Setelah melewati pengarahan di kelas, para calon peserta didik baru di perbolehkan untuk istirahat. Icha dan brenda memilih untuk ke kantin SMA National High School untuk sekedar duduk-duduk dan memesan minuman.
"Bu, mau es jeruk nya 2 ya." Pinta icha kepada ibu penjual minuman di kantin.
"Baik neng cantik, kalian duduk aja. Nanti ibu yang antar minumannya." Ucap ibu penjual minuman dengan ramah.
"Makasih bu." Ucap icha seraya mengeluarkan senyum manis nya.
Icha dan brenda pun mencari tempat duduk yang kosong. Sangat sulit mencari tempat duduk nya, karena kantin di penuhi siswa dan siswi yang sedang beristirahat. Icha mengedarkan pandangannya. Ia melihat ada tempat duduk kosong, ya walaupun di pojok sih. Tapi tak apa, daripada tidak duduk sama sekali?
"Bren, disana ada yang kosong. Tapi gak papa kan di pojok?" Tanya icha sambil menunjuk meja kosong itu.
"Gak papa lah. Lo mau kita berdiri sampe bangkotan?"
"Hehehe yaudah yuk kesana."
Saat sedang menuju tempat kosong itu, icha menghentikan langkahnya saat ia melihat cowok aneh yang pagi tadi mengganggu nya bersama teman-temannya. Mata nya bertemu dengan cowok aneh itu. Icha pun langsung membuang muka nya mentah-mentah.
Karena melihat icha yang berhenti, sontak brenda pun menghentikan langkahnya juga."Ada apa sih cha? Nanti tempatnya di tempatin orang loh."
"Eeeh kenapa? Oh duduk ya? Yaudah ayo." Ucap icha terbata-bata.
Jarak mulai menipis antara meja cowok aneh itu dengan icha. Icha merasa takut, entah kenapa ada hawa horror disana. Icha mencoba memasang wajah super jutek nya. Langkah nya terhenti lagi karena ada yang memanggil nama lengkap nya. Brenda pun ikut berhenti.
"Claritsa anandhira maurer." Ucap orang tersebut meng-eja seperti sedang membaca sesuatu.
"Nama yang bagus. Nama panggilan lo siapa?" Tanya orang tersebut lagi yang ternyata adalah Radit.
"Bukan urusan lo." Sinis icha.
"Loh, jelas urusan gue lah." Jawab Radit.
"Gue gak peduli." Icha membuang wajahnya nya, karena sudah muak lihat wajah Radit.
"Jutek banget sih lo sama cowok. Kalo kata bunda gue, jadi cewek tuh harus lembut, sopan, gak jutek. Nanti gak ada yang mau sama lo gimana? Padahal lo cantik, tapi jutek lo gak nahan." Ucap Radit panjang kali lebar kali alas kali tinggi. Loh, MTK?
"Itu kan bunda lo, bukan gue."
"Kan lo calon bunda dari anak-anak gue." Sahut Radit yang membuat teman-temannya terkekeh geli. Brenda pun ikutan terkekeh mendengar jawaban Radit. Icha pun memasang wajah horror ke arah brenda dan teman-teman radit. Yang membuat mereka menghentikan aksinya.
"Sadiiiisss serem bener muka nya. Hati-hati bro, di terkam sama macan aja lo, baru tau rasa." Ucap Rizky.
"Kalo di terkam di kamar sih gue ayo-ayo aja sob. Gimana can? Lo mau nerkam gue di kamar kan?" Tanya Radit sambil mengerlingkan matanya ke arah icha.
"Idiiih apaan sih lo semua? Gak jelas banget. Dasar freak. Dan lo! Maksud nya apaan itu 'can'?" Icha menunjuk radit.
"Kan lo gak mau kasih tau nama lo, jadi ya gue kasih aja nama buat lo. Can itu artinya M A C A N. Itung-itung kan gue belajar bikin nama buat anak kita nanti. Hehe."
"Anak gue gak sudi punya bokap aneh macem lo." Sinis icha.
"Loh kok gitu can? Yang ada tuh, anak lo bersyukur bokap nya ganteng kayak model victoria secret."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband?! [ COMPLETED ]
Ficção AdolescenteApa yang lo rasain ketika lo akan nikah di umur lo yang masih 16 tahun?? Dan lo di jodohin sama orang tua lo untuk nikah sama kakak kelas lo yang BADBOY seantero sekolah??" - Claritsa Anandhira Maurer. "Gue bakal di jodohin sama adek kelas gue yan...