Icha POV.
Kring kring
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Hari ini icha malas sekali pulang. Kenapa? Ya, ia tidak akan pulang ke rumah nya. Melainkan ia harus pulang ke rumah cowok yang jelas-jelas paling ia benci.
Apa-apaan sih papah? Segala nyuruh gue nginep di rumah si cowok aneh itu? Gue juga bisa sendiri kali di rumah. Yaa walaupun gue takut. Tapi gak papa lah daripada gue harus tidur di rumah cowok nyebelin itu. Ya tuhan, sabarkanlah hati hamba mu ini. Batin icha.
"Cha, ayo pulang. Lo ngelamun mulu dari tadi. Lo kenapa? Kalo ada apa-apa lo cerita sama gue aja." Tanya brenda.
"Gue gak papa kok, paling lagi gak enak badan aja. Oh iya lo balik aja duluan, gue masih ada urusan sama kakak kelas." Jawab icha.
"Lo buat ulah? Kok sampe urusan sama kakak kelas gitu?" Jurus kepo brenda pun keluar.
"Gak kok, gue emang ada janji sama dia." Jawab icha.
"Oh gitu, ya udah deh gue balik duluan yaa. Oh iya salam buat abang lo dari brenda imut gitu."
"Iya iya, yaudah sana."
Brenda pun pulang, kini icha harus ke kelas XI yang berada di lantai 3. Karena, ia harus ke kelas radit untuk memberi tahu kalau ia akan menginap di rumah nya untuk beberapa hari ke depan. Sejujurnya, icha malas membicarakan ini kepada radit. Yaa tapi apa boleh buat. Ia tak punya pilihan kan?
Icha sampai di depan kelas radit, ada sedikit rasa takut menghampiri dirinya. Bagaimana kalau radit tidak membolehkannya menginap di rumahnya? Hfffttt. Dengan memberanikan diri, icha pun masuk ke kelas radit. Dilihatnya kelas nya nampak sepi, tak ada satu orang pun di kelas itu.
Jangan-jangan dia udah pulang? Terus gue gimana? Kalo gue langsung ke rumah nya, gua gak tau. Ah elah sial banget gue. Gerutu icha.Icha memutuskan untuk keluar kelas kembali. Karena, suasana kelas pun horror. Ia pun membuka pintu kelas dan... Bugh.
Icha merasa menabrak sesuatu yang keras. Icha tidak berani membuka matanya.
Jangan-jangan ini hantu lagi. Atau jangan-jangan ini vampire penghisap darah? Secara kan darah gue manis. Atau.. ini malaikat pencabut nyawa? Icha menggelengkan kepala nya agar menghilangkan pikiran negatifnya.
Dengan takut-takut, icha membuka matanya perlahan. Ternyata yang ia tabrak adalah..."Iiihh cowok aneh!! Lo ngagetin gue tau gak? Untung gue gak jantungan." Teriak icha.
"Lo mau ngapain ke kelas gue? Kangen ya? Udah gue duga, lo pasti gak bisa jauh-jauh kan dari gue? Haha ngaku lo." Jawab radit dengan pede nya.
"Idiih pede amat lo nyet. Gue kesini mau bilang sesuatu."
"Mau bilang i love you? Lo gak perlu ngomong itu duluan ke gue. Yang seharusnya ngomong duluan i love you itu cowok, bukan cewek."
"Apaan sih? Pede banget lo cowok gila! Gue kesini mau.." icha menggantungkan ucapannya.
"Jangan gantung gitu dong ngomongnya, digantungin sakit dek, sakit." Ucap radit dramatis sambil menepuk-nepuk dadanya sesak.
"Terserah lo. Gue cuman mau bilang ke lo, kalo mama gue hari ini ke german nyusul papa sama abang gue. Dan gue disuruh nginep di rumah lo untuk beberapa hari kedepan." Jelas icha.
"Hah? Lo nginep di rumah gue? Tuh kan, bener kan dugaan gue? Lo tuh emang gak bisa jauh-jauh dari gue." Jawab radit seraya mencubit hidung icha.
"Terserah apa kata lo. Gue boleh nginep di rumah lo?" Tanya icha.
"Ya boleh lah. Yaudah gue beres-beres tas abis itu langsung balik ke rumah gue. Udah mau ujan soalnya." Jawab radit seraya masuk ke dalam kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband?! [ COMPLETED ]
Ficção AdolescenteApa yang lo rasain ketika lo akan nikah di umur lo yang masih 16 tahun?? Dan lo di jodohin sama orang tua lo untuk nikah sama kakak kelas lo yang BADBOY seantero sekolah??" - Claritsa Anandhira Maurer. "Gue bakal di jodohin sama adek kelas gue yan...