Hari Pernikahan

79 9 1
                                    

Seorang wanita dengan gaun pengantin putri duyung yang sangat elegan berjalan di altar dengan anggunnya, tak tertinggal senyum yang tercetak di wajahnya. Bunga yang ia bawapun tampak indah dan segar sungguh moment yang sangat menawan.
Baik Mellani maupun Fitri tak henti-hentinya menitikan air mata, tanda rasa haru.
"Si kampret bisa cantik juga ye.." bisik Fitri sembari menghapus air mata dengan tissu.
"ya emang dia cantik. Cuma agak gendeng" balas Mellani.
"Lu kali gendeng, Mel"
"asem"

Taufik yang duduk di sebelah Mellani hanya memutar bola matanya malas ketika mendengar bisikan-bisikan dua wanita cerewet itu.

Semua prosesi telah dilalui, sampailah prosesi ciuman untuk kedua mempelai.

"HAHAHA MANTEP NI! CIUM CIUM CIUM" heboh Mellani dan Fitri sembari bertepuk tangan dengan meriah.

Herlena yang menyadari kehebohan dua sahabatnya hanya menahan diri untuk tidak mengacungkan jari tengah.

Dari kejauhan, seorang laki-laki yang sedang menggendong sang anak tak henti-hentinya mengamati sosok Mellani, padahal ada sang istri yang setia duduk di sebelahnya, tentu saja sang istri menyadari hal itu.

Bellinda berdehem, "deketin aja bal daripada cuma liat dari jauh"

Iqbal tak menghiraukan sindiran istrinya, ia beralih memainkan tangan sang anak.

"Minggu depan acaranya Mellani, mau dateng?" tanya Bellinda

"liat jadwal dulu" jawabnya ketus.

Yah, seperti itulah yang sebenarnya terjadi dalam hubungan suami istri mereka, tak ada yang istimewa, ketika hubunganya hampir membaik takdir tak berpihak pada Bellinda, Mellani harus kembali ke hidup mereka dan membuat sang suami kembali dingin padanya.

"Okey so, tidak ada pelemparan bunga. Tapi bunga ini ku berikan khusus untuk my bestie Mellani yang akan nikah minggu depan, congrats baby!!" ucap Herlena dan di ikuti tepuk tangan yang meriah dari para undangan.

"lu mo maju kaga mel ngasih salam-salam?" tambah Irvan bercanda.

"heh lu kata acara penghargaan" balas Mellani yang membuat para undangan tertawa.

Acara di lanjut dengan resepsi, mulai dari acara dansa hingga makan-makan.

"Kak Taufik, dansa yuk!" Mellani mengulurkan tanganya di depan Taufik.

"dih, wong gendeng" balas Taufik geli

"hisss" sungut Mellani lalu melemparkan pukulan kecil ke bahu Taufik.

"Kalo sama gua?"

Mellani dan Taufik sontak menoleh ke sumber suara,
"luwih gendeng" cibir Mellani yang melihat Iqbal dengan tangan terkulur di hadapanya.

Mellani mencari keberadaan Bellinda dari sudut ke sudut , "istri lu mana?"

"ntah" balas Iqbal dengan acuh, " beneran gamau dansa sama gua Mel? Dulu kan kita sering dansa tuh di tepi danau"

"apasih gajelas banget! Inget istri sama anak lu Bal"

Taufik yang sebenarnya tidak mengerti dengan situasi saat ini, memilih untuk menarik tangan Mellani ke dance floor dan mencoba mengayunkan tubuh bersama dengan Mellani mengikuti ritme musik.

Kedua pasangan itu menari dengan indah, sangat memukau hingga semua mata tertuju pada mereka.

"anjay kek di drakor drakor" sela Mellani dalam tariannya,sedangkan Taufik masih tetap diam tanpa suara walaupun tubuh dan tangannya bergerak dengan lihai.

"kok lu bisa dansa kak?" tanya Mellani lagi

"bakat"

MARRIED WITH CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang