part 18

11.5K 1.5K 136
                                    

Backsound
Linkin Park- Heavy

I'm holding on

Why is everything so heavy?

Holding on

So much more than i can carry

***

Gue melangkah dengan malas ke salah satu cafe yang suasana nya gak terlalu ramai, dan gue mendapati Erika duduk di pojok cafe sambil mengaduk gelas yang berisi green tea.

Satu jam yang lalu Erika nelpon gue dan meminta gue untuk ketemu, katanya ada yang pengen dia omongin. Gue yakin banget dia pasti mau ngebahas tentang masalah cinta satu malam itu.

Gue nyamperin dia dan mendudukkan diri di kursi yang ada di depannya.

"Gue udah pesanin minum buat lo, americano kan?"

Erika menyodorkan satu cangkir americano ke hadapan gue. Sejak kapan Erika tau minuman apa aja yang suka gue minum?

"Makasih." ucap gue sambil meminum americano yang dia kasih buat gue.

"Jadi, kita mau ngomongin apa?" tanya gue to the point. Gue terlalu malas untuk berbasa-basi mengingat mood gue yang up and down beberapa hari belakangan ini.

"Tentang kita." balasnya singkat.

"Kita?"

"Gak usah pura-pura gak ngerti, cape gue."

"Jadi, lo sudah nemu solusi buat "kita"?" tanya gue sambil membuat tanda petik dengan kedua tangan gue.

"Sudah." balas Erika dengan wajah datar.

Entah kenapa gue merasa lega, gue pikir Erika memang benar-benar menemukan solusi lain selain pernikahan yang dia usulkan ke gue waktu itu. Namun euforia kelegaan gue gak bertahan lama, tepat saat Erika bilang....

"Jadi kapan lo mau bawa orang tua lo ke rumah gue? Nyokap gue udah nanyain." ucapnya enteng seolah kita memang seperti pasangan yang merencanakan buat menikah.

"ERIKA, " bentak gue, membuat para pengunjung cafe yang lain jadi melihat ke arah kita.

Muka Erika juga terlihat kaget, mungkin dia gak nyangka kalau gue akan meninggikan suara gue sampai segitunya ke dia. Omongan dia bikin gue emosi banget.

"Memangnya solusi apalagi yang lo harapkan Ken? Gue...gak punya solusi lain." ucapnya sambil tertunduk.

"Jadi Nyokap lo sudah tau?"

Erika mengangguk dan itu sukses bikin gue lemes, gue tau kalau dia bukan cewek sembarangan yang bisa have fun sama sembarang cowok. Dimata gue Erika hanyalah cewek rumahan yang kerjaannya suka bacain novel sama nonton drama.

Karena jujur gue pernah dekat sama dia dulu, gue nyaman sama dia hanya saja gue gak pernah punya perasaan lebih dari sekedar temen. Dan itu juga tentu beda sama apa yang gue rasain ke Jennica.

Dan gak tau entah kenapa malam itu Erika ikut main ke club, itu pertama kalinya gue liat dia di tempat kayak gitu. Biasanya gue cuman ketemu dia di kampus, mall, atau gak Timezone.
Pokoknya tempat-tempat yang lazim bagi cewek-cewek kebanyakan.

Kok Putusin Gue? [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang