part 17

11.8K 1.8K 207
                                    

Backsound
Exo- the eve

Setelah balik ke rumah, gue langsung nelpon Jenni buat ngajak dia ketemu.

Gak, gue gak akan ngomong apapun tentang kejadian tadi malam, gue cuman pengen ketemu dia, gue kangen.

Gue pun sudah menyiapkan berbagai macam alasan seandainya Jenni nanya, gue kemana aja tadi malam. Gue tau gak selamanya gue bisa menyembunyikan ini dari dia. Tapi gue belum siap buat ngomong sama dia sekarang, gue masih pengen menghabiskan lebih banyak waktu sama dia.

Setelah hampir sepuluh menit gue nunggu dia di mobil, akhirnya gue liat Jenni menuruni tangga dan menuju ke mobil.

Setelah hampir sepuluh menit gue nunggu dia di mobil, akhirnya gue liat Jenni menuruni tangga dan menuju ke mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumpah, gue kangen banget sama dia. Kita sudah dua hari gak ketemu karena gue sibuk sama penelitian kelompok gue, gue sempat ketemu dia dua hari yang lalu pun cuman beberapa menit doang karena gue udah gak tahan buat ketemu dia, jadinya gue nyamperin dia ke kampus lalu menyuruh dia nyamperin gue di mobil.

Waktu itu gue cuman megang tangan dia lalu mencium kening dia agak lama, setelah itu Jenni harus buru-buru masuk kelas karena ada kuis. Cuman 10 menit kita ketemu tapi itu sudah berhasil memperbaiki mood gue dan bikin cape gue jadi hilang. She's my moodboster.

"Hai sayang." sapa gue saat Jenni membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.

Gue selalu suka sama wangi nya dia, parfum merk Byredo Blanche yang gue beliin buat dia bulan lalu, dia selalu pakai parfum itu kalau ketemu gue, Jenni bilang kalau dia juga suka sama apa yang gue suka. Selera kita memang sama, makanya kalau mau beli sesuatu gue selalu ajak dia, begitupun sebaliknya.

Kita berdua bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berkeliling di H&M atau Zara, dan hampir semua baju yang ada di lemari gue, itu adalah pilihan dia semua.

Gak jarang gue cuman duduk di kursi dekat ruang ganti dan dia yang sibuk kesana kemari milihin baju buat gue. Dia tau size gue dari celana,baju, sampai sepatu. Jadi gue gak perlu repot-repot nyobain.

Gue tinggal duduk nungguin dia sambil main hp, trus kalau dia udah kelar milih, gue tinggal bayar ke kasir.

"Hai, kamu kemana aja sih tadi malam? Aku telponin kok gak di angkat." ucapnya dengan wajah bete.

Gue udah tau dia bakal nanya kayak gini, gue hapal kebiasaan dia di luar kepala. Dan gue pun sudah tau gue musti jawab apa.

"Tadi malam aku di apartemen, yang. Aku bikin lagu baru, ide lagi ngalir." sahut gue sambil tersenyum memperlihatkan dimple gue yang gue yakin bisa bikin dia berhenti bete.

"Hp kamu? kamu silent lagi?" tanya dia.

Gue cuman mengangguk, karena dia sudah tau banget kebiasaan gue kalau lagi di studio, gue akan men silent hp gue supaya gak terganggu.

Dia cuman ngangguk-ngangguk tanda mengerti.

"Jenn, aku kangen." ucap gue yang bikin dia menoleh ke gue.

Kok Putusin Gue? [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang