Suasana kantin yang tadinya ramai berubah menjadi sedikit sunyi saat gue masuk berdua sama Kris.
Squadnya Kenzo yang tadi kedengeran paling ribut di pojokan pun langsung pada diam dan semuanya ngeliat ke arah gue sama Kris.
Mungkin Kris ngerasa kali ya, dia buru-buru melambaikan tangannya ke meja tengah yang sudah ada Jeannie sama Rose disitu. Mungkin dia risih juga diliatin segitunya sama anak-anak disini. Gue pun liat ada beberapa cewek yang bisik-bisik sama temennya sambil ngeliat ke arah Kris dan gue.
"Ayo Jenn."
Kris menarik tangan gue buat nyamperin Jeannie sama Rose.
Ini kantin kampus gue woy, kenapa dia malah memperlakukan gue seolah-olah gue anak fakultas lain disini.
Kris narikin kursi buat gue dan nyuruh gue buat duduk, lalu dia duduk disebelah gue dan mesan siomay yang dia bilang enak itu.
"Lo gak makan Jenn?" tanya Kris.
"Gak, gue gak begitu suka makanan di kantin ini."
"Minum?"
"Air mineral aja deh, yang dingin."
"Ok."
Gak berapa lama dari arah pintu gue liat Kenzo.
Dan dibelakangnya ada Erika, tangan Erika penuh sama kayak kertas "undangan?"
Gue gak begitu yakin itu apa, di sebelahnya juga ada ka Tania yang bantuin dia bawa kertas itu.
Sedangkan Kenzo, dia jalan dengan angkuhnya tanpa menghiraukan Erika yang kayaknya lagi repot banget di belakang dia. Kenzo jalan menuju arah squad nya dan gue sangat yakin dia gak ngeliat ada gue disini.
Sampai akhirnya Dastan kayak ngomong sama Kenzo yang membuat Kenzo menoleh ke arah gue dan menatap gue dengan pandangan bersalah?
"Hai Jenn, nih buat lo!!"
Gue melihat tangan seseorang yang menyodorkan kartu undangan, gue mendongak dan mendapati Erika tersenyum manis tapi licik ke arah gue.
"Ini undangan buat lo, dateng ya!!" sambungnya lagi.
Gue pun menerima undangan yang bertuliskan "The wedding of Kenzo Dimitria & Erika Senavia" itu.
Oh, jadi ini yang bikin Kenzo merasa sebersalah itu sama gue?
"Makasih ya, gue pasti datang kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Putusin Gue? [TAMAT]
Romance(SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Jika dia bisa terbiasa tanpamu. Maka kamu harus lebih bisa terbiasa tanpanya.