G a m e

430 33 32
                                    

N/N: Lumayan panjang neh.

"Yambeeeeb~ Cepetaaaan~" Chinen menghentak-hentakkan kakinya, tidak sabar menunggu Yamada yang sedari tadi belum juga siap untuk pergi jalan-jalan. Kebetulan keduanya ada hari libur empat hari.

"Iya iya bentar! Kunci mobilnya belum ketemu!" Teriak Yamada dari dalam kamar, menyebabkan Chinen ngedumel tidak jelas. Karena sudah lelah menunggu, akhirnya Chinen memutuskan untuk menyusul Yamada di kamar.

"Duuuuh mau ke game center aja naek Lamborghini! Naik kereta aja napa!"

"Panas-panas gini mau jalan ke stasiun?"

"Yang ga mau mah kamu!" Chinen yang sudah kehabisan kesabaran langsung meraih tangan Yamada dan menariknya keluar dari kamar.

"Eeeh! Itu loh! Ketemu kunci mobilnya!" Untung saja, Yamada melihat kuncinya sebelum Chinen benar-benar keluar dari kamar. Dengan tergesa-gesa, Yamada mengambil kunci mobil yang―ternyata―ada di kolong meja kamar mereka.

"Naik mobil aja, ya?" Yamada menghampiri Chinen lalu menunjukkan kunci mobilnya pada si mungil. Chinen pun hanya bisa menghela napas panjang.

"Iya deh iya. Ayo cepet!"

Tersenyum lebar, Yamada lalu merangkul pinggang Chinen, "Sayangku sabar banget deh. Cinta aku."

"Dih penjilat," Mendengar balasan dingin dari Chinen, Yamada tertawa renyah lalu mengecup pipi Chinen sekilas, sebelum akhirnya mereka berangkat untuk melaksanakan agenda utama mereka yakni berkencan ke game center.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, akhirnya dua sejoli ini sampai di tempat tujuan mereka.

"Lumayan rame ya. Padahal weekday," Ujar Yamada ketika ia melihat hiruk pikuk game center.

"Udah gapapa. Masuk yuk, beb," Dengan semangat empat-lima, Chinen menggandeng tangan Yamada lalu menariknya masuk ke dalam game center. Namun, baru saja mereka akan mulai bermain, Chinen tiba-tiba kedatangan ide yang menurut dirinya genius.

"Eh. Yambeb."

"Apa?"

"Tanding yuk yuk!" Dengan ekspresi excited, Chinen menarik-narik ringan lengan baju Yamada, "Ntar banyak-banyakan tiket, yang kalah harus bayarin makan siang, barbecue!" Lanjut Chinen dengan semangat menggebu-gebu.

"Kamu pasti pengen barbecue ya?"

"Hehehehe iya~" Jawab Chinen sambil nyengir.

"Yaudah. Main dua jam cukup?" Tawar Yamada.

"Cukuuup~"

"Oke. Jam satu ya berarti selesainya. Ayo," Segera saja, Yamada dan Chinen memulai permainan mereka. Keduanya sama-sama antusias. Chinen antusias karena ia tidak mau kehilangan banyak uang untuk membayar makan siang, sementara Yamada antusias karena memang dasarnya ia tidak suka kalah.

Canda tawa tak henti-hentinya terlontar dari mulut Yamada dan Chinen selama mereka dengan asyiknya berlomba-lomba memperoleh tiket dari mesin yang mereka mainkan. Beberapa kali Yamada keceplosan berkata kasar ketika ia gagal mendapatkan tiket. Ketika hal tersebut terjadi, Chinen akan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sebal Yamada yang menurutnya sangat menggemaskan. Saking asyiknya sepasang kekasih ini bermain, dua jam tidak terasa akhirnya terlampaui juga.

"Astaga... Aku capek ngakak..." Gumam Chinen dengan napas yang tak beraturan sembari ia duduk di bangku yang tersedia, "Udahan yuk, Ryo. Aku laper sumpah," Keluh Chinen.

"Sek, sek. Aku mau main satu kali lagi. Kamu tungguin disini aja. Duduk sambil istirahat," Belum sempat Chinen bertanya Yamada mau main apa lagi, Yamada sudah melenggang duluan.

Yamada-kun and His Mischievous BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang