Bab 3

70.5K 5.9K 710
                                        

Ketika malam hari Ali pulang ke mansion, pemandangan yang tidak dia inginkan terlihat di ruang keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika malam hari Ali pulang ke mansion, pemandangan yang tidak dia inginkan terlihat di ruang keluarganya. Kalina dan kedua orang tuanya ada di sana. Kehadiran mereka sudah pasti membicarakan penyatuan keluarga melalu pernikahan.

"Alfairali!" Kalina berseru bahagia. Meninggalkan sofa menghampiri Ali dan memeluknya penuh kerinduan.

"Dua hari kita tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu."

"Ya, Kalina."

"My Mom and My Dad datang untuk membicarakan pernikahan kita, honey!"

Tangan Ali ditarik Kalina menuju orang tuanya. Lelaki berdarah Jerman bersama dengan istrinya itu berdiri untuk berjabatan tangan dengan Ali.

"Bagaimana kabarmu, Ali?" tanya wanita yang tak lain ibu Kalina.

"Baik." Ali membalas uluran tangan Sofia.

"Selamat malam, Tuan Andreas." giliran Ali menyapa partner bisnis almarhum ayahnya. Ayah Kalina itu tersenyum saat berjabatan dengan Ali.

"Malam, Alfairali." tuan Andreas membalas.

Ali pun bergabung dengan mereka. Duduk tepat di sebelah ibunya yang lanjut mengobrol dengan Sofia. Kalina pun duduk di antara dua orang tuanya yang berseberangan dengan Ali. Perempuan itu terus memandang Ali penuh harapan.

"Kami sudah mendengar dari Kalina kalau--"

"Dad, undangan yang kupilih kemarin sesuai keinginan Ali." Kalina memotong ucapan ayahnya membuat Sofia dan Nadine berhenti mengobrol dan menatap ke arahnya.

"Apa yang ingin Tuan Andreas katakan itu benar," gumam Ali. Yakin bahwa Kalina sudah bicara pada ayahnya itu tentang apa yang dia katakan pada Kalina saat meninggalkan mall. Ali ingin membatalkan pernikahannya. Semua orang terkejut di ruangan itu karena ucapannya, terutama Kalina.

"Maaf, aku memang tidak ingin menikahi Kalina."

"Ali, tolong pikirkan lagi, pernikahan kalian tinggal menghitung minggu," kata Sofia dengan sedih.

"Daddy..." Kalina menangis meraih tangan ayahnya.

"Apa kau yakin?" Andreas bertanya dengan Ali. "Kalian bertunangan sudah cukup lama. Apa kau tidak mencintai putriku?"

"Maafkan aku." hanya itu yang Ali katakan.

"Kau mencintai gadis lain?"

"Benar."

"Tidak!!" teriak Kalina. "Kau tidak mencintai gadis lain selain diriku, Ali!"

"Aku mencintai gadis lain. Kau sudah bertemu dengannya dua hari yang lalu." sorot mata Ali begitu dingin membuat perasaan Kalina tercabik-cabik. Ali begitu mudah mengatakannya tanpa memikirkan cintanya yang begitu besar.

Marry With Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang