PR Stunt bagian Keduabelas

139 7 7
                                    

Multimedia: Ikmal dan Mita.

*--*

Jakarta, 01 Januari 2011

Kembang api meledak disana-sini sehingga menimbulkan suara bising yang memeriahkan dan juga sampai memekakkan telinga.

Disamping itu, Mita memejamkan mata meminta beberapa permohonan di pergantian tahun ini.

Begitu juga dengan Ikmal yang sedang mendekapkan tangannya di dada sambil lalu memejamkan matanya saat ia meminta pada Tuhannya.

Suara riuhnya kembang api mulai berhenti ketika tahun sudah berganti, dan ke-empat pasang mata yang sedari tadi tertutup itu langsung terbuka bersamaan.

Ikmal tersenyum manis sambil lalu memegang pipi Mita dan mengelusnya secara perlahan "Semoga hubungan kita dilancarkan" bisik Ikmal sambil memejamkan matanya yang memancarkan sorot tajam seperti seekor elang.

Entah terbawa suasana atau apa, Mita malah ikut memejamkan matanya dan mulai menarik leher Ikmal untuk mendekatkan wajah mereka.

Deru napas Ikmal terasa merdu dan ber-irama pada pipi Mita yang merah merona, dan tidak sampai tiga detik setelahnya, bibir mereka bersatu memaut dengan indahnya, saling mengecup satu sama lain.

Entah berapa lama mereka menempelkan bibir, namun lama kelamaan rasanya ciuman mereka semakin mendalam dan semakin basah.

Lenguhan Mita bahkan mulai terdengar saat Ikmal dengan beraninya menggigit bibir bawah Mita.

Keduanya hampir kehilangan akal sampai akhirnya Ikmal berhasil menarik diri dan mengakhiri semuanya dengan kecupan kasih sayang di kening Mita.

"Kita nggak bisa ngelakuin itu untuk sekarang, Mita" katanya sambil lalu membawa gadis tomboy itu kedalam dekapannya.

Mita hanya mengulum senyum manja-nya seraya terus-terusan mengusap dada bidang Ikmal yang naik turun bersamaan dengan deru napasnya yang masih saja memburu.

Tepat saat Mita mendongak, gadis itu terkejut setengah mati saat mendapati ekspresi Ikmal terlihat sedang kesakitan.

Dengan perasaan cemas yang melanda, Mita bertanya dengan terburu-buru "Elo sakit Mal?"

Ikmal mengangguk rendah, dan itu membuat Mita jadi panik seketika. "Gue anterin ke dokter ya?" tanya Mita dengan ekspresi yang benar-benar khawatir.

Namun, bukannya beranjak dari tempatnya, Ikmal malah memeluk Mita seraya mengecup kening gadis itu dengan lembut sebelum menjawab "Sakitnya sampe ke pembuluh darah, Mita. Dokter mana yang bisa nyembuhin ini? Yang ada juga kamu yang bisa nyembuhin aku" bisiknya dengan nada kurang ajar.

Setelah menyadari apa yang dimaksud Ikmal, Mita langsung memukul dada Ikmal serta tidak lupa untuk mengumpat "Mesum!" pekiknya di dalam dada Ikmal.

*-PR Stunt by Riska Pramita Tobing-*

Malam sudah semakin gelap saat Ikmal sudah tidak merasa kesakitan lagi, dan lelaki itu mendapati bahwa Mita tengah tertidur lelap di dadanya yang bidang.

Awalnya Ikmal berniat untuk membangunkan Mita karena ini sudah terlalu malam bagi seseorang yang dikatakan sebagai tamu.

Namun, Ikmal jadi tidak tega segelah ia melihat wajah polos tanpa dosa Mita ketika gadis itu tertidur. Dia benar-benar terlihat seperti sosok malaikat yang cantik.

Pun, Ikmal hanya bisa mengelus rambut Mita yang bergelombang. Sekarang rambut gadis itu sudah mencapai bahu, dan dia enggan memotongnya --entah karena apa.

PR Stunt (IKTA) #1 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang