Ketika kepulangan ketiga orang itu dari rumah istri Pak Roi, suasana antar mereka begitu berbeda--- banyak hal yang masih tersembunyi tentang kasus itu, banyak hal yang masih dibutuhkan Vitra untuk memenuhi kepuasan hatinya.Gadis itu hanya diam seribu bahasa memperhatikan suasana jalan dari jendela mobil. Angin yang begitu sepoi-sepoi membuat rambutnya terombang-ambing.
"Apa pamanmu pernah menceritakan tentang Alica Putri?" tiba-tiba suara Lion membuat gadis itu langsung menutup kaca mobil dan menolehnya.
Wajahnya masih berlukiskan ketidakpuasan--- ia tidak menjawab dan kembali menoleh ke arah sebelumnya.
Suasana menjadi hening...
"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa setelah kematian pamanku ..., kenapa setelah kita mengalami insiden kelas terlarang, semua yang kita alami adalah kejadian yang tidak normal." Perkataan Vitra memecah keheningan.
"Bukankah, saat kita kerja kelompok bahasa Indonesia semuanya masih baik-baik saja ..., lalu kenapa?! Vitra menaikkan tekanannya. "Kenapa ..., kenapa sekarang ini banyak kasus yang terjadi?"
"Kau juga menyadarinya." Kenzo merespon.
"Apa sesuatu telah terjadi?" Tanya Lion.
"Insiden kelas terlarang adalah akar dari semuanya ini."
"Apa maksudmu?"
"Ceritanya cukup panjang, bagaimana jika aku menceritakannya di tempat yang lebih nyaman," tutur Kenzo sembari membelokkan mobilnya ke arah rumahnya.
Kedua gadis itu hanya diam dan mengikuti kemauan Kenzo.
Setelah memasuki halaman sebuah rumah bertingkat dua, kedua gadis itu segera bergegas dari mobil dan mengikuti Kenzo. Tak ada percakapan antar mereka hanya langkah kaki yang terdengar begitu acak.
KREKK...
Laki-laki itu mendorong pintu ke dalam. "Mungkin di rumahku adalah tempat yang tepat untuk mengatakan semuanya."
"Baiklah." Jawab Lion dan Vitra serentak.
Kedua orang itu langsung duduk di sofa, sedangkan Kenzo langsung menuju ke sebuah ruangan yang tak lain dan tak bukan adalah dapur.
Beberapa menit kemudian, laki-laki itu kembali dan membawa sebuah nampan berisikan lima gelas jus anggur dan cemilan.
"Silakan." Katanya sembari meletakkan nampan itu di meja.
"Bukankah kita hanya bertiga? Kenapa ada lima gelas?" tanya Vitra.
"Sebentar lagi akan hadir dua orang." Balasnya. Dan tak terasa suara gesekan pintu pun terdengar.
KREK...
"Kau kurang sopan!" bentak seorang gadis yang berambut hitam panjang terurai.
"Santai saja, lagi pula 'kan ini rumah Kenzo. Aku sudah biasa masuk tanpa mengetok pintu," jawab laki-laki itu. Kenzo dan Virgo memang sudah lama bersahabat, dan dia tidak pernah canggung jika datang ke rumahnya, hanya saja ia sempat penasaran karena ini adalah pertama kalinya Kenzo membawa gadis ke rumahnya.
"Kalian cepat juga."
"Lion, Vitra?" Lala tersentak kaget melihat mereka. "Kenapa kalian ada di sini juga?"
"Kenzo yang mengajak kami," jawab Lion.
"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kau mengumpulkan kami di sini? Dan bukankah ini pertama kalinya kau membawa perempuan ke rumahmu?" pertanyaan Virgo langsung membuat Vitra angkat suara.
"Aku tidak ingin basa-basi lagi, bisakah kau menceritakannya sekarang?" tatap dingin dari Vitra membuat Kenzo dan yang lainnya hanya diam. Kedua orang yang baru saja datang langsung ikut bergabung dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup Dalam Mimpi
Mystery / ThrillerKehidupan di dalam mimpi adalah kejadian yang sangat membingungkan bagi mereka. Namun, mereka harus menjalani hidup melalui mimpi mereka. Sebuah larangan yang mereka lalui membuat hidup mereka dalam bahaya. Tidak percaya, heran, takut dan gelisah...