Sheila sedari tadi mondar - mandir di depan kelasnya. Menggigiti kukunya. Dan memegang buku fisika di tangan kirinya. Vien saja sudah angkat tangan menghentikannya.
Apa-apaan ini? Devin tidak masuk seminggu! Tanpa keterangan!!
"Udahlah... pusing gue liat lo." ucap Vien menutup matanya dengan kedua tangan.
"Devin kemana ya? Gak ada kabar sama sekali." balas Sheila dengan wajah khawatir.
Tiba-tiba Dion muncul dari balik pintu dan langsung di hadang kedua cewek itu. "Devin hari ini masuk gak? Dia kemana aja? Ko nomernya ga aktif? Lo harus kasih tau apa yang terjadi! Apa Devin yang nyuruh lo diem? Udah seminggu dan lo gak mau buka mulut! Devin dimana?!" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut Sheila yang kini mulai mengacak-ngacak rambutnya.
"Maaf, Sheila, Vien.." Dion menatap kedua cewek di depannya bergantian "Ini bukan saatnya, nanti juga kalian tau." ucap Dion dengan wajah yang sedikit menunduk.
Sheila menghela napasnya pasrah. Ia sudah tak tahu harus bertanya pada siapa lagi. Setiap dia mencoba pergi ke rumah Devin. Hasilnya nihil. Pintunya selalu di kunci. Dan ia pulang tanpa jawaban.
Ia ingin menangis saat ini. Tapi para siswa sudah mulai berdatangan. Akan menjadi perbincangan jika mereka tau.
Sheila menuju ke bangkunya dengan lunglai. Ia menatap buku fisika cowok itu dengan sedih. Berharap Devin akan masuk sekolah hari ini.
Beberapa menit kemudian, para siswa berhamburan masuk ke kelas, lalu duduk dengan rapih. Sheila mendongak, heran.
Bu Vina -guru bahasa inggris- masuk ke kelas, diikuti sekitar 3 guru dan kepala sekolah! Ada apa ini? Tunggu, seorang cowok dengan seragam putih abu dan mengenakan hoodie abu mengikuti dari belakang.
Sesaat setelah melihat sosok itu. Sheila tak bisa berkedip, hanya menganga dan terdiam, bahkan untuk beberapa detik ia menahan napas.
Tubuhnya tinggi namun terlihat kurus. Ekspresinya datar, membuat kantung matanya terlihat jelas, ditambah lagi wajahnya yang pucat. Dengan tas yang dia pakai di sebelah bahunya saja. Cowok itu sedikit bercakap-cakap dengan 5 orang penting di depannya dan membuat seisi kelas bingung.
Akhirnya kepala sekolah dan 3 guru tadi keluar kelas dan cowok itu duduk di sebelah Dion -bangku yang tadi diberitahu oleh Bu Vina sebagai tempat duduknya-
Ia mendengarkan, menulis, mengerjakan. Seperti murid normal. Tapi tatapan seisi kelas berbeda. Kecuali Dion, dia menatap teman sebangkunya dengan sedih.
Begitu pula Sheila. Pertama kalinya ia mengabaikan tugas di depan matanya. Ia terus melihat ke belakang. Hatinya terasa sakit, dadanya terasa sesak. Tanpa sadar air matanya turun satu tetes.
Lo kenapa sih Dev...
× × ×
Happy Reading semuaa😄
Pilih Devin yang jahil apa Devin yang pendiem😢
Salam, Mel💘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault
Short StoryKenapa penyesalan selalu datang di akhir? Pertanyaan yang sama. Setiap hari. Setiap bayangmu selalu mengisi pikiranku. Hanya bayangmu. Tanpa hadirmu. Tak seperti dulu. Bukan ini yang ku inginkan, aku harus bagaimana?