8 bulan

591 121 53
                                    

hari ini shawn mengajak gue untuk menikmati santap sore di pizza hut. lumayan lah naik pangkat, dari level mcd kfc dan sekarang pizza hut. awalnya gue nggak percaya shawn ngajak gue jalan, karena dia orangnya kan, uhuk, sibuk. gue nggak berani meronta-ronta ke dia buat jalan atau sekedar ngapel, gue sendiri pengin jadi pacar yang perhatian.

"dimakan dong, jangan diem aja." shawn yang duduk di hadapan gue kini sedang mengisi mulutnya dengan milkshake rasa vanila.

"daritadi juga aku udah makan." balas gue.

iya, gue sama shawn udah balikan, dan sekarang usia hubungan kami sudah menginjak delapan bulan. percaya atau tidak, gue berhasil mempertahankan diri gue untuk menghadapi shawn. rupanya rasa sayang gue ke dia memang masih sangat besar.

karena gue bosen makan terus dan ingin seperti pasangan kekinian, gue memutuskan untuk mengambil hp dan berusaha mengambil gambar shawn. mau buat apa? mau gue santet. ya, enggak lah, lo kata gue dukun beranak?

hehe, maaf garing. gue emang lucu orangnya.

"shawn, shawn, sini deh." panggil gue pada shawn yang masih sibuk dengan hidangannya.

"apa?" refleks dia mendongak dan...

cekrek!

gue berhasil mendapat foto shawn lagi makan pizza, walaupun fotonya agak blur. nggak apa-apa, gue cukup puas dengan keahlian jepret menjepret.

"liat dong liat!" ia berusaha meraih hp gue dari genggaman gue tapi gagal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"liat dong liat!" ia berusaha meraih hp gue dari genggaman gue tapi gagal.

"ganteng kok ganteng, nanti aku upload kok. tenang aja." kekeh gue lalu kembali melanjutkan makan.

hening. itu kata yang cukup mendeskripsikan suasana saat ini. kita berdua udah selesai sama hidangan masing-masing, sekarang gue sibuk menghabiskan minuman yang tadi gue pesan. shawn nggak berhenti main hp setelah selesai makan. bukannya gue curiga, tapi gue penasaran, dia lagi chat sama siapa, sih? kok keliatannya seru amat.

penasaran, pun gue memberanikan diri untuk buka mulut. "chat sama siapa, sih? asik bener." sindir gue pada shawn.

shawn mendongakan kepalanya ke gue dan tersenyum. "anak-anak mbak war, biasa lah."

gue lega mendengar jawaban dari shawn. "aku kira sama siapa." kata gue pelan, saking pelannya paling juga shawn nggak denger.

"pulang, yuk!" shawn mengulurkan tangannya ke gue dan bersiap untuk pergi.

tentu saja gue heran dengan sikapnya, nggak biasanya dia pengin cepet-cepet pulang. makanan gue kan belum turun ke perut. "nanti dong, makanannya belum sampe ke perut." tolak gue halus.

"kalo nunggu itu nanti kita pulangnya kemaleman," balas shawn sambil melirik jam tangannya. "udah yuk, pulang." katanya lagi, masih mengulurkan tangannya.

gue menerima uluran tangannya dan segera meninggalkan pizza hut. ketika masuk ke dalam mobil, shawn tampak terburu-buru. gue enggan menanyakan sesuatu sama dia sehingga gue lebih memilih untuk menutup mulut dan menikmati perjalanan pulang malam ini.

tapi ternyata gue tidak bisa menikmatinya. gimana bisa menikmati kalau shawn nyetirnya nggak sabaran? dia nyetir kaya bawa ibu ibu mau melahirkan tau nggak. srugal srugul nggak jelas.

"shawn, pelan-pelan aja napa sih?" kata gue saat ia membelokkan setirnya ke kompleks rumah gue.

"ini aku udah pelan-pelan kok." jawabnya.

"iya, goblok, soalnya lo udah masuk area perumahan," ketus gue. "tadi lo nyetir kaya orang bawa ibu ibu mau melahirkan tau nggak?"

shawn menaikan bahunya dan mengerucutkan mulutnya. berusaha membuat wajah lucu namun gatot; gagal total.

"kamu... nggak lagi nyembunyiin apa-apa kan, shawn?" tanya gue curiga.

"enggak lah!" elak shawn jelas. "emang aku bandar narkoba apaaah?" katanya tak terima.

syukur lah kalau begitu, berarti dia emang nggak lagi nyembunyiin apa-apa dari gue. gue mengangguk mengerti dan melepaskan sabuk pengaman. sebelum turun dari mobil, gue bilang terima kasih sama shawn karena udah ngajak gue jalan.

"langsung tidur, ya, abis ini." ucap shawn lalu mengusap rambut gue dengan sayang.

"ini kan masih jam tujuh," protes gue nggak terima. "gila kali gue tidur jam segini."

"ih, biar waktu tidur kamu nggak kurang tauuuu." balasnya dengan nada lucu dibuat-buat.

gue menggeleng dan mencubit pipinya sebentar. "udah ya, aku masuk dulu, bye!"

"bye, sayang."

pun gue masuk ke dalam rumah dengan beribu-ribu pertanyaan yang bersarang di otak. pasalnya, tadi sikap shawn agak aneh, nggak kaya biasanya. dia terlihat terburu-buru, kaya abis main sama gue, dia masih ada acara lagi. tapi, tadi dia bilang ke gue kalau abis ini dia nggak ada acara, mau langsung pulang soalnya besok ada ulangan bahasa indonesia dari bu kin—guru bahasa indonesia kami.

"udah pulang, chak?" mama menghampiri gue dengan sebotol jus jeruk di tangan kanannya.

"barusan, ma." jawab gue singkat lalu merebahkan diri di sofa ruang tamu.

"tumben jam segini udah pulang," celetuk mama seraya mengusap rambut gue. "biasanya jam sembilan baru pulang." kekeh mama.

"ye, mama nggak seneng kalau aku pulang cepet?" gue balas bertanya.

"bukan gitu, adek," mama meneguk jus jeruknya. "udah sana ganti baju, terus abis itu belajar." nah, ini nih yang nggak gue demen. belajar.

gue memutar kedua bola mata dan mengangguk. "iya, deh."

namanya echak, kalau disuruh belajar malesnya bukan main. alih-alih ganti baju, gue malah cek sosial media gue. instagram, line, whatsapp, dan lain sebagainya. udah lama ini gue nggak buka path, jadi gue memutuskan untuk membuka aplikasi berlambang p itu.

—anggap saja ini path ya, kawan.—

bella
is at mcdonald's with vania
bella: lu lagi

adam
is at stasiun yogyakarta tugu
adam: adem dek

vrisca
is at filosofi kopi jogja with gani, daffa, and diga
vrisca: boys

biyyu
is at waroeng kopi & shisha awan mbengi with shawn, ian, falkhan, ihsan, and titan.
biyyu: eh sorry shawn ke tag :(
shawn: juanc0000qk
falkhan: wedi karo bojomu (baca: takut sama bini lo)

seusai membaca status dari biyyu—anak kelas sebelah—gue langsung mengucek mata. takut kalau gue salah baca apa gimana kan berabe. sekali lagi, gue baca bener-bener tulisan itu.

"tadi katanya mau langsung pulang?" gue ngomong sendiri sama hp.

kesimpulannya adalah shawn bohong sama gue. seharusnya gue marah mengetahui dia udah bohongin gue. marah banget, karena gue nggak suka dibohongin sama orang. apalagi orang itu adalah orang yang gue sayang.

tapi nggak tau kenapa, kali ini gue sepercaya itu sama orang. bisa percaya sama dia.

mungkin sekarang lo nggak tau kalau gue sedang memendam amarah—berusaha keras untuk tidak mengeluarkan seluruh isi kebun binatang.

tejo | shawn ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang