu itu terlalu milih-milih sih, mas," ujar sang ibu menimpali.
"bukannya gitu, bu. cuma belum ada yang cocok aja,"
kemudian, para ibu-ibu hanya tersenyum.
"oh, iya. kalo jaehwan, apa kabarnya, ceu?"
"alhamdulillah, baik. tapi sama, tinggal jaehwan aja yang belum nikah,"
ya begitulah. daniel sudah menikah lima tahun yang lalu dengan seungwoo setelah empat tahun berpacaran. pernikahan mereka patut disyukuri karena keduanya sudah dikaruniai satu orang anak. jadi bisa dikatakan bahwa ibu kim kini sudah menjadi seorang nenek; beliau sudah memiliki seorang cucu.
kemudian, pandangan ibu jung berpaling pada sewoon. "tante kim iki hebuaaaat loh, mas. dia ngurus dua anak sendiri. bikin rumah makan sendiri. dari satu sampe.. sampe berapa, jeng, sekarang?"
"delapan,"
"nah, iya. delapan!"
sewoon ikut terlejut. "wah tante hebat, ya,"
ibu kim hanya memandang sewoon dengan tersipu. dia dapat melihat bahwa pria didepannya ini mengatakannya dengan hati yang tulus.
"jaehwan sekarang umurnya udah berapa, ceu? kerja dimana ya?" tanya ibu jung santai tanpa repot-repot bahwa dia sedang menggendong bayi sekarang.
"sudah 25 tahun," jawab ibu kim. "kerja diperbankan,"
"sewoon juga, tante. ngomong-ngomong di bank apa ya?"
"aduh, tante lupa namanya," balas ibu kim malu-malu. maklum faktor umur suka lupa ini-itu.
seisi ruang tamu langsung diisi dengan tawa. tapi itu tidak berlangsung lama karena sewoon meninggalkan kedua wanita paruh baya tersebut sambil membawa si dede bayi ke ruang tengah.
"jeng.." ibu kim berbisik pada wanita disebelahnya.
"ya, ceu?"
"gimana kalo kita kenalin jaehwan sama sewoon?"
