4 - Olahraga.

142 18 0
                                    

"Siswa putri berlari lebih dulu kemudian disusul oleh siswa putra di belakangnya. Hari ini kita akan berlari keliling lapangan."

Perintah Pak Wira selaku guru olahraga di akhiri dengan teriakan kompak para murid kelas XII IPA 1, mengiyakan perintahnya kemudian mulai berlari.

Semula para siswa berlari dengan tertib dan kecepatan yang sama. Sebelum kemudian Devin tiba-tiba berlari cepat menyusul barisan siswa putri. Tujuannya tak lain tak bukan adalah mengganggu Sheila.

"Yah lama banget sih larinya." ucap Devin saat sudah berada di sebelah Sheila. Sheila sedikit terkejut karena cowok itu tiba-tiba ada di sebelahnya.

"Lo tuh ya, maunya apa sih?" tanya Sheila masih sambil berlari.

"Maunya, lo kejar gue." jawab Devin enteng. Sedangkan Sheila hanya membuka mulutnya. Devin mengajaknya bermain di saat pelajaran olahraga?

Melihat Sheila tidak menjawab, justru membangkitkan kejahilan Devin. "Kenapa? Takut? Takut peraturan atau takut NAMA BAIK lo tercoreng?" ujar Devin santai seraya menaik turunkan alisnya.

Sheila langsung melotot di bilang seperti itu. "Apa maksud lo bilang gue kayak gitu?" ucap Sheila dengan nada tinggi.

"Kok lo marah? Ohh.. berarti lo ngerasa ya hahahaha." Devin malah tertawa cukup keras membuat Sheila semakin geram.

"Gengsi aja di gedein." tambah Devin sebelum kemudian berlari melewati siswi paling depan.

"DEVIIIINNNN!!!!" Sheila tak lagi mementingkan hal lain. Saat ini ia hanya ingin memukul Devin sekeras kerasnya lalu membenturkan kepalanya ke tembok. Ia sangat kesal.

Dan beginilah jadinya. Terlihat adegan kejar-kejaran Devin dan Sheila. Pak Wira pun yang tadinya ingin meniup peluit merasa percuma saja, ia hanya geleng-geleng kepala. Toh mereka tetap berlari mengelilingi lapang namun tidak mengikuti barisan.

Setelah berlari 5 putaran, Sheila yang berlari sekuat tenaga tiba-tiba menubruk Devin dari belakang karena cowok itu berhenti mendadak.

Devin balik badan sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Sheila sedikit terkejut karena wajah Devin sedikit pucat.

"Kenapa lo?" tanya Sheila berniat mendekati Devin.

"Enggak, gapapa.. lo menang deh hehe." ucap Devin dengan senyum manisnya dan sedikit mengacak rambut Sheila, tindakan yang menurut Sheila agak aneh dan Devin melakukannya masih dalam posisi mengatur napas.

"Dev.." Sheila berniat memanggil Devin yang kini telah berjalan menuju ruang ganti.

"Gue duluan ya, bye!!" ucap Devin dari kejauhan sambil melambaikan tangan.

Sheila pun refleks ikut melambaikan tangan sambil tersenyum.

Lah, gue tadi ngapain dah? rutuk Sheila setelah menyadari tingkahnya tadi. Saat ia berbalik sudah ada Vien yang sedang melipat kedua tangannya di dada.

"Ciyeee, Devin yaa hahahaha.. ups" Vien pura-pura menutup mulutnya. "Kayaknya ada yang pernah bilang gak akan suka sama Devin deh." Vien kini seolah menatap ke arah lain. "Kira-kira siapa ya? Lo tau ga sih?".

Sheila tau kini temannya itu sedang menggodanya. "Mana gue tau." ucapnya kemudian berlari meninggalkan Vien.

Awas lo Devin, nyebelin banget sih, pemancing gosip dasar. Sheila menatap kesal ke arah ruang ganti.

× × ×

Happy Reading kaliann😚

Salam, Mel💘

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang