"Yamada tuh suka sama Chinen ya?"
"Hah? Kenapa pake tanya segala? Udah keliatan kan??"
"Ih gue gemes banget liat mereka berdua."
"Kelakuannya Chinen udah lampu ijo gitu kenapa ga ditembak-tembak sih???"
Segerombolan wanita rumpi kelas 3-C yang sedang melakukan aktivitas rutinan mereka itu hanya mampu memandang gemas combi favorit di kelas mereka―Yamada dan Chinen―yang sedang bersenda gurau bersama teman-teman lelaki lainnya.
"Mesranya udah kayak gitu loh..." Ujar salah satu siswi yang bernama Rikako, sambil memperhatikan Chinen yang dengan santainya duduk di pangkuan Yamada.
"Mereka itu obvious banget! Tapi kenapa mereka ga jadian sih?!?!" Seorang siswi lainnya yang bernama Tamako mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Yamada gengsinya gede banget." Satu siswi bernama Fumiko mengeluarkan komentar singkatnya.
"Padahal ya, lu pada liat kan minggu kemaren pas Nakajima kena semprot Yamada gara-gara dia mau modusin Chinen??" Machiko yang desperate melontarkan pertanyaannya, yang disambut dengan anggukan setuju oleh ketiga temannya.
"Yamada tuh udah gede gengsi, pekanya level jongkok pula. Anjir lah kapan pacarannya dah."
"Yakin gua, Yamada bakal nembak Chinen kalo Iron Man pindah ke DC."
"Lah kampret. Ga bakal kejadian dong???"
Dan lagi, segerombolan wanita itu pun hanya mampu menghela napas panjang.
Sementara itu dua manusia yang sedang ramai digosipkan.....
"Mas Ryo, nanti pulang sekolah mau ngapain?" Tanya Dedek Yuri.
"Ya pulang, Dek." Jawab Mas Ryo, setengah serius.
"Ya paham adek kalo pulang, Mas. Hari ini ga ada les kan? Ga pingin nongkrong?" Dengan tatapan penuh harap, Dek Yuri menanti jawaban sahabatnya.
"Boleh ayo nongkrong. Tapi berdua aja ya. Aku sama kamu. Ga mau aku kalo ga berdua." Balas Mas Ryo, banyak tuntutan. Mendengar balasan sang pujaan hati, Dek Yuri langsung berdiri dari pangkuan Mas Ryo memeluk erat mas kesayangannya.
"Yeeeeesss!! Aku sayang Mas Ryo!!!" Dek Yuri yang mulutnya memang suka jujur ini melemparkan satu kode keras kepada gebetannya, sementara Mas Ryo yang tsundere minta ampun hanya bisa blushing-blushing ga jelas, tidak tau harus bagaimana ia membalas pernyataan sayang dari Dek Yuri yang dicintainya.
"Bro. Bubar yuk." Kamiki dan kawan-kawan yang tadinya ikutan bercanda sama duo YamaChine memutuskan untuk mengundurkan diri dari perkumpulan. Mereka tidak ingin mengganggu momen dua teman mereka, sekaligus tidak ingin merasa jones juga.
Setelah kawanan pejantan itu bubar, geng wanita-wanita rumpi kelas 3-C itu―karena tidak tahan―langsung menghampiri Yamada dan Chinen yang masih asyik bermesra-mesraan di bangku milik Yamada.
"Yamada. Ikut kami." Fumiko sang ketua geng dengan nada tegasnya memerintah Yamada. Yamada dan Chinen tentu saja kaget. Namun dengan segera, Fumiko mengalihkan pandangannya pada Chinen dan tersenyum.
"Tenang saja Chii, cuma mau bilang sesuatu ke Yamada-mu, kok." Ujar Fumiko menenangkan Chinen sebelum ia menarik Yamada lalu menyuruh ketiga temannya untuk menggiring Yamada keluar dari kelas.
"Biar kalian cepet-cepet jadian." Bisik Fumiko pada Chinen, sebelum ia ikut keluar kelas menyusul teman-temannya, meninggalkan Chinen dengan ekspresi kebingungan.
"Lu suka sama Chinen ya Yam?" Rikako pun langsung bertanya to the point pada Yamada sesampainya mereka di luar kelas.
"Hah?? Kamu jangan ngarang!" Yamada dengan cepat langsung menyangkal pertanyaan Rikako.
"Hmmm denial dia, denial." Ujar Machiko yang lalu terkikik.
"Ga usah nyangkal deh, Yaaaam~ Keliatan banget tau kalo lu suka sama Chinen~" Tamako pun ikut-ikutan Machiko menggoda Yamada.
Yamada terdiam. Rupanya percuma saja menyembunyikan perasaannya dari geng wanita-wanita rumpi yang radar kepekaannya luar biasa hebat ini. Yamada pun menghela napas panjang.
"Iya. Aku emang suka sama Chinen. Kalian mau apa?" Dengan tatapan sinisnya Yamada menatap teman sekelasnya itu, siap menyemprot mereka kalau-kalau mereka menyuruh Yamada untuk menjauh dari Chinen.
"Tuh kan!"
"Sudah kuduga."
"HAHAHAHAHA OTEPEKUUUUUUH BERLAYAAAAARRRRR!!!"
Berbagai reaksi dilontarkan oleh wanita-wanita rumpi itu. Yamada yang kebingungan pun langsung menyemprot orang-orang yang telah membuat dirinya bingung.
"Apaan sih?? Cepetan bilang mau kalian apa?! Tak pisuhi lo kon lek gak ndang ngomong!" Yamada yang agak pemarah bila menyangkut Chinen Yuri ini pun mulai kehilangan kesabarannya.
"Sabar, Yamada, sabar. Kita ga ada niatan jahat sama sekali buat kalian berdua." Fumiko sang ketua geng akhirnya ikut membuka mulutnya, "Sekarang kita udah tau perasaan lu ke Chinen. Kita cuma mau ngasih tau lu demi kelancaran hubungan kalian juga. Chinen juga suka sama lu, Yamada." Lanjut Fumiko.
"Hah? Lah kalian ngarang lagi ya?" Ujar Yamada tidak percaya.
"Rikako."
"Yes, sir! Ehem." Rikako berdeham, sebelum ia mulai menceriterakan ceritanya pada Yamada.
Flashback
Chinen dan Rikako kala itu sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah Yamada. Yamada pamit sebentar untuk membeli snack dan meninggalkan Chinen dan Rikako berdua di rumah Yamada.
"Ne, Rikako..."
"Yes?"
"Mas Ryo tuh kok bisa ga peka gitu ya..."
"Hah?"
"Aku tuh suka sama Mas Ryo, Rik... Udah lama banget... Udah lempar kode berkali-kali... Tapi kok aku ga di notis-notis ya..." Chinen melontarkan curahan hatinya.
"Wow! Chii suka sama Yama???" Rikako mengedipkan matanya sekian kali, excited karena rupanya OTP-nya akan segera berlayar. Chinen menganggukkan kepalanya.
"Oke sip! Ntar aku bilang Fumiko, nanti biar kita bantuin kamu, Chii!"
"Eh? Kamu mau bantuin??" Chinen membulatkan kedua bola matanya, dan Rikako mengangguk mantap.
"Makasih banyak loh, Rik!!!"
Flashback selesai.
"Yep. Jadi begitu ceritanya." Rikako mengakhiri kisahnya. Setelah mendengar cerita Rikako, Yamada malah tertawa.
"HAHAHAHAHA. Kalian pikir aku percaya sama cerita kalian? Pasti itu bo'ongan kan? Kalian pasti pingin liat aku nembak Chinen terus ditolak kan?" Benar-benar, otak Yamada isinya su'udzon semua.
"Yaaaa itu terserah lu sih kalo mau percaya sama cerita kita ato nggak. Yang jelas gini, Yam. Kita ga pernah bohong dan kita ga ada maksud ngebikin elu bingung. Terus, sekarang ini kita udah kelas 3 SMA. Dua bulan lagi kita udah lulus dan anak-anak sekelas kemungkinan besar bakal mencar, termasuk Chinen. Lu yakin sampe kita lulus lu tetep ga mau nyatain perasaan lu ke Chinen? Kita ga mau kalo nanti lu nyesel, Yam. Elu itu temen kita juga." Jelas Fumiko panjang lebar.
Yamada hanya bungkam mendengar nasihat dari Fumiko. Terlihat jelas sekali kalau ia dilanda kegalauan yang luar biasa.
"Tapi sih ya, itu semua terserah lu, Yam. Niat kita cuma mau bantuin elu. Cobalah buat sedikit lebih peka. Kurang-kurangin jugalah gengsi lu. Kita bener-bener udah ga tahan pengen liat kalian jadian. Udah gitu aja. Yuk balik, girls." Fumiko akhirnya mengakhiri pembicaraan, dan mengajak teman satu gengnya kembali ke kelas, meninggalkan Yamada yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Yuri suka aku...?"
Yamada-kun and his Mischievous Bae
Seri Masa SMA
Part 2
Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yamada-kun and His Mischievous Bae
Short Story[Indonesian] Yamada Ryosuke mempunyai pacar super iseng bernama Chinen Yuri. Meskipun Chinen isengnya setengah mati, Yamada tetap menyayanginya sepenuh hati. Kok bisa sih? P.S: Sesungguhnya dan sejujurnya, ini BUKAN cerita bersambung. . . (tapi ada...