"Beb, jalan-jalan yuq." Chinen yang kala itu sedang nganggur petekur, tetiba saja menempatkan bokongnya di atas paha yang sedikit berlemak milik Yamada.
"Kemana?" Tanya Yamada.
"Di depan stasiun barusan kemaren diresmiin patung singa, jumlahnya tiga, gede-gede. Aku kan selebgram nih, jadi aku harus foto-foto disana, buat ngisi Instagram biar up-to-date getoh." Jawab Chinen sambil nyengir-nyengir ga jelas. Awalnya Yamada diam saja setelah mendengar penjelasan Chinen. Namun, akhirnya Yamada pun mengiyakan ajakan Chinen untuk jalan-jalan.
"Selebgram, selebgram,apane. Yowes, ndang. Kamu siap-siap sekarang. Aku mau manasin mobilku dulu." Ujar Yamada yang kemudian mengambil kontak Lamborgini-nya dan pergi ke garasi.
Ya, medhok-medhok begini, Yamada merupakan anak dari seorang pengusaha yang kelewat kaya-raya. Ia juga masih termasuk dalam keturunan darah biru. Namanya yang benar-benar lengkap adalah Raden Mas Yamada Ryosuke Suryo Galuhdiningrat. Entah ia siapanya Yang Mulia Sultan, yang jelas, mereka masih kerabat, walaupun jauh.
Setelah memanaskan mobilnya, Yamada kembali ke apartemennya untuk memanggil Chinen.
"Chinen, udah siap?" Teriak Yamada dari ambang pintu.
"Iyaaa bentaaar." Chinen keluar dari kamar, tangan kirinya membawa tongsis, sementara di pundak kanan ia menyangklot tas tripod kamera.
"Ayo Yam!" Dengan semangatnya, Chinen menghampiri Yamada dengan senyuman yang berseri-seri.
"Sini tripodnya. Tak bawain." Yamada mengulurkan tangan kanannya dan mengambil tas tripod dari pundak Chinen. Begitu tripodnya sudah berpindah tangan, Chinen langsung menggandengkan tangan kanannya dengan tangan kiri Yamada sembari mereka berjalan menuju garasi. Tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka pun langsung melesat pergi.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka. Yamada memarkirkan mobilnya di depan stasiun, dan patung singa yang dimaksud Chinen berada tepat di seberang stasiun.
"Ya ampun, gede banget." Chinen melongo begitu ia berdiri di depan tiga patung singa jantan.
"Iya, gede. Chinen mah ga ada apa-apanya." Ujar Yamada sambil tertawa kecil.
"Ih, kayak Yama ga kecil aja." Cibir Chinen.
"Dih, bercanda. Baper amat sih?"
"Udah ah, nih kameranya. Yang bagus loh motonya." Chinen mewanti-wanti Yamada.
"Iya, iya. Pasti bagus lah. Kayak ga tau kerjaanku apa aja." Balas Yamada sembari mengatur kamera DSLR yang baru saja diserahkan oleh Chinen.
"Kameranya udah siap nih. Cepetan atur posenya." Yamada mengalungkan tali kamera di lehernya dengan posisi siap mengambil gambar. Begitu Yamada berkata kameranya sudah siap, Chinen langsung saja berpose bak model papan tulis, bukan papan atas.
Jepret! Jepret! Jepret!
Yamada dengan lihainya mengambil foto Chinen yang sedang berpose di depan tiga patung singa dengan pose yang bermacam-macam. Mulai dari pose peace sign, pose duck face, pose dab, pose khas Bang Daiki si tetangga jomblo perak, hingga pose akrobat seperti back flip, meroda, kayang, dan koprol ia praktekkan semua.
Setelah puas, Chinen pun menghampiri Yamada, ingin melihat hasil dari foto-fotonya.
"Wah ntap! Sasugah Bebeb Yama." Puji Chinen begitu ia melihat foto-foto yang diambil Yamada semuanya memenuhi ekspektasinya.
"Aku juga mau difotoin dong, Chii. Pake hapeku aja tapi." Pinta Yamada yang lalu mengeluarkan iPhone model terbaru miliknya dan menyerahkannya kepada Chinen.
"Oke." Jawab Chinen singkat, padat, dan jelas. Yamada pun lalu berdiri di depan patung singa dan memasang pose cool ala-ala model iklan sabun muka khusus laki-laki.
"Udaah siaap?? Satuuu, duaaa, tiiiii..."
Jepret! Jepret!
"Sekali lagi, Yam! Ganti pose, ganti pose!" Sesuai dengan perintah, Yamada mengganti posenya, kedua lengannya ia bentuk menyerupai bentuk hati.
"Siap ya?? Satuuu duaaaa tiiiii...."
"Yuri daisukiiiiiiii!!!"
Jepret!
Chinen langsung speechless mendengar Yamada meneriakkan namanya beserta dengan satu kata keramat secara terang-terangan di tempat umum. Namun setelah itu, ia langsung berlari ke arah Yamada dan memeluknya erat.
"Duuuuuh Ryosuke-ku kok so sweet banget sih~" ujar Chinen senang, disusul dengan cubitan-cubitan gemas di kedua pipi Yamada.
"Selfie bareng yuk, beb." Ajak Chinen yang langsung mengarahkan kamera hape Yamada untuk selfie berdua. Setelah mengambil beberapa foto selfie, Chinen tiba-tiba memanggil nama kecil Yamada.
"Ryosuke."
"Hm?" Dengan refleks Yamada menoleh ke arah Chinen, dan,
Chu!
Dengan cepat, Chinen mengecup bibir Yamada, dan disaat bersamaan, ia menekan tombol volume pada iPhone Yamada, dan satu gambar mereka berciuman secara otomatis langsung tersimpan di galeri iPhone Yamada.
Seketika itu Yamada membeku. Wajahnya putihnya langsung saja bersemu-semu merah.
"Yuriiii!" Yamada menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya karena malu, sementara kekasihnya hanya tertawa kecil melihat kesayangannya menjadi salah tingkah.
"Udahan saltingnya?" Tanya Chinen. Yamada pun akhirnya menurunkan tangannya dan mengangguk kecil.
"Yaudah yuk kita pulang." Chinen menggandeng Yamada. Mereka berjalan kembali ke tempat parkir Lamborgini Yamada dan langsung melesat menuju apartemen.
Sesampainya di apartemen, "Chinen, hapeku mana?" Tanya Yamada.
"Oh iya, ini." Chinen merogoh sakunya lalu mengembalikan iPhone milik Yamada. Begitu iPhonenya dikembalikan, Yamada langsung membuka galerinya, maksud hati ingin mengirimkan foto dirinya di depan patung singa kepada mamanya, namun ia sama sekali tidak menemukan satupun foto dirinya sendirian di depan tiga singa jantan.
"Chineeen..." Sembari men-scroll galerinya, Yamada menghampiri cintanya, "Fotoku yang tadi mana kok ga ada? Adanya kok malah foto selfie-mu semua..."
"Aku tadi emang ga ngefoto kamu, Yam." Jawab Chinen enteng. Mendengar jawaban Chinen, Yamada langsung terbelalak.
"AAAAAH~~~!!! CHINEEEEEEEEEEN!!!!" Yamada mengguncang bahu Chinen yang langsung tertawa lepas melihat reaksi Yamada.
"Chinen jahat! Padahal fotonya mau tak kirim ke mamaaaaaaaa!"
"Yaudah kirim foto kita yang selfie berdua aja." Balas Chinen yang kemudian mengambil iPhone Yamada dari tangannya, dan dengan cepat mengirimkan foto mereka berkecup-kecup mesra ke nomor Whatsapp Mama Yamada.
"OJOOOOOOOO!!!!!" Yamada berteriak histeris, namun semua sudah terlambat. Fotonya sudah bercentang dua, dan beberapa detik kemudian berubah menjadi centang biru.
. . . . .
Mama Yamada: KURANG MESRA!!!
Balasan dari Mama Yamada sontak membuat wajah anaknya memerah karena malu.
'Ya gusti... Cukup sudah...'
Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yamada-kun and His Mischievous Bae
Conto[Indonesian] Yamada Ryosuke mempunyai pacar super iseng bernama Chinen Yuri. Meskipun Chinen isengnya setengah mati, Yamada tetap menyayanginya sepenuh hati. Kok bisa sih? P.S: Sesungguhnya dan sejujurnya, ini BUKAN cerita bersambung. . . (tapi ada...