~Selamat Membaca~
"Vanya?"
Kedua insan itu langsung terdiam dan berhenti bermain air saat mendengar suara bariton memanggil nama Vanya. Vanya membalikkan badannya.
"Kak Zovan?" Sapa Vanya balik sambil merekahkan senyum lebar. Zovan diam. Wajahnya datar. Senyum Vanya pudar saat Zovan tidak menanggapinya. Acha mencolek-colek tangan Vanya meminta penjelasan--walaupun sebenarnya dia takut menatap mata Zovan.
"Kenapa main hujan?" Tanya Zovan dengan nada suara yang, dingin. Tatapan Zovan tajam dan hanya menetap ke mata Vanya. Entah kenapa ia sangat emosi saat melihat Vanya bermain hujan.
Vanya megap-megap takut sekaligus mencari alasan. Tapi, bibirnya seakan kelu untuk mengatakan sesuatu. Apakah Zovan marah padanya? Vanya mendadak diam mengatupkan bibirnya. Acha juga. Acha belum mengenal baik lelaki ini. Vanya juga, sebenarnya. Tapi Zovan dan Vanya sudah termasuk dekat.
"Kenapa masih disitu? Kesini!" Ketus Zovan. Vanya dan Acha langsung berjalan menuju ke dekat Zovan berdiri. Zovan menatap Vanya tajam. Vanya hanya bisa menunduk. Acha diam. Ternyata Zovan galak juga, ya. Selain dingin, Pikir Acha.
"M-maaf, Kak." Ujar Vanya dan Acha berbarengan. Zovan menghembuskan nafas kesal. Lalu beralih membuka resleting tasnya. Zovan mengambil dua jaket. Bisa ditebak untuk apa?
Vanya melirik Zovan dengan bibir yang dicebikkan. Sedangkan Acha mengerucutkan bibirnya. Kesal. Zovan kembali menutup resleting tasnya dan menaruh tasnya asal. Zovan berdiri dan tanpa disangka, ia memberi jaket yang satunya pada Acha. Vanya hanya bisa mencebikkan bibirnya kesal karena bukan dialah yang diberi jaket.
Zovan terenyuh. Ekspresi Vanya sangat menggemaskan. Entah mengapa Zovan tidak bisa lama-lama marah kepada Vanya. Gadis itu sungguh menggemaskan. Tapi, ternyata Vanya salah! Zovan dengan sigap menyelimuti tubuh Vanya dengan jaketnya. Vanya membelalakkan matanya. Begitupun dengan Acha. Mereka sangat terkejut. Zovan yang cuek dan dingin--serta galak--itu bersikap manis pada Vanya juga Acha? Patut dicurigai.
"Kenapa?" Tanya Zovan saat kedua adik kelasnya menatapnya dengan tatapan tidak percaya seolah mengatakan, ini-beneran-kak-Zovan. Vanya dan Acha menggeleng ragu bersamaan. Zovan hanya diam.
"Pulang bareng gue."
Seketika, kedua gadis itu mati rasa.
"Hah?!"
●●●
Bugh!
Acha menutup pintu mobil Zovan saat mereka sudah tiba di depan rumah Acha. Iya, Zovan mengantarkan kedua gadis yang bersahabat baik itu.
"Makasih, Kak. Mau mampir?" Tanya Acha sambil tersenyum manis. Zovan menggeleng singkat seraya memasang senyum tipis.
"Oh gitu. Yauda, sekali lagi makasih ya, Kak, Nya."
Vanya tersenyum, "Iyah. Masuk, gih. Ntar mama kamu marah."
Acha tersenyum sambil mengangguk mantap. Lalu gadis itu melambaikan tangannya yang disambut ramah oleh Vanya dan Zovan. Setelah Acha benar-benar memasuki rumahnya, barulah Zovan menginjakkan gas mobilnya.
●●●
Di dalam mobil Zovan, terjadi keheningan. Entah Vanya yang canggung untuk berbicara ataupun Zovan yang sibuk menyetir, mereka juga tidak tahu. Pelan Vanya menarik nafasnya dan menghembuskannya.
"Kak,"
Zovan melirik ke Vanya sekilas lalu memerhatikan jalan lagi.
"Kak?" Sekali lagi Vanya memanggil.
"Ya?"
"Kak Zovan marah, ya, karena Panya main hujan?" Tanya Vanya takut. Zovan terkekeh pelan tapi tatapannya masih mengarah ke jalan--ke depan. Vanya bingung tentunya. Bukannya menjawab malah terkekeh.
"Enggak." Jawab Zovan singkat. Sedetik kemudian, Vanya tersenyum. Ternyata, Zovan tidak marah padanya.
"Beneran, Kak?"
"Iya." Zovan mengacak-acak rambut basah Vanya. Zovan tidak peduli tangannya basah atau apa.
Vanya terdiam. Wajahnya merah padam. Dia nge-blush seketika. Ah, Zovan ini! Memang bisa membuat Vanya salah tingkah. Selalu.
●●●
Hei, segitu dulu yak. Otakku buntu lagi. Biasa, kebanyakan mikirin cogan gini nih emang(-_-*)😂
Beri kritik atau saran kalian ya;)
mp:))
![](https://img.wattpad.com/cover/113156567-288-k616967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moodbooster [On Hold]
Novela JuvenilCute cover by @alanaznth ! 😘❤ Vanya hanyalah seorang gadis yang mencintai Zovan yang terkenal cuek. Bukan cuek, sebenarnya. Zovan bisa dibilang cowok yang baik, namun Ia sangat bodoamat dengan sekitar. Hingga akhirnya Zovan bertemu dengan Vanya, ta...