Ch 1: Kelas terlarang

505 139 346
                                    

Hari ini adalah ujian kelompok di ruang kelas bahasa.

Masing-masing tim terdiri dari lima orang.

Kali ini Pak Jhon, wali kelas bahasa membagi mereka dalam tiga kelompok.
Tim I
Kei, Sara, Litha, Vivi dan Tsui.

Tim II
Kila, Jein, Karin, Vati dan Nom.

Tim III
Lala, Lion, Virgo, Kenzo dan Vitra.

"Aku satu tim dengan Lion? Aku nggak mau Pak." Sahut Vitra tidak terima.

"Siapa juga yang mau satu tim sama kamu, huh?! Aku juga nggak mau, tahu!" Balas Lion ketus.

"Apa lu bilang!! Heh... Gue ju-"

"Kalau kalian tidak ingin satu tim, keluar dari kelas bahasa!" sahut Pak Jhon memotong kalimat Vitra. Setelah pak Jhon bicara, akhirnya mereka tenang. Dan itulah tim-tim yang dibacakan oleh pak Jhon.

"All right, listen to me" ucap guru mereka.  Dan saat itu, mereka telah berkumpul dalam tim mereka masing-masing.

"Hari ini, misi kalian adalah menemukan sebuah cerita tentang sesuatu yang berhubungan dengan sekolah dan kalian harus meneliti hal yang ingin kalian jadikan sebagai cerita kalian."

"Dan juga kalian akan berkumpul kembali di kelas kita. Sekarang pukul 11:30, jadi waktu kalian adalah tiga puluh menit. Poin untuk tim yang paling cepat dan bagus adalah delapan puluh. Jadi silakan kerja sama. Tiga puluh menit, dimulai dari sekarang!" seru Pak Jhon. Dan masing-masing tim segera bergegas.

Tiga tim tersebut menyusuri beberapa ruang kelas yang kosong dan mengelilingi halaman sekolah.
---

Tidak lama kemudian, tim II kembali paling awal yaitu pukul 11:45 dan segera disusul kelompok I. Perbedaan waktu mereka adalah lima menit.

Sementara itu, tim III masih berjalan di koridor.

"Teman-teman, ayolah mungkin hanya tim kita yang belum punya cerita, keluarkan ide kalian" ujar Lala membujuk teman-temannya.

"Aku nggak bakalan bisa punya ide kalau satu tim dengan dia!" sentil Vitra.

"Kamu pikir aku juga mau kerja sama dengan kamu?!" balas Lion risih.

"Hei kalian berdua, sampai kapan kalian akan terus begini? Virgo mulai kesal.

"Kenzo! Ayolah keluarkan ide yang kau miliki, jangan diam terus" gerutu Lala. Namun Kenzo tetap bungkam dan terus melangkah.

"Ampun deh...! Kalau satu kelompok dengan kalian, bisa-bisa nilaiku bakalan hancur" ucap Lala kesal.

Mereka terus berjalan tanpa menemukan apa-apa, hingga mereka berada di depan kelas paling pojok dan berhenti di situ.

"Saling beradu mulut memang tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan kita sudah berada di depan kelas paling terakhir, tapi tidak ada ide yang kita dapat" ujar Virgo mengeluh.

"Huh! Laki-laki yang dingin, dua cewek yang saling bermusuhan. Memang tidak akan menghasilkan apa-apa kalau begini" gerutu Lala. Namun mereka bertiga tetap cuek.

"Waktu kita tinggal satu menit" sahut Virgo seraya melirik jam tangannya.

"Apa??!!" Pekik Lala, hingga membuat teman-temannya menutup kuping mereka.

"Sudah berakhir!" ucap Virgo melirik jam tangannya lagi.

KREK!

Tiba-tiba pintu ruang kelas paling terakhir terbuka. Dan pandangan mereka tertuju pada ruang kelas itu.

"Wow! Kenapa pintunya terbuka sendiri?" ucap Virgo mendekati pintu itu dan teman-temannya juga menyusul.

"Aku penasaran dengan ruang kelas ini, di dalamnya terlihat gelap" lanjutnya seraya melangkahkan kaki kanannya.

Hidup Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang