jaehwan menyender ke kursi kerjanya. kemudian terdiam sebentar. niatnya hari ini, dia akan mengajak sewoon untuk majan siang. namun, kabinnya tiba-tiba diketuk dari luar. muncul lee daehwi.
"paaaaak,"
"ya, daehwi?"
"makan siang, yuk. ada yang mau ditanyain nih," ujar daehwi.
"maaf, tapi saya ada rencana makan siang dengan orang lain,"
akhir-akhir ini, setelah jaehwan memperbaiki penampilannya, daehwi memperlihatkan perilaku yang berbeda. padahal sebelumnya, dia begitu cuek dengan jaehwan.
mendengar itu, daehwi langsung merengut.
"yaudah," ujarnya sambil berlalu.
baru akan membuka email dan mengirim sesuatu pesan ke sewoon, ponsel jaehwan berdering tanda ada telepon masuk. dia melihat nama yang tertera dilayar, sanggyun.
"yes, sanggyun?"
"bisa ke ruangan saya?"
usai menutup sambungan telepon, jaehwan langsung menghampiri kantor sanggyun.
"ah, jaehwan. duduk,"
"ada apa, sanggyun?"
"hasil studi dari market intelligence kita udah keluar. dan terdapat beberapa penemuan yang menarik,"
"oh ya? apa itu?"
sanggyun memalingkan layar monitor sehingga menghadap jaehwan.
"makassar,"
"..."
"potensi disana besar. dan presence kita sangat kecil,"
"dan?"
"saya ingin kamu pergi ke makassar. bantu kepala cabang sana untuk membangun tim micro finance yang solid,"
karier jaehwan lancar berkat keberanian dia mengambil semua tantangan yang ada didepan matanya. tapi, untuk yang pertama kalinya, setelah empat tahun berkarier dibank ini, mendadak dia merasa ragu.
"kamu tidak terlihat semangat,"
jaehwan diam saja. dia benar-benar ingin mendekati sewoon. dan, posisinya ini sangat tidak aman karena ada donghan yang juga terlihat menggebu-gebu.
"apa kita tidak bisa kirim orang lain?"
sanggyun terdiam sebentar. kemudian, dia berkata, "you're the best one we have, jae,"
keduanya langsung terdiam.
"satu bulan, ya, sanggyun?"
"saya berpikir membangun tim bukan pekerjaan yang mudah, jae,"
"saya yakin. dengan hanya satu bulan, saya akan bangun tim disana dengan baik. atau tidak sampai selesai. setelah selesai, saya balik, ya?"
"ok, deal,"
hal-hal seperti ini memang sering terjadi didunia kerja. atas dasar berbagai alasan, atasan datang pada bawahannya untuk menugaskan proyek yang tangguh dengan deadline yang seadanya. apa yang ditugaskan kepada jaehwan masih terasa ringan dengan deadline satu bulan. tapi dia menyadari bahwa ini akan membahayakan pendekatannya dengan sewoon.
karena tidak bisa menolak, jaehwan akan tetap pergi untuk menyelesaikan tugas ini.
▪▪▪
beberapa hari setelah tugas itu diberikan, jaehwan sudah berada didalam mobilnya; sedang dalam perjalanan menuju bandara. dengan perasaan yang resah, dia mengeluarkan ponselnya dan mulai menulis email.
from : jaehwan
to : sewoon
sewoon, saya pamit ya. tugas dulu satu bulan. see you next month.
from : sewoon
to : jaehwan
ok. hati-hati dijalan ya mas. btw kok pake pamit ssgala? kaya yang mau pergi kemana aja
jaehwan berpikir sebentar. dia memutuskan untuk memberanikan diri.
from : jaehwan
to : sewoon
gak tau kenapa deh. yang jelas, udah kangen aja sama kamu.
jaehwan terus memandangi inbox. belum ada balasan.
sesampai dibandara dan turun dari mobil, jaehwan belum juga mendapat balasan.
jaehwan check in kedalam bandara pun, masih saja belum dapat balasan.
hingga pada akhrinya jaehwan menunggu pesawat boarding, inboxnya masih saja kosong.
hhhh
sepertinya, jaehwan sudah tidak ada harapan. bahkan sekarang, dia sudah duduk di dalam pesawat pun, sewoon belum juga membalas pesannya.
sewoon tidak menyambutnya.
cinta jaehwan bertepuk sebelah tangan.
jaehwan sadar. dia sudah merasa kalah. dan sekarang, dia kembali menulis pesan kepada ibunya.
jaehwan : mah, apakabar? udah lama gak sms. jaehwan harus ke makassar satu bulan.
tidak lama, sebuah balasan sms datang.
mamah : alhamdulillah mamah sehat. duh lama banget ya. padahal mamah udah kangen.
jaehwan : maaf ya mah.
mamah : hati-hati dijalan jae. doa mamah untuk kamu.
jaehwan : nuhun, mah. peluk cium jaehwan buat mamah.
▪▪▪
nation imam ku bertambah dAmn,,,
