Jalanan itu nampak sunyi walaupun ramai. Ramai oleh mayat-mayat yang bergeletakan di jalanan. Mereka korban dari sekumpulan orang yang bernama 'beautiful eyes'. Sarah adalah salah satu sekumpulan itu. Tapi dia tak berubah seperti yang lainnya.
Aku jadi kepikiran tentang Bella, anak dari Tante Teddy. Bella juga melakukan operasi mata. Beberapa temanku juga melakukan operasi mata dan jumlahnya tak sedikit. Padahal awalnya operasi itu berjalan baik, namun berakhir dengan bencana. Tapi aku yakin, semua ini akan berakhir saat aku bertemu ibu dan menyembuhkan orang-orang itu dengan obat yang diramu ibu.
Dalam perjalanan, Aileen selalu was-was karena takut ada yang menyetang kami. Namun aku tenang-tenang saja karena kami memilih jalan yang sedikit rahasia karena jalanan itu ditutupi oleh pohon-pohon. Cahaya matahari masuk kesela-sela pohon melukiskan segaris cahaya emas. Namun kami tetap harus memakai senter karena jalanan itu sangat gelap.
Baru saja aku memikirkan tentang jalanan, tiba-tiba muncul sesosok 'beautiful eyes'. Ia berambut pirang pendek sebahu, ia memakai jas berwarna putih dan celana jeans hitam namun terdapat bercak darah. Sepertinya giginya di behel. Dan sekarang ia berlari menuju arah kita. Hanya aku, Kanya, dan Aileen yang dikejar, sedangan Sarah tidak dikejar. Aku langsung mengambil tongkat baseball dan memukul 'beautiful eyes' itu. Namun ia tetap bangkit dengan merangkak. Aileen mengeluarkan tinjunya menuju wajah 'beautiful eyes' itu hingga beberapa giginya copot. Namun yang terjadi selanjutnya adalah, Aileen ditinju balik olehnya. Hal itu membuatku kaget sehingga aku menjatuhkan tongkat baseballku. Dengan cekatan, 'beautiful eyes' itu langsung mengambil tongkat baseballku dan mengejar kami kecuali Sarah. namun , Sarah malah ikutan lari seperti kita, padahal dia tidak dikejar.
Aku menemukan rumah mungil yang sepertinya sudah sangat tua. Tidak ada pagar di sekeliling rumah itu. Tanaman merambati dinding rumah itu sehingga terkesan angker. Bangunan itu di cat putih dan memiliki banyak jendela besar. Tanpa basa-basi, kami langsung masuk ke rumah menyeramkan itu. Pintu depan tidak dikunci, sehingga sangat mudah untuk memasukinya.
Aku melihat ke sekeliling rumah. Disana terdapat tv kuno dan piano yang besar berwarna hitam. Semua barang disana sudah berdebu. Aku melihat tangga menuju keatas dan kebawah.

Tentu saja aku sangat takut kalau harus kebawah, tapi sepertinya lebih aman. Aku berlari menuruni tangga namun aku sempat terjatuh. Teman-temanku yang lainnya tak bisa menolong karena mereka bersembunyi di lantai atas. Aku berusaha berdiri walaupun susah. Saat aku sudah berhasil berdiri, terdengar suara pintu terbuka keras. Ternyata 'beautiful eyes' itu sudah masuk. Aku buru-buru lari menuruni tangga dan mencari tempat persembunyian.
Aku menggigil karena kedinginan. Seluruh tubuhku diam, bahkan jantungku saja terasa sudah berhenti. Aku sangat ketakutan dan tak berani melihat keluar. Aku sekarang bersembunyi di dalam gudang bawah tanah tepatnya di dalam lemari.

Udara dari ventilasi menusukku karena aku tak memakai pakaian yang tebal. Banyak binatang pengerat berkeliaran. Hawa lembap dari sisi manapun, dan bau darah yang ada di sekitarku. Rasanya perasaanku campur aduk antara senang dan takut. Aku takut karena dia mencari-cari diriku. Dan aku senang karena aku memiliki mata yang indah.
Sepertinya pemilik rumah ini adalah peternak atau semacamnya, karena aku menemukan banyak daging di ruang bawah tanah. Tapi yang paling menyeramkan dari daging-daging itu adalah 'beautiful eyes' itu. Ternyata dugaanku salah besar, ia lebih memilih menuju tangga menurun daripada tangga naik. Dan sekarang ia sedang berkeliaran di depan lemari yang aku tepati. Semoga dia tidak tahu aku ada disini.
****
Makasi udh baca. Jangan lupa vommentnya 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful eyes
Mystery / Thriller[Update setiap sabtu/minggu] Pilih, menjadi cantik dan menjadi salah satu dari mereka, atau tak menjadi cantik dan diburu oleh mereka? Ini buka soal kecantikan!! Ini soal aku yang berlari sampai pincang, menangis sampai malam, dan berteriak sampai m...