L e l a p

329 35 17
                                    

Peringatan: Chinen 'nakal' 😂

"Yama."

"Iya, sayang?"

"Kamu ga bosen tiduran terus di kamar gini dari pagi? Ga pingin main apa gitu sama aku?"

Seperti biasa, Chinen yang tak pernah ada kesibukan di hari Sabtu mulai mengganggu istirahat Yamada karena bosan.

"Nggak sih. Biasa aja." Yamada yang sedang sibuk main Candy Crush Soda menjawab pertanyaan Chinen dengan nada datar. Mendengar jawaban Yamada, Chinen langsung mendengus.

"Udah jam 4 sore loooooh... kamu ga masak makan malam? Kamu abis bangun pagi tadi cuma liatin hape, ngegame, tidur lagi, bangun, main hape lagi. Rasanya terkacangin aku tuh." Ujar Chinen mengungkapkan komplainnya kepada Yamada.

"Kalo mau makan delivery aja. Terserah mau beli apa. Aku mager banget." Balas Yamada yang kemudian memberikan iPhonenya kepada Chinen. Setelah itu, Yamada langsung mengubah posisi rebahannya memunggungi Chinen, berencana untuk melanjutkan acara pentingnya―tidur.

"Idih. Ngebo lagi dia." Gerutu Chinen sebelum ia memesan makanan secara online dari iPhone Yamada. Setelah selesai dengan kesibukan memesan beberapa jenis makanan, Chinen pun kembali merasakan kegabutan yang luar biasa.

"Makanannya nyampe masih setengah jam lagi..." Chinen melirik jam dinding lalu menghela napas panjang.

"Ya gustiiiii boseeeeeeeennnnn!!!" Chinen mengacak-acak rambutnya frustasi. Sebenarnya ada banyak yang bisa ia lakukan untuk menghilangkan rasa bosannya. Misalnya: nonton film, main PS, baca komik, nge-fanboy-in Twice―yang kebetulan Yamada punya bahannya banyak, atau option yang paling mainstream, ngisengin Yamada.

Ngisengin Yamada.

Benar saja. Dari sekian banyaknya pilihan, tetap saja Chinen pada akhirnya lebih memilih untuk ngisengin pacarnya. Diam-diam, Chinen mengubah posisi tidur bebebnya yang semula menghadap pinggiran tempat tidur menjadi posisi telentang. Setelah berhasil, Chinen mencoba memastikan bahwa Yamada benar-benar tertidur dengan mencolek-colek pipinya.

"Hm. Beneran tidur ya." Gumam Chinen sebelum ia memulai keisengan pertamanya, yakni mengambil gambar Yamada yang sedang tertidur pulas.

Setelah puas mengambil gambar, Chinen lalu memasangkan tripod kecil pada iPhone Yamada sebelum ia menekan tombol berbentuk lingkaran berwarna merah, lalu meletakkannya di atas meja kecil yang ada tepat di sebelah tempat tidur, di sisi bagian kanan alias di sisi yang sedang ditempati Yamada. Sepertinya Chinen berniat untuk merekam sesuatu.

Setelah meletakkan iPhone Yamada di atas meja, Chinen menatap ke arah kamera dan menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya, mengisyaratkan bahwa tidak boleh ada seorangpun yang berisik, termasuk dirinya. Setelah itu, Chinen dengan sangat perlahan dan hati-hati, ia mulai menempatkan dirinya di atas Yamada. Sedikit demi sedikit, Chinen mulai merendahkan wajah, mendekatkan bibir pink-nya dengan bibir Yamada, dan,

Chup!

Bibir Chinen dengan sempurna mendarat di atas bibir kekasihnya. Chinen yang selalu diajarkan oleh mamanya untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tentu saja tidak akan mau bila hanya sekedar menempelkan bibir. Ia pun mulai menjilati, melumat, dan menghisap pelan bibir Yamada. Tak hanya sekali, Chinen justru melakukan rentetan kegiatan diatas berkali-kali hingga ia puas.

Setelah puas bermain dengan bibir lembab Yamada―yang menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit, Chinen mulai beralih untuk mencicipi leher mulus Yamada. Sama seperti bagaimana ia menikmati bibir Yamada, Chinen berkali-kali menciumi, menjilati, melumat, dan menghisap leher Yamada. Hanya saja bedanya, saat ia melakukan hal-hal tersebut pada leher Yamada, ia tak lupa untuk meninggalkan beberapa tanda berwarna merah keungu-unguan. Dan ajaibnya, Yamada sama sekali tidak sadar dengan segala sesuatu yang dilakukan Chinen terhadap dirinya.

Chinen menarik dirinya begitu ia merasa cukup. Ia lalu tersenyum dengan bangga melihat tanda-tanda merah yang ia buat di leher Yamada sebelum kemudian ia mengambil iPhone Yamada dan menghentikan rekaman yang tadi ia lakukan. Dan tepat saat itu juga, suara bel apartemen mereka berbunyi. Chinen tersenyum lebar, dan dengan segera ia menuju pintu depan. Makanan pesanannya sudah datang.

✖✖✖

"Ryosuke. Bangun. Ayo makan malam." Chinen dengan lembut mengelus rambut Yamada, dan tak lama kemudian sang Raden Mas Suryo pun membuka matanya perlahan.

"Eh... udah waktunya maem ya?" Tanya Yamada, suaranya masih parau lantaran ia baru saja meninggalkan dunia mimpinya.

"Iya. Ayo." Chinen menarik tangan Yamada, menuju ruang makan yang tempatnya tergabung dengan dapur. Sesampainya di ruang makan, Yamada dan Chinen langsung saja memakan hidangan yang tadi dipesan Chinen. Setelah acara makan malam mereka selesai, Yamada berinisiatif untuk memecah keheningan.

"Chii... aku tadi mimpi..."

"Mimpi apa?"

Hening sesaat.

"Aku mimpi kamu nyipokin aku..." Ujar Yamada, wajahnya bersemu-semu merah karena malu.

Mendengar omongan Yamada, Chinen langsung tersedak ludahnya sendiri. Dengan segera, Chinen meraih segelas air dan meneguknya hingga habis.

"Mimpi????"

Yamada mengangguk pelan.

"Mimpi??? Kamu pikir itu mimpi???" Chinen tertawa terbahak-bahak, tidak tahan melihat ekspresi bingung Yamada.

"Opoan? Lapo ngguyu? Emangnya ada yang lucu sama mimpiku?" Yamada mengernyitkan dahinya.

"Bentar, Yam. Bentar bentar." Chinen merogoh saku celananya, mengambil iPhone Yamada kemudian menyerahkannya pada pemiliknya, "Cepetan buka galeri. Tonton video yang paling baru." Perintah Chinen. Tanpa berpikir lebih panjang, Yamada langsung memutar video yang dimaksud Chinen.

Yamada menahan napasnya begitu videonya memutar bagian dimana Chinen mulai menciumi dirinya dengan nakalnya. Pipinya memerah karena malu, akan tetapi ia tetap menonton video itu hingga akhir. Ia merasa seluruh wajahnya benar-benar panas.

Yamada meletakkan iPhonenya. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

"Gimana, Yam? Masih berpikir itu mimpi?" Tanya Chinen dengan senyum liciknya.

"Jahat kamu, Chii... berani ngelakuin gini kalo aku pas lagi tidur..." Ujar Yamada lirih.

"Oh? Yama mau Yuri cium kayak gitu pas Yama lagi ga tidur?"

Yamada menggigit pelan bibir bawahnya.

"Yama mau?" Tanya Chinen sekali lagi, dengan nada yang lebih serius. Mendengar pertanyaan Chinen, Yamada langsung menggebrak meja makan.

"YA MAU LAH!!!" Jawab Yamada dengan lantang. Wajahnya benar-benar memerah. Mendengar jawaban tegas dari Yamada, Chinen langsung tersenyum lebar dan dengan genit mencubit-cubit pipi Yamada.

"Oke deh~~~ Abis ini ya Ryosuke-ku sayaaaaaang~~~~"

Selesai.

Hehe. Hehehehe.
Aku sayang kalian semua 😘😘😘😘😘❤💜💛💚💙

Yamada-kun and His Mischievous BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang