Radit POV.
04.00 AM
Radit bangun dan melihat jam. Ternyata masih jam 4 pagi. Gumamnya. Entah mengapa tiba-tiba radit terbangun dari tidurnya. Padahal ia tidak merasakan apapun yang membuatnya terbangun.
"Kenapa gue tiba-tiba kebangun ya? Aneh banget. Daripada gue tidur lagi, mending gue sholat malam aja deh." Ucap radit kepada dirinya sendiri.
Akhirnya radit bangun dari tempat tidurnya dan segera mengambil wudhu. Setelah itu, ia melaksanakan sholat malam. Tadinya, radit berniat untuk membangunkan icha juga. Tetapi melihat icha yang sedang tertidur pulas membuat radit tidak tega membangunkannya. Akhirnya radit memutuskan untuk sholat malam seorang diri.Setelah selesai melaksanakan sholatnya, ia kembali ke tempat tidurnya bersama icha. Radit jadi tidak bisa tidur lagi karena melihat icha yang sangat cantik bila ia tidur. Radit menggerakan jemarinya untuk menelusuri wajah istri cantiknya itu. Betapa manisnya icha bila tertidur. Wajah polosnya yang semakin membuat radit senang memandangi wajah istrinya.
"Kalo nanti kita punya anak perempuan, gue yakin senyumnya akan manis kayak lo, matanya akan indah kayak mata cokelat lo, dan bibirnya yang imut kayak bibir lo. Pokoknya semuanya deh." Bisik radit sambil mengelus rambut icha.
"Gak tahu kenapa ya cha, gue pengen banget punya anak. Gue selalu bayangin kita mengurus anak kita berdua. Gue yang kerja, dan lo dirumah sama anak-anak gue. Dan pas gue pulang, kita makan malam bareng di meja makan. Kayaknya bahagia banget ya cha?" Radit masih berbicara pada icha. Ya walaupun ia tahu kalau icha masih tidur. Tapi apa salahnya ia mengatakan semua keinginannya?
"Gak lupa, gue juga bayangin gimana kalo lo hamil. Perut lo membesar. Dan lo kseulitan untuk jalan. Lo lucu kali ya kalau kayak gitu? Haha. Kapan ya kita bisa rasain itu?" Ucap radit. Kini tangan radit mengelus perut rata icha. Radit tahu kalau didalam perut icha belum ada anaknya. Tetapi entah kenapa ia bahagia mengelus perut icha. Ia yakin, suatu saat akan ada radit junior di dalam perut ini.
Lama-lama berdiam menatap icha membuat radit ingin menciumnya. Radit pun mencium kening icha hangat dan penuh rasa sayang. Radit juga mencium pipi icha. Dan yang terakhir ia mencium bibir mungil icha. Tidak, yang kali ini tanpa hisapan atau nafsu. Ciuman kali ini adalah ciuman kasih sayang yang radit berikan untuk icha. Karena sejujurnya, ia memang menyayangi icha.
Icha POV.
"Loh aku dimana?" Tanya icha pada dirinya sendiri.
"Aku kayaknya gak pernah kesini. Ini dimana? Kenapa tempat ini sepi banget? Halo apakah ada orang disini?" Icha masih melihat ke arah kanan dan kirinya. Tempat ini sangat asing baginya. Tempat ini seperti di taman. Oh tunggu, di sebelah sana ada istana! Iya, itu benar-benar istana. Karena icha penasaran, akhirnya ia berjalan menuju istana itu.
Sesampainya di depan istana, ia mendapati seorang penjaga yang berkuda."Ada urusan apa anda datang kemari?" Tanya penjaga itu.
"Hmm, aku tidak tahu. Aku tiba-tiba sudah berada di taman sana. Aku tidak megerti mengapa aku bisa disini. Dan, aku melihat ada istana dari taman itu." Ucap icha kepada penjaga tersebut.
"Lalu, mengapa kau kesini?" Tanya penjaga itu lagi.
"Aku ingin meminta bantuan. Mungkin disini aku bisa meminta bantuan untuk mengembalikanku ke tempat asalku." Jawab icha.
"Tetapi kau tidak bisa semudah itu meminta bantuan disini, nona." Ucap sang penjaga istana.
"Kumohon, aku tidak tahu ini dimana. Ini sangat asing. Kumohon bantu aku untuk kembali ke tempat asalku." Mohon icha. Ia benar-benar tidak tahu ini dimana. Ini sangat asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Freak Husband?! [ COMPLETED ]
Ficção AdolescenteApa yang lo rasain ketika lo akan nikah di umur lo yang masih 16 tahun?? Dan lo di jodohin sama orang tua lo untuk nikah sama kakak kelas lo yang BADBOY seantero sekolah??" - Claritsa Anandhira Maurer. "Gue bakal di jodohin sama adek kelas gue yan...