Ch 2: Misteri buku merah darah

332 109 181
                                    

"Huh! Aku pikir sesuatu yang mengejutkan, ternyata hanya sebuah buku" ucap Virgo enteng.

"Jaga ucapanmu!" tegur Kenzo.

Setelah membuka jubah hitam itu, Kenzo terus memperhatikan buku merah darah itu. Buku yang begitu polos tanpa sedikit pun goresan padanya.

"Kita buka saja!" seru Vitra.

"Jangan gegabah!" tegur Kenzo.

"Huh...!"

Suasana hening sejenak, dan buku yang kira-kira tebalnya mencapai kurang lebih seribu halaman itu terus ditatap oleh Kenzo dan juga Lion.

"Sudahlah, buka saja!" ucap Virgo sambil menyentuh dan berniat membukanya. Kenzo pasrah saja ketika melihat tindakan Virgo.

"K-kenapa tidak bisa terbuka?" sahut Virgo heran.

"Membuka buku saja kau tidak becus, dasar lemah! Minggir, biar aku saja!" Sentil Vitra seraya mencoba untuk membukanya.

"Kenapa tidak bisa?" keluhnya.

"Huh! Makanya jangan sok tau!" balas Virgo.

Mereka kemudian bergantian membuka buku itu, namun tidak bisa dan kali ini, Lion yang paling terakhir mendapat bagian untuk membukanya.
Dan cahaya keluar dari sampul buku sontak Lion menyentuhnya, dan mereka semua tertidur.
--

Kurang lebih sekitar setengah jam, akhirnya Lion bangun paling awal. Ia melirik, dan dilihatnya teman-temannya masih tertidur, kemudian ia bangkit dan membangunkan Lala. Teman yang tidur paling dekat dengannya.

"Lala bangun!" ucapnya seraya menggoyang-goyangkan pipinya.

"Apa yang terjadi?" sahut Kenzo kemudian bangkit.

"Entahlah, tapi Lala dan yang lainnya belum sadar" ucapnya khawatir seraya masih membangunkan Lala.

Lima menit kemudian, akhirnya mereka bangun secara bersamaan.

"Syukurlah, kalian sudah bangun!" ucap Lion sedikit lega.

"Apa yang terjadi?" tanya Virgo bingung seraya berdiri dan disusul oleh mereka.

"Aku juga tidak tahu!" balas Kenzo.

Lion menoleh ke arah meja itu, dan dilihatnya meja yang tetap sama dan buku merah darah itu juga masih ada di atasnya.

"Bukunya" gumam Lion, kemudian mereka mendekati buku itu.

"Sebenarnya, apa yang terjadi? Kenapa kita bisa tertidur di lantai dan sekarang sampul buku yang awalnya polos, tapi sekarang kenapa ada gambar yang aneh?" gerutu Lala.

Pandangan mereka berfokus pada buku itu, dan mereka menatapnya bingung dan penuh ketakutan.

"Gambar tangan yang terpotong, apa maksudnya?" ucap Kenzo dalam hati bertanya-tanya.

"I-ini membuatku takut! Ayo... Kita keluar dari sini!"

"Lalu bagaimana kita bisa keluar Vitra?! Pintunya masih tertutup, dan juga ini semua gara-gara lu!" ucap Lala kesal.

"What? What did you say? Heh lu kok malah nyalain gue sih? Yang mulai semua ini tuh Virgo, tahu!" balas Vitra ketus.

"Kok gue, kalian juga yang ikut-ikutan, 'kan?" Ucap Virgo membela dirinya.

"Heh! Gue nggak tahu apa-apa, jadi ja-"

"Hentikan!" sergah Kenzo memotong kalimat Vitra. "Sampai kapan kalian mau berterngkar huh?!" sambungnya. Setelah Kenzo bicara, akhirnya mereka diam dan suasana menjadi hening sejenak.

"Ternyata, wajah datar dan tatapan dinginnya bisa berubah juga!" ucap Lion dalam hati.

"Sepertinya, ini adalah sebuah petunjuk!" ucap Lion setelah suasana hening.

"Kau benar, ini bukan gambar tangan biasa!" sahut Kenzo seraya berpikir, dan teman-temannya masih terus bungkam.

"Simbol tangan!" tebak Lion.

"Iya... Lebih tepatnya itu adalah gambar isyarat tangan."

"Wah...wah! Lion dan Kenzo memang hebat ya!" Virgo memuji, seraya bertepuk tangan.

"Jangan senang dulu, kita belum tahu artinya" sahut Lion lirih.

"Apa kau tahu sesuatu Kenzo?" tanya Lala berharap.

"Sepertinya begitu!" balasnya singkat.
"Ada lima gambar isyarat tangan. Baiklah! Izinkan aku untuk mengingatnya."

"Akan aku bantu... Aku hanya mengetahuinya sedikit, tapi aku harap aku bisa." Lion menawarkan bantuannya.

"Lalu bagaimana dengan kami?" tanya Vitra berniat membantu.

"Tolong berikan aku pulpen dan buku tulis."

"Memangnya punyamu dimana?" sahut Vitra ketus. Namun tidak ada jawaban.

"Kenapa memerluhkan benda-benda itu?  Kau tinggal mengatakan arti isyarat itu  saja bukan?!" gerutu Virgo.

"Aku tidak bisa menghafal artinya tanpa menggambarnya, jadi aku harus mengikuti gambar itu agar bisa mengingat artinya" balas Kenzo cuek.

"Ini...!" Vitra memberikan pulpen dan buku tulis kecilnya yang  baru saja diambil dari saku bajunya.

Kenzo kemudian memperhatikan buku merah darah itu, dan mulai menggambar.

Sedikit demi sedikit, dia mulai mengerti, dan mengungkapkan arti isyarat tersebut.

Sedikit demi sedikit, dia mulai mengerti, dan mengungkapkan arti isyarat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gambar pertama adalah (M)"

"Kedua... Aku kurang tahu gambar ini." ucap Kenzo meringis.

"(I)"sahut Lion antusias.

"Jadi, kau juga mengetahuinya Lion?" tanya Virgo kagum.

"Hanya sedikit" balasnya. Kemudian mereka melanjutkannya.

"Gambar ketiga, (M)" sekarang Kenzo yang melanjutkan.

"Keempat, (P)"

"Terakhir, (I)"

"Jadi artinya adalah-"

"MIMPI??!!" Sergah mereka bertiga kompak memotong kalimat Kenzo.

"Apa maksudnya?" ucap Lion heran.

--TBC--

Cman mw ngajak readers berpikir..

Knapa ya, gmbar pd smpul bku itu mncul waktu Lion yg sentuh?

Yo yg mw nebak......tpi ini bkan quis ya jdi nggak brhadiah.

Eh...eh..m'f ya klau gmbarx jlek, so itu gmbar manualku sndiri, jdi jlek...m'f
Dan pasti kalian udah tw ya arti isyarat tangan tuh kyak gmana, tpi gpp deh. Bagi yg nggak tw aja, itu bkan rekayasa ya itu memang lmbang isyarat tangan. Aku sbnarnya bru blajar jg menghapal simbol" ny sih..hehehe.

m'f ya klau part 2nya bkin klian bingung, tapi udah aku jlasin kok.
M'f juga ya klau critanya gaje gitu... Tapi aku hrap bisa menghibur kalian.

Voment ya... Mkasih bxk.

Akhir kata
Nama samaranku
Theva Hachi

260617...(N)
270617...(P)

Hidup Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang