Setelah kejadian kemarin, suasana antar mereka begitu canggung. Vitra benar-benar berubah. Awalnya dia gadis yang sangat ceria dan saat guru menerangkan, gadis itu selalu menutupi kepalanya dengan buku dan tertidur di dalam kelas hingga pelajaran selesai. Namun, saat ini gadis itu sangat antusias untuk belajar bahkan saat guru belum memasuki kelas.Setelah beberapa menit mereka menunggu, akhirnya bel pelajaran pertama berbunyi. Guru bahasa Indonesia segera memasuki ruang kelas, dan seseorang mengikutinya.
Seorang gadis yang tinggi dan langsing, dengan lesung pipi yang begitu indah karena senyumannya. Tanpa buang-buang waktu, pak Jhon langsung mempersilahkan murid itu untuk memperkenalkan dirinya.
"Hi semuanya, perkenalkan nama saya Putri Diandra. Aku harap bisa berteman dengan kalian" ucapnya sembari memperlihatkan senyum istimewanya.
Mendengar nama itu, Lion yang sedari tadi sibuk dengan bukunya langsung menoleh ke arah murid itu. Terukir senyuman ramah di wajahnya ketika memandang murid itu dan sepertinya dia sangat mengenalnya.
Gadis itu langsung dipersilahkan untuk duduk di sebelah Sindy pada bangku keempat dan pelajaran dimulai.
---
Waktu berlalu begitu cepat, dan tak terasa bel istirahat sudah berbunyi. Sebagian penghuni kelas Bahasa memilih untuk ke kantin dan perpustakaan dan sebagian pula yang masih tinggal di dalam kelas dan memakan bekal mereka.
"Lion, aku kangen" ucap murid pindahan itu lirih sembari memeluk sahabat SMP-nya itu. Murid itu begitu canggung dengan kelas barunya, lagi pula dia tidak ingin berbuat ulah dan membuat semua pandangan tertuju padanya.
"Aku juga" balasnya.
"Kok, kamu bisa pindah ke sini?" tanya Lion sembari melepas pelukannya.
"Oh, Papa pindah tempat kerja, jadi aku harus ikut" sahut Putri dan kini Lion mengerti.
"Lion! Kamu dipanggil pak Jhon!" seru seseorang dari depan pintu, dan laki-laki itu adalah Nom, ketua kelas mereka.
Lion segera berpamitan pada Putri, kemudian ia melangkah dan berlalu bersama Nom.
Putri langsung kembali ke tempat duduknya dan mengacak-acak isi tasnya.
"Maukah kau menemaniku ke kantin, Sindy?" tanya gadis itu begitu sopan pada teman sebangkunya yang sedari tadi hanya duduk tanpa kesibukan.
"Kamu tahu namaku?" ucapnya sembari menoleh gadis itu.
"Iya, kamu Sindy dari kelas 9.B yang selalu dapat peringkat bukan?" tanyanya memastikan. "Aku Putri, teman SMP kamu."
"Putri dari kelas 9.A yang populer karena kecerdasan dan kecantikannya" batin Sindy.
"Oh, Putri dari 9.A ya?" tanyanya dan Putri membalasnya dengan anggukan.
Gadis itu langsung memeluk Putri dan kemudian mengantarnya ke kantin. Mereka memang sudah saling kenal saat SMP dan meskipun berbeda kelas dan terbilang tidak akrab, namun karena kecerdasan mereka-lah yang membuat mereka saling kenal.
Sesampainya di kantin, mereka kini duduk di kursi paling pojok dan menyantap makanan yang telah mereka pesan. Canda dan tawa menghiasi suasana perbincangan tentang masa SMP mereka dan kini Putri memperhatikan seisi kantin yang mengingatkannya pada sekolah lamanya.
"Laki-laki itu tampan juga ya?" ucap Putri sembari memperhatikan seseorang yang kini tengah berjalan untuk memesan makanan dan Sindy langsung menoleh ke arah yang di maksud.
"Oh, Kenzo..." ucapnya memperhatikan Putri yang sedari tadi tersenyum manis memandang Kenzo yang sedang sibuk.
"Kau menyukainya?" Pertanyaan itu membuat Putri berlalu dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup Dalam Mimpi
Mystery / ThrillerKehidupan di dalam mimpi adalah kejadian yang sangat membingungkan bagi mereka. Namun, mereka harus menjalani hidup melalui mimpi mereka. Sebuah larangan yang mereka lalui membuat hidup mereka dalam bahaya. Tidak percaya, heran, takut dan gelisah...