Ch 5: Penemuan dibalik ruangan itu

241 83 65
                                    


Pagi yang cerah, menyapa suasana sekolah yang kini mulai ramai. Setelah memarkirkan motornya, Kenzo berjalan menuju kelasnya dengan kedua tangan yang berada dalam saku celananya.

"Selamat Pagi Kenzo!" sapa Virgo ramah yang kini tengah duduk di bangku. Laki-laki itu hanya bergumam membalasnya.

Kenzo memang sosok yang begitu dingin, tapi terkadang Kenzo memiliki sikap yang berbeda, dan menurut teman-temannya ia benar-benar orang yang sulit untuk ditebak.

Ia duduk di sebelah Virgo dan meraih tasnya yang kini telah berada dalam laci mejanya, dan memeriksa isi tasnya. Hanya berisi sekitar beberapa komik favoritnya dan beberapa buku pelajaran.

"Hei, apa kau tidak dimarahi pamanmu karena pulang subuh-subuh?" tanya Virgo setengah berbisik, karena kini ruangan kelas mulai ramai.

"Tidak, lagi pula beliau belum pulang" balasnya tanpa menoleh Virgo.

"Huh, kau memang sangat beruntung. Kau tahu? Orang tuaku bahkan mengomeliku dan memberikan kata-kata mutiara yang sungguh membuat telingaku retak. Bukannya khawatir, tapi justru membuatku merasa bersalah. Seandainya saja aku hanya tinggal bersama orang seperti pamanmu, pasti hidupku akan lebih baik" ucapnya masih setengah berbisik.

"Begitulah cara orang tuamu menyayangimu!" sergah Kenzo hingga membuat semua pandangan tertuju padanya. Tatapan yang benar-benar berbeda darinya membuat Virgo terpaku.

"Seharusnya aku tidak berbicara tentang orang tua yang mungkin membuatnya teringat akan ayah dan ibunya yang telah menelantarkannya" batin Virgo menyesal.

"Ma-maafkan aku Kenzo" ucapnya lirih, dan laki-laki itu hanya memalingkan pandangannya, hingga suasana menjadi hening.

"Selamat Pagi! Vitra, Lala dan Lion" sapanya ramah kepada ketiga orang yang tengah berjalan secara berurutan menuju bangku masing-masing.

"Selamat Pagi!" balas Vitra tak kalah ramah, kemudian langsung duduk dan disusul Lala di sampingnya. Virgo dengan Kenzo duduk di bangku kedua, baris kedua dari pintu dan Lala dengan Vitra di bangku ketiga sedangakan Lion di bangku pertama.

"Kau sudah tidak apa-apa, 'kan?" tanya Virgo sembari menoleh ke belakang, mencari alasan agar Kenzo bisa tenang.

"Iya, aku baik-baik saja, kok!" balas Vitra. Akhirnya keceriaan Vitra sudah kembali setelah melewati kejadiaan kemarin. Meskipun belum sepenuhnya, namun lebih baik dari kemarin.

Suasana hening sejenak. Seluruh penghuni kelas kini menantikan guru mereka. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07:35. Tidak biasanya guru mata pelajaran bahasa Jepang terlambat.

AAAAA...!

Tiba-tiba terdengar jeritan seseorang dari ruangan lab Biologi yang terdengar begitu jelas, karena kebetulan lab Biologi terletak di samping ruang kelas Bahasa. Meskipun berpisah atap, namun suara itu sangat terdengar jelas.

Seluruh penghuni ruangan kelas Bahasa yang kebetulan hanya terdiri dari satu kelas saja, langsung terhambur menuju lab Biologi. Sementara kelas-kelas yang mungkin ikut mendengar teriakan itu tidak dapat keluar, karena dilarang guru mereka.

Sesampainya di sana, lab yang awalnya begitu rapi kini terlihat sangat berantakan. Berbagai macam peralatan Biologi sudah pecah dan berserakan di lantai. Namun, yang lebih membuat gadis itu berteriak adalah seseorang yang kini telah tersungkur di lantai.

"A-aku datang untuk membersihkan lab ini, ka-karena kami akan praktek, ta-tapi saat membuka pintu, su-sudah begini" jelas gadis itu ketakutan.

Kenzo langsung menyentuh orang yang kini tersungkur dan membalikkannya. Tampak sangat pucat dan sepertinya sudah tak bernyawa.

Hidup Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang