Bab 7

67.2K 6.1K 498
                                    

"Lain kali aku mau mengingatkan perempuan itu kalau laki-laki yang sangat dicintainya ini adalah seseorang yang sebenarnya nggak pantas dicintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lain kali aku mau mengingatkan perempuan itu kalau laki-laki yang sangat dicintainya ini adalah seseorang yang sebenarnya nggak pantas dicintai."

"...laki-laki yang sangat dicintainya ini adalah seseorang yang sebenarnya nggak pantas dicintai."

Prang!

Ali tampak marah membanting benda-benda di sekitarnya. Dalam sejenak kamar di vila itu berantakkan oleh pecahan kaca yang mengerikan. Lelaki itu mengepalkan tangan kanannya melihat pecahan-pecahan itu. Kalimat yang dilontarkan Prilly sangat menyinggung perasaannya. Harusnya dia tidak marah seperti ini, harusnya dia senang karena membuat perasaan gadis itu terluka. Namun, entah mengapa dia tidak terima dengan perkataan Prilly itu. Alasan apa yang membuat dirinya tidak pantas dicintai padahal gadis-gadis di luar sangat mudah jatuh cinta padanya?

"Kenapa tidak sekalian kau rubuhkan vila ini hingga tenggelam ke dasar laut?"

Mata Ali yang tajam menatap Deril yang berdiri di ambang pintu bersama Danisa.

"Ada apa denganmu, Ali?"

"Bukan urusanmu," desis Ali.

"Kuharap kau tidak lupa kalau aku adalah kakakmu. Ada apa? Apa yang membuatmu marah seperti ini? Tidak biasanya kau marah dengan menghancurkan semua barang di sekitarmu."

"Bukan urusanmu!"

"Oke, baiklah. Sepertinya kau tidak ingin diganggu. Aku datang hanya ingin bertanya, ke mana Prilly? Aku melihat Prilly pergi meninggalkan rumah di tepi pantai membawa kopernya."

Deril menyadari ada keterkejutan di mata Ali. Adiknya itu meninggalkan vila dengan berlari, bahkan kakinya yang menghentak keras sedikit mengguncang jembatan vila di atas lautan itu.

Ali mengecek rumah di tepi pantai. Dia pergi ke kamar dan hanya mendapati kekosongan. Ke mana Prilly malam-malam seperti ini?

"Apa kalian melihat Prilly?" tanya Ali pada tiga anak buahnya.

"Tidak, Tuan."

"Aku meminta kalian ikut ke sini bukan untuk liburan! Kalian kutugaskan untuk berjaga! Apa sejak tadi kalian menikmati sunset? Sekarang pergi dan temukan Prilly! Kembalilah dengan membawanya!"

"Baik, Tuan!" Tiga lelaki berbadan besar itu menaiki kendaraan menelusuri jalan di pulau itu.

Satu jam kemudian mereka kembali tanpa Prilly. Hal itu membuat Ali marah.

"Kalian tidak menemukannya?"

"Maafkan kami, Tuan, tapi Nyonya Prilly tidak ada di mana-mana. Kami sudah menanyakan beberapa orang setempat namun mereka tidak melihat Nyonya Prilly," jawab Bram.

"Berikan kunci mobilku!" Treo memberikan kunci mobil sport Ali dari saku kemejanya. Ali pun mengendarai mobilnya sendiri, pergi mencari Prilly.

Marry With Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang