8 - Perpustakaan.

110 13 0
                                    

Satu bulan berlalu.

Berkat Dion yang selalu mendukungnya, Devin melanjutkan aksinya mendekati gadis itu, ya Sheila. Meski sudah banyak yang berubah. Banyak sekali dan semakin buruk.

Dua hari lalu Devin berusaha menelfon Sheila tapi selalu gagal, hingga Dion memberi informasi kalau Sheila sudah ganti nomor.

Sejak hari itu ia kelimpungan menanyai teman-teman Sheila perihal nomor barunya. Dan tak seorangpun bersedia memberinya. Dion, kayaknya semua murid udah di sewa sama dia biar gak ngasih nomernya ke gue. Ucapan Devin pada Dion kemarin membuat Dion tertawa terbahak-bahak.

Cinta itu butuh perjuangan, Dev. Devin bahkan masih ingat kata-kata Dion saat menyemangati sekaligus menertawainya saat itu.

Dan keesokan harinya. Tepatnya lusa sejak ia mulai beraksi. Akhirnya ia dapat. Ya meski harus sering diingatkan oleh Dion.

Devin sangat senang, bagaimana tidak! Akhirnya ia mendapatkan kontak gadis itu! Meski dengan susah payah mencari kesana kemari, tapi usahanya tak sia-sia.

Ia hampir saja akan melompat-lompat girang, untungnya Devin ingat bahwa ia berada tepat di depan perpustakaan.

Ia sedikit melirik ke dalam dan melihat Sheila kesusahan mengambil buku di rak atas. Tanpa pikir panjang, ia menaruh ponselnya di saku dan masuk ke sana.

Aduh ko tinggi banget sih, ucap Sheila dalam hati seraya berjinjit-jinjit untuk mengambil buku di atasnya.

Tiba-tiba ada yang mengambil buku itu dan membawanya, Sheila melotot tak percaya, memangnya dia sependek apa hingga tak terlihat seperti itu.

Devin! awas lo ya, pikirnya dalam hati. Sheila buru-buru mengejar cowok itu. Berniat akan memarahinya. Namun ternyata Devin berbalik dengan tampang bingung.

"Ini punya lo?" tanyanya seraya menyodorkan buku yang di pegangnya.

Sheila hanya mengerutkan dahi. Lah, ni cowok kenapa?

"Ini punya lo?" tanyanya lagi, mengingat Sheila hanya diam di depannya.

"Iya." Sheila pun memutuskan  mengambil bukunya.

"Gue ngapain di sini?" tanya cowok itu lagi. Ia tampak melihat sekeliling.

"Mana gue tau." Sheila mengendikkan bahu dan berjalan meninggalkan Devin yang masih diam di tempat.

Sheila sempat memikirkan kejadian tadi, mana ada orang seperti itu, pikirnya. Sesaat kemudian ia memilih tak memedulikannya. Toh, Devin kan memang cowok aneh.

× × ×

Happy Reading all😚

Salam, Mel💘

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang