Menu 32 : Mungkin Sebuah Akhir

494 34 6
                                    

Happy 4k!

Minggu pagi yang cerah menjadi sengsara untuk Gita ketika mendengar ketukan pintu dari Bibi yang memberi tau ada temannya yang sedang menunggunya di bawah, dilirik jam yang menggantung di dinding kamarnya, masih jam delapan pagi siapa yang berani mengganggunya di minggu pagi ini? Kepala Gita sedikit pusing, efek beberapa malam ia belajar sampai tengah malam karena ujian nasional. Gita menguap, perlahan-lahan disingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, cewek itu berjalan ke kamar mandi dengan mata terpejam sambil merutuki orang yang sudah mengganggu jam tidurnya.

Mobil Audi putih yang sudah Gita hafal pemiliknya langsung terlihat ketika cewek itu membuka pintu rumah, bibirnya membentuk kurva melengkung tapi sesekon kemudian bola matanya membesar karena tidak menyangka akan menemukan sosok Kendra berada tidak jauh dari Alfa.

"Pada mau ngapain?" Tanya Gita heran melihat Alfa dan Kendra datang bersama ke rumahnya. Hubungan Gita dan Alfa baik-baik saja selama ini, bahkan keduanya tidak pernah menyinggung apapun tentang Kendra, karena Kendra menghilang tanpa jejak dari kehidupan keduanya.

"Alfa mau lo ikut, kalo lo ngga mau dia juga ngga mau ikut gue buat ketemu Clara," kata Kendra membuka suara, membuat Gita menatapnya tidak percaya. Kenapa Alfa tidak bercerita kalau ia ingin berkujung ke makan Clara?

Sadar Gita Rahadian, memangnya kamu siapa?

"Sorry banget, gue mau pergi," Kata Gita masih berusaha memasang senyum di wajahnya.

"Oke kalo gitu rencana kita batal," Ucap Alfa singkat sambil memainkan kunci mobil yang ada di tangannya.

Gita menatap Alfa geram, ia sama sekali tidak ada urusannya dengan masalah mereka, tapi mengapa cowok ini selalu menyeretnya dalam masalah? Gita memang pernah menawarkan diri untuk mengantar Alfa ke makam Clara, tapi itu kan hanya basa basi belaka. Memangnya ia sanggup melihat binar mata saat menantap makan Clara nanti? Meskipun hanya gundukan tanah, tetap saja Gita iri kalau jasad yang terkubur di dalamnya adalah cewek spesial yang pernah menempati hati Alfa.

"Kenapa gue harus ikut masalah lo berdua?" tanya Gita pada Alfa, masih penasaran apa yang sebenarnya cowok itu inginkan atas kehadiran dirinya atas masalah mereka.

"Cuma mau lo ikut, ngga lebih." Sahut Alfa santai. Seperti biasa, jawaban Alfa tidak pernah memuaskan Gita.

"Tapi gue ngga mau ikut!"

"Emang siapa yang maksa lo ikut? Gue kan cuma bilang kalo lo ngga ikut, gue ngga jadi pergi sama manusia itu," kata Alfa, sama sekali tidak berniat menyebutkan nama Kendra dari mulutnya.

"Itu sama aja bodoh!" maki Gita kesal, "Hidup lo susah kali ya kalo ngga bikin kesel gue?!"

"Git," panggil Kendra pelan sambil menatap penuh permohonan, untuk pertama kalinya cowok itu memohon pada orang lain, untuk kali ini ia singkirkan harga dirinya, hanya untuk satu hal, ia ingin Alfa mengunjungi makam Clara untuk pertama kalinya.

Alfa bersidekap, pandangannya menajam menatap Gita yang sepertinya akan luluh dengan permohonan dari Kendra. Sial, disaat seperti ini bisa-bisanya ia kesal. Giliran Kendra saja Gita sepertinya bisa mengubah keputusan.

"Oke," kata Gita setelah beberapa menit terdiam, akhirnya ia menyetujui permohonan Kendra. "Gue ganti baju dulu" ucap Gita sambil membuka pintu rumahnya meninggalkan dua orang cowok yang sudah lama saling mengenal tapi sama-sama tidak ingin memulai pembicaraan satu sama lain.

Gita tidak tau, kalau diam-diam Alfa mendenguskan napas kesal.

@@@

Mobil audi putih berjalan mulus di kawasan Bogor, setelah melewati kemacetan yang sempat menghadang di pintu tol. Akhir pekan membuat sebagian orang Jakarta memutuskan berlibur ke luar kota, hanya untuk sekedar menghirup udara segar di kawasan kota hujan. Berbeda dengan tiga orang yang sejak tadi diam sepanjang perjalan, mereka ke Bogor bukan untuk berlibur, melainkan untuk mengunjungi makam seorang cewek yang sangat beruntung disukai dua orang cowok dengan begitu dalam.

A Gift From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang