N/N: Mengandung NC-21. Boy x Boy. TIDAK DIANJURKAN UNTUK YANG BELUM BERUMUR DI ATAS 21 TAHUN, YANG COCORONYA RAPUH, ATAU YANG BERJIWA LEMAH (kalo nekad baca terus kolaps bukan tanggung jawab saya ya).
Kupersembahkan part ini kepada kalian wahai para peminta jatah. Dasar kleand mehsyoom!!! 😝😝😝 Bersyukur ya gajadi diprivate. Y. Oh, sama satu lagi. Kalo baca jangan lupa bernapas, Kawan. :)
✖✖✖
Pagi ini Chinen (ter)bangun lebih pagi dari biasanya dan juga (ter)bangun lebih awal dari Yamada. Setelah (ter)bangun, ia mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum ia menyadari bahwa dirinya tertidur di atas Yamada, tubuh keduanya telanjang, hanya ditutupi oleh satu lembar selimut super tebal.
Chinen bangkit dari posisinya yang menyebabkan selimut yang menutupi dirinya dan Yamada tersibak dari tubuh keduanya. Seketika itu pula tubuh Chinen menggigil, sehingga ia pun tak jadi bangkit dari tempat tidur dan memilih kembali berbaring di atas dada Yamada yang hangat.
"Anjir dingiiiin..." Chinen dengan cepat menutupi tubuhnya dengan selimut lagi, lalu memeluk tubuh pacarnya dengan erat. Duh, enaknya. Iri deh.
Chinen lalu mengarahkan pandangannya pada wajah tampan Yamada. Dapat dilihat dengan sangat jelas dari wajahnya, bagaimana ia tertidur dengan tenangnya. Benar-benar berbanding terbalik dengan ekspresinya kemarin malam. Ya. Kemarin malam.
Flashback kemarin malam.
"Ryo... Ga jadi minta jatah?" Chinen yang berada di pangkuan Yamada bertanya kepada bebebnya setelah sesi curhatnya tentang 'Si Senpai Bangsat' selesai.
"Hah? Kamu lagi terguncang gini masa iya aku minta jatah sekarang?" Balas Yamada, sok-sokan kuat. Padahal dalam hati kepengennya minta ampun.
"Hmm... Ya udah..." Dengan wajah kecewa, Chinen menjawab omongan Yamada. Melihat Chinen yang memalingkan mukanya dengan mulut mengerucut, muka Yamada memerah.
"....Jangan bilang... Kamu kepingin ya?" Gumam Yamada. Tumben-tumbennya ia peka.
"Ya gimana ya. Abisnya kemaren aku udah janji... Kan jadi ga enak aku tuh... Ngelanggar janji..."
"Yah kalo Yuri mau sih..."
"Ya aku mau aja sih sebenernya..." Mendengar 'lampu ijo' dari Chinen, Yamada langsung menghela napas panjang.
"Gak ngomong ket mang kon iki Deeek, Dek." Dengan cekatan, Yamada langsung berdiri dan menggendong Chinen. Otomatis, Chinen langsung melingkari pinggang Yamada dengan kakinya, sementara Yamada memegangi kedua paha kekasihnya, menahan tubuh Chinen agar tidak jatuh dari gendongannya.
"Lah, malah nyalahin aku! Gimana sih!" Bukannya memberontak ketika digendong Yamada, Chinen justru sewot karena disalahkan oleh Yamada.
"Nyocot deh." Balas Yamada singkat kemudian mencumbu bibir manis Chinen―agar ia tidak protes lagi―sembari ia berjalan dari ruang tengah menuju kamar mereka berdua.
Sesampainya di dalam kamar, Yamada langsung menjepit Chinen diantara tubuhnya dan tembok kamar, bibir keduanya masih bertautan. Beberapa detik kemudian, Yamada melepas cumbuannya.
"Lanjut ML gak?" Tawar Yamada. Tawaran itu pun dijawab Chinen dengan sambaran bibirnya. Tindakan nakal Chinen itu membuat Yamada menyeringai lalu semakin mendempetkan dadanya dengan dada Chinen.
Keduanya benar-benar menikmati ciuman agresif yang dimulai oleh Chinen itu. Kedua tangan Chinen menangkup pipi Yamada sembari dua sejoli ini―secara harfiah―saling beradu mulut dan juga lidah. Tangkupan tangan Chinen membuat pagutan bibir mereka menjadi semakin dalam dan juga basah, dilihat dari saliva keduanya yang tercampur di dalam mulut masing-masing. Sesekali mereka akan melepas tautan bibir mereka―dalam keadaan air liur menjuntai dengan sangat erotis―untuk mengambil napas, sebelum kembali lagi mengulum lidah satu sama lain secara bergantian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yamada-kun and His Mischievous Bae
Short Story[Indonesian] Yamada Ryosuke mempunyai pacar super iseng bernama Chinen Yuri. Meskipun Chinen isengnya setengah mati, Yamada tetap menyayanginya sepenuh hati. Kok bisa sih? P.S: Sesungguhnya dan sejujurnya, ini BUKAN cerita bersambung. . . (tapi ada...