Fadhillah melihat jam dinding, waktu menunjukan pukul 22:00 WIB .
Husain belum juga pulang ke rumah, meski jarak rumahnya tak jauh dari tempat mengajar Husain namun Fadhillah tetaplah cemas. Ia tak henti-hentinya mondar-mandir ruang tamu, ingin keluar tapi ia urungkan. Ini sudah jam sepuluh malam, Husain pasti marah jika Fadhillah keluar malam-malam tanpa ijin.Kali ini Fadhillah memutuskan untuk sedikit merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
Waktu 23:00 WIB
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Husain mengetuk pintu rumahnya namun tak ada jawaban, segera saja Husain melihat ke jendela terlihat Fadhillah sedang tidur pulas di soffa ruang tamu
Husain mengeluarkan kunci cadangannya di dalam tas, ia memilih tak membangunkan Fadhillah karena sepertinya ia sangat lelah.
Setelah masuk, Husain berjongkok di sebelah soffa di mana Fadhillah tidur, Husain menatap Fadhillah lembut sambil tersenyum karena seperti pepatah tak kenal maka tak sayang.
Wajahnya cantik putih bersinar tanpa make up tidak seperti Fadhillah dulu yang pertama kali ia lihat, bibirnya merah jambu mungil sangat manis bila tersenyum, halisnya tebal serta bulu matanya lentik masih tertidur dengan balutan hijab syar'i
"Astaghfirullah." Fadhillah terperanjat kaget ia terbangun dari tidurnya, dan langsung terduduk di soffa. Husain juga ikut terkejut saat Fadhillah tiba-tiba bangun.
kini mereka saling tatap "Aku kira siapa." Ucap sambil tercengir giginya rapih putih
Husain masih gugup memikirkan Fadhillah tahu tidak Husain baru saja menatapnya
"tumben kak pulang malam, maaf ya Fadhillah ketiduran tadi."
"Tidak apa-apa , maaf juga tadi saya ada urusan."
Fadhillah dan Husain saling senyum"Kakak sudah makan?" tanya Fadhillah membuat Husain tersenyum lalu mengangguk
"Sudah malam kak, ayo tidur." Fadhillah menarik tangan Husain dan berjalan ke kamar, Husain hanya dapat menatap tangannya yang sedang digenggam Fadhillah sambil mengikuti langkahnya.
Saat Fadhillah tertidur tiba-tiba handphone Husain berbunyi, Husain segera pergi keluar untuk mengangkat teleponnya .
layarnya terlihat nama "Kaira Humaira call."
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Suaranya sendu menandakan wanita di sebrang sana sedang menangis
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ada apa Kaira?" Jawab Husain cemas
"Ummi mas, ummi Khaira meninggal dunia." Tangisnya semakin menjadi, begitupun Husain yang bergetar tubuhnya saat mendengar suara rapuh penuh derita menagis tersedu-sedu
"tadi Khaira mau kasih tahu abi Anwar tapi nomornya tidak aktif, Mas Fahri juga sedang bekerja di Kalimantan, tolong mas. Tolong Kaira." Husain tak tega mendengarnya, segera ia tutup mulutnya rapat-rapat menggunakana tangan kanannya
"Mas segera kesana Khaira." Ucap Husain menutup telepon dan langsung mengganti bajunya ke kamar lalu dilaluinya Fadhillah yang sedang berdiri di depan pintu kamar menatap Husain cemas
"Ada apa kak?" Tanya Fadhillah
Nihil, tak ada jawaban yang terlontar dari mulut Husain, Husain pergi begitu saja .
Fadhillah hanya dapat menatap punggung Husain yang semakin menjauh pergi, perasaan sedih, dan bingung kian bercampur aduk.
Sedihnya karena Husain mengacuhkan Fadhillah dan penasarannya karena Husain terlihat begitu cemas.
sebenarnya apa yang terjadi?Air mata tak dapat ia bendung lagi, Fadhillah rebahkan tubuhnya kasar sambil menutup wajahnya dengan bantal.
-----------------------------------
pukul 10:00 WIB
Fadhillah sedang melaksanakan shalat dhuha di rumah, sejak malam Husain tak pulang bahkan mengabari Fadhillah apa yang terjadi, dan tiba-tiba saja suara tak asing menggema saat Fadhillah mengucap salam akhir sholatnya.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." suaranya tegas namun sedikit tak bersemangat
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Fadhillah merapihkan mukenah dan menghampiri Husain yang sedang duduk di ranjang kamarnya
"Ada apa?" Sebenarnya ia tak ingin menanya atau berbicara sepatah katapun pada Husain. Ia sudah kepalang kesal, Husain menggantungkan kecemasaannya dan membiarkan Fadhillah tidak bisa tidur semalaman, namun ia tatap wajah suaminya itu sangat butuh perhatiannya saat ini
"Ummi Khaira meninggal." ucap Husain lemas
Fadhillah langsung terdiam Husain cemas karena itu, memang wajar jika ada yang meninggal bersedih namun bagiku Husain mencemaskan Kaira itu sangat menyakitkan.
"Yang sabar kak." Fadhillah mengusap pundaknya lembut, menenangkan Husain. Namun, jauh di lubuk hatinya ia sedang tak tenang.
Husain memeluk tubuh Fadhillah erat, ia terus mengusap lembut punggung Husain. Ia juga akhirnya ikut terbawa suasana kesedihan Husain, Fadhillah menangis mengeluarkan semua rasa yang telah cukup lama bernaung di dadanya. Biar saja, Husain akan mengira bahwa Fadhillah menangis karena hal yang sama dengan Husain. Namun, sebaliknya tidak.
Assalamu'alaiku warahmatullahi wabarakatuh
Kumaha damang?
semoga selalu dalam lindungan Allah , baru semalem update udah update lagi yaa hehe ♡♡
gapapa bonus :D
Gimana ceritanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Imam dan Iman (Open PO)
SpiritualBlurb "Kamu harus menikahi Fadhillah!" Husain langsung terperanjat kaget. Matanya membulat seperti bulan purnama. Alisnya pun ikut menyerit, "Kenapa, Bi?" "Ibu Fadhillah baru saja meninggal dunia. Ia juga mengamanahkan Fadhillah untuk kamu jaga." ...