Kini Husain masih duduk di kasur kamarnya, menumpukan kedua tangan di wajahnya.
Ia juga sudah rapih memakai jas hitam dengan peci di kepalanya, hari ini adalah hari pernikahannya dengan Fadhillah, pernikahan yang tidak pernah Husain inginkan.
Pernikahan dengan gadis muda yang gemar mengumbar auratnya.Husain terus mengusap wajahnya kasar sambil mengucap istighfar
"Husain ayo, kita ke rumah Fadhillah !" Ucap ummi membuka pintu kamar Husain
Husain menghela napas panjang lalu berjalan keluar ditemani abi, ummi, Hasan dan para ustadz lainnya menghampiri kediaman Fadhillah.
Di sana sudah sangat ramai, pak penghulu juga sudah lama menunggu sepertinya ."Gimana nak Husain, sudah siap?" Tanya pak penghulu di hadapannya
Husain hanya mengangguk lalu memberikan tangan kanannya pada pak penghulu
"Saya nikahkan saudara Husain bin Anwar dengan saudari Fadhillah binti Fattah dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai." ucap penghulu lantang
"Saya terima nikahnya Saudari Fadhillah binti Fattah dengan mas kawin seperangkat alat solat dibayar tunai." ucap Husain dengan hati gelisah, berharap nama Kaira binti Imran yang ia ucap.
Setelah para saksi mengsahkan perkawinan mereka disertai doa, Fadhillah diantarkan ke posisi sebelah Husain .
Mengenakan gaun putih, cadar putih, hijab putih serta bunga-bunga mengeliling kepalanyaHusain membulatkan matanya sempurna menatap wanita di pinggir Fadhillah.
Kaira Humairah. Dialah wanita itu, tampil cantik lebih cantik dari Fadhillah menurut Husain.
Sayang bukan Husain yang menggandengnya, namun Fajri suami tercintanyaFadhillah kini sudah berada di sisi Husain, Husain memasukan cincin pernikahan itu pada jari manis Fadhillah dan begitupun sebaliknya.
Berat rasanya saat mencium kening Fadhillah, sedangkan Kaira yang ditatapnya sedang tatap-tatapan dengan laki-laki itu .Fadhillah POV
Ku lihat kak Husain sangat tampan hari ini, dengan ditemani kak Kaira Ku hampiri kak Husain dengan senyum yang tak pernah memudar di wajah yang tertutup sehelai kain menutupi bagian mulutku.
Ketika ku telah duduk di sebelahnya, senyum itu memudar, ia sama sekali tak menganggapku ada, aku bagaikan sebuah patung yang ia temui dari tumpukan limbah, meski patung itu cantik. Yang namanya limbah tetap saja limbah.
Tapiku mencoba untuk tersenyum walau hati ini tersayat sakit sangat sakit .
Tuhan .. apa aku ditakdirkan memang untuk dibenci, dibuang dan ditinggal
Ku tahu diriku salah.
Air mata ini tak boleh menetes, tidak boleh .POV End
"Aku sudah menuruti perintah bapak untuk memakai hijab dihari pernikahan jadi tersenyumlah." Fadhillah membisikannya pada Husain
Husain hanya menoleh sekilas ke arah Fadhillah lalu kembali pada pandangan awal .
Hari ini sangat melelahkan, Fadhillah masih duduk di kursi rias kamarnya setelah mandi. Tiba-tiba Husain keluar dari kamar mandi
"Aku tidur di bawah." Husain membawa satu buah selimut dan bantal, pada kasur yang saat ini sedang diduduki Fadhillah.
Fadhillah tersenyum lalu mengangguk "Tidak apa-apa, aku juga belum siap untuk melakukannya, dan sebaiknya bapak tidur diatas biar aku tidur di bawah lagipula ini kamar bapak."
"Bukankah kamu terbiasa dengan pria-pria?"
Jleb .. kali ini ucapan Husain sangat menyayat hatinya, hingga Fadhillah tak mampu menjawab. Ia hanya diam menunduk, menahan air matanya."Benar begitu Fadhillah? Sudah aku saja yang tidur di bawah, bukan perhatiaan tapi aku menghargai kau wanita." Fadhillah mulai menjatuhkan cairan bening itu dari kelopak matanya, ia tak mau lagi berkata.
Fadhillah menutup wajahnya dengan bantal dan menangis sejadi-jadinya.
Malam pertama yang meyesakkan😭
Assalamu'alikum warahmatullahi wabarakatuh ukti akhi readerku unyu-unyu .
Maaf yah feelnya belum ada banget huhu aku juga sedih , mangkannya kasih vote dan komennya biar ana semangat :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Imam dan Iman (Open PO)
EspiritualBlurb "Kamu harus menikahi Fadhillah!" Husain langsung terperanjat kaget. Matanya membulat seperti bulan purnama. Alisnya pun ikut menyerit, "Kenapa, Bi?" "Ibu Fadhillah baru saja meninggal dunia. Ia juga mengamanahkan Fadhillah untuk kamu jaga." ...