Hari pertama

277 48 94
                                    

Seorang gadis dengan langkah tergesa berlari menuju halte bus dengan kemeja baru kebanggaanya yang tak rapi dan rambut tergerai yang bergerak kesana kemari mengikuti setiap langkahnya.

Waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi, sedangkan kantor barunya mewajibkan  karyawannya masuk paling lambat jam setengah 8, terlebih gadis yang sedang merapalkan doa ini adalah karyawan baru perusahaan tersebut.

Tepat 5 menit kemudian bus datang dan gadis itu menaikinya dengan perasaan cemas.

Ini semua salah Herlena , sahabat alaynya yang semalam menelpon hingga jam 2 pagi.

Awas lu Leen, geramnya dalam hati.

Gadis itu memasang airpods di kedua telinganya, lalu meyalakan lagu kesukaanya dengan senyum yang mengambang. Setidaknya hal kecil semacam ini membuatnya sedikit tenang.

Tinggal di ibu kota sendirian adalah hal yang tidak pernah ia sangka sebelumnya, berawal dari mendaftar pekerjaan coba-coba di perusahaan kosmetik idamannya sejak masa kuliah dan akhirnya di terima, dengan terpaksa ia harus meninggalkan bisnisnya di kampung halaman.

Bus sampai di depan kantor tepat di jam 8 pagi, sudah tak ada harapan lagi baginya karena ia telat setengah jam di hari pertamanya, jika ibunya tau bisa habis di ceramahi 7 hari 7 malam.

"Permisi," Gadis itu memasuki ruang HRD dengan wajah takut yang begitu ketara, membuat pria yang sedari tadi menunggunya memasang wajah geram.

"Putri Gabriella Mellani, Benar?" 

Gadis itu sedikit mengangguk, "Benar, Nama saya Putri Gabriella Mellani , tapi panggil saya Mel saja pak, oh atau Putri. Saya berasal dari Semarang Jawa tengah, dan-"

"Kamu kira perkenalan anak SD?! KAMU TAU INI JAM BERAPA?"

"Depalan"

"Peraturan di sini masuk jam?"

"Delapan"

"Setengah Delapan!" bentak pria itu.

Mellani hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"kok bisa si kamu di terima di perusahaan ini?"

"Takdir" celpos gadis itu tanpa sadar, sudah menjadi kebiasaanya.

Seperti tak punya takut? Ketahuilah Ia hanya pura-pura tak takut, nyatanya tangan kanannya bergetar hebat di balik kantong celana.

"pulang saja kamu!"

"Pak, Pak. Maaf, maaf atas kelalaian saya, saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya tau ini hari pertama saya, tapi mohon pengertiannya... Saya baru sampai di Jakarta semalam, dan harus mencari kantor ini dulu sebelum akhirnya sampai makanya telat" bohongnya dengan wajah memelas dan kedua telapak tangannya saling menyatu.

Pria yang ber name tag Ghandi itupun mendengus , "Baiklah, tapi jika besok di ulangi lebih baik pulang aja ke kampung!"

"iya pak, terimakasih banyak"

Setelah itu, Mellani di arahkan ke sebuah ruang Divisi perencanaan yang berada di lantai 4.

Ia masih tidak menyangka bisa menjadi karyawan di salah satu perusahaan kosmetik terkenal di Indonesia.

"HAI, PERKENALKAN NAMA SAYA MEL! PUTRI GABRIELLA MELLANI, BISA DI PANGGIL MANIS, BISA DI PANGGIL -

"PUTRI!" bentak Ghandi yang tercengang dengan tingkah aneh karyawan barunya.

"nah ituu" sambung Mel.

Ghandi memijat pangkal hidungnya, "sudah sana mulai kerja!"

Mel berdiri dengan canggung setelah Ghandi keluar dari ruangan tersebut, ia mengamati setiap sudut ruangan dan karena tak ada  yang menyambutnya, ia pun memilih untuk duduk dan berdiam diri tanpa tau apa yang harus ia kerjakan.

MARRIED WITH CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang