Ch 16: Kejadian yang tak terduga (2)

158 26 88
                                    


Jam pelajaran di sekolah hanya diisi dengan rasa ngantuk Kenzo, laki-laki itu tidak dapat tidur semalaman. Pikirannya penuh dengan asumsi yang masih ada hingga saat ini.

Sejumlah pasang mata yang memandangnya dengan tatapan khas masing-masing menunjukkan bahwa Kenzo berbeda dari biasanya.

Rencananya untuk menemukan Lion atas insiden kemarin malam tidak berjalan sesuai dengan keinginan, hal yang ia lakukan hanya membuahkan hasil yang tidak memuaskan.

Meskipun polisi masih menyelidiki kasus itu, namun Kenzo tetap saja tidak tenang.

---

Setelah menyelesaikan aktivitas di sekolah, laki-laki itu tidak langsung kembali ke rumahnya. Ia mencoba menenangkan pikirannya di taman yang bersebrangan dengan sekolahnya.

"Apa kau baik-baik saja Lion?" ingatan Kenzo kembali mengarah pada berbagai sugesti dan argumen dari Virgo dan Vitra.

"Aku tidak bisa begini, aku tidak boleh menyerah untuk mencari Lion" ucap Kenzo seolah semangat yang awalnya telah hilang akhirnya kembali.

Kenzo langsung mengambil ponsel dari saku celananya, dan mencari kontak tujuannya. Meskipun dua kali panggilannya tetap tidak terjawab, tapi laki-laki itu tidak menyerah.

"Untuk kali ini saja, aku mohon jawab panggilanku, Lion. Jangan membuatku terus khawatir," laki-laki itu mengontak-gantikkan posisinya--- duduk dan berdiri, itulah yang dipraktekkan olehnya, dan ia tak hentinya menghubungi gadis itu.
---

Ringtone yang terdengar dari dalam crossbody bag yang terletak di atas meja, membuat gadis itu bangun dari tidurnya. Ia mengedipkan matanya dan memperjelas penglihatannya.

"Aku di mana?" batin Lion. Kedua tangan dan kakinya diikat pada kursi dan mulutnya tengah tertutup plester hitam. Gadis itu melirik suasana, dan ia menoleh ke arah ringtone yang sudah berbunyi beberapa kali.

Ia mengguncangkan kursi yang ia tempati, ia berusaha melepaskan diri. Gadis itu melirik seisi ruangan--- mencari sesuatu yang dapat membantunya membuka tali yang melilitnya.

"Kau sudah bangun, yah." ucap orang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Lion sangat ketakutan, ia berusaha untuk berteriak namun tidak bisa.

Suara ringtone yang entah sudah berapa kali berbunyi kembali terdengar, sontak membuat laki-laki misterius itu melangkah ke arah meja tempat ringtone  itu terdengar. Orang itu membuka crossbody bag milik Lion dan mengambil ponselnya.

"Benda ini akan sangat mengganggu, nak... Tapi aku terkejut dengan orang yang menghubungimu" Lion hanya bisa diam, dan terus berusaha melepaskan diri.

"Kau mau tahu siapa yang menghubungimu?" ucapnya seraya melangkah mendekati gadis itu. "Dia anak yang tampan" laki-laki itu berjongkok dan memegang dagu Lion. Ia memperlihatkan layar ponsel itu pada Lion, tertera nama pada layar itu 'Kenzo'.

"Gadis sepertimu sangat beruntung, apa kau mau aku menjawab panggilannya?" ketus orang itu kemudian berdiri.

"Mmmmm...." Lion berusaha berbicara, namun tidak bisa. "Tolong aku Kenzo, aku mohon."

"Sepertinya laki-laki itu menyukaimu, sampai-sampai puluhan panggilan tak terjawab darinya. Bagaimana jika aku mengumpulkan umpan...? Ahhh, atau kalian kujadikan pengganti Vitra." senyuman sinis tampak jelas terukir di wajah orang itu--- seolah dia tengah menyusun skenario yang baik.

Lion gemetar dengan ucapan orang itu. "Kenapa dia mengetahui nama Vitra, siapa sebenarnya orang ini?"

"Kau setuju 'kan? Jika aku menjadikan kalian sebagai targetku?" orang itu memperlihatkan seringainya, seolah rencana liciknya akan berhasil. Lion hanya menggeleng, tanda tak setuju. Beberapa tetes air hangat dari pelupuk matanya mulai terjatuh, ia tidak mampu membayangkan apa yang akan orang itu lakukan.

Hidup Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang