Backsound
Kerispatih- tertatihAnd maybe,
This is just our story end
And not ours
***
Gue memasukkan beberapa lembar pakaian lagi ke dalam koper sambil mengingat apa aja yang perlu gue bawa.
"Dokumen perkuliahan udah, passport sama visa juga udah, bantal leher udah, terus apa lagi ya?" Gumam gue pada diri sendiri.
"Tiket pesawat," sahut mama yang gak tau sejak kapan sudah berdiri di ambang pintu.
"Oh iya, untung mama ingetin,"ucap gue dengan cengiran lebar.
Gue memasukkan satu lembar tiket pesawat bussines class dari Jakarta menuju Berlin ke dalam pouch yang jadi satu dengan passport.
"Udah siap banget kayaknya buat pergi," ucap mama sambil mengusap kepala gue.
Gue mengangguk cepat, "udah siap lahir batin, ma."
Mama tersenyum lalu menaruh kedua tangannya di pipi gue, "kamu sudah sebesar ini sekarang, sudah bisa mengambil keputusan sendiri, mama senang kamu bisa tegas sama diri sendiri, mama percaya sama kamu."
"Tapi mama sama papa gak apa-apa kan kalau Jenni gak balik ke Indonesia lagi?"
Ada raut terkejut dan kecewa yang bisa gue liat dari mata mama saat ini, tapi beliau sebisa mungkin menyembunyikan itu dan memilih untuk tersenyum sambil menggeleng cepat, "gak apa-apa, mama gak berharap kamu akan balik kesini lagi. Nanti mama sama papa bisa sering-sering ke Berlin jengukin kamu sama Oma..." ada jeda sedikit panjang yang mama gunakan untuk menatap wajah gue lekat, "kamu akan bahagia disana, menyelesaikan studi kamu, kerja di perusahaan bertaraf internasional, terus bertemu orang yang sayang sama kamu, menikah, punya keluarga kecil yang bahagia."
Gue tersenyum mendengar semua ucapan mama yang gue aminkan di dalam hati.
Akhirnya gue sudah sampai ditahap ini, tahap melepaskan dan menerima semua yang terjadi. Membangun pribadi yang lebih kuat dan dewasa atas semua pembelajaran hidup yang gue dapatkan selama di Jakarta.
Gue pernah jatuh cinta dengan teramat sangat di kota ini, gue juga pernah patah sampai hancur di kota ini.
Dimana orang-orang yang gue kenal dan gue cintai datang dan pergi memberikan arti hidup yang sesungguhnya, gue jadi tau kalau dikhianati itu rasanya menyakitkan dan itu membuat gue tau bahwa gue gak boleh melakukan itu pada orang lain.
Gue jadi tau bahwa semua orang di dunia ini punya potensi yang besar untuk melukai kita, jadi jangan menggantungkan harapan terlalu tinggi agar tidak sakit jika orang yang menjadi tempat kita untuk berharap tiba-tiba memutuskan untuk pergi.
"Jangan pernah kembali kesini jika itu hanya akan membuat kamu ingat sama sesuatu yang menyakiti kamu."
Gue mengangguk cepat, "Jenni gak akan kembali lagi, ma. Ya, Jenni gak akan mau kembali kesini."
Air mata gue jatuh mengingat alasan kenapa gue benci kota ini, gue ingin meninggalkan semau hal yang gue benci agar gue bisa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kok Putusin Gue? [TAMAT]
Romance(SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Jika dia bisa terbiasa tanpamu. Maka kamu harus lebih bisa terbiasa tanpanya.