Bab 5

70.6K 6K 806
                                    

"Selamat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi."

Ali harus mengumpulkan kesadarannya dulu sebelum akhirnya menyadari seseorang yang membungkuk ke arahnya dengan wajah secerah mentari pagi. Ali saat ini masih berbaring di atas sofa. Lengannya yang terlipat di atas dahinya bergerak menyentuh pipi lembut gadis cantik yang sudah menyapa paginya dengan sangat manis itu.

Apa yang kulakukan? Sejenak Ali menyadari apa yang sudah dia lakukan terhadap Prilly. Ali dengan cepat bangkit duduk menatap Prilly dingin.

"Sekarang masih jam setengah enam pagi, tapi aku yakin kamu berangkat ke kantor jam segini."

Ali tidak membalas perkataannya.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya lelaki itu.

"Aku kan udah bilang semalam kalau besok pagi aku sehat. Sekarang aku merasa lebih baik jadi jangan khawatir aku menyebar penyakit di rumah ini."

"Apa semalam kata-kataku menyakitimu?"

"Apa?"

"Kamu membahas soal penyebaran penyakit lagi."

"Malah saat ini aku mau nyebar virus berbahaya."

Ali hanya mengernyit

"Virus-virus cinta biar kamu jadiin aku istri beneran secepatnya."

"Jangan terlalu percaya diri."

"Hehehe."

Prilly mengamati wajah bangun tidur Ali. Lelaki itu meskipun belum mencuci muka ternyata tidak ada kerak menjijikkan di sekitar bibir maupun matanya. Wajahnya justru terlihat semakin tampan dengan rambut depan yang acak-acakkan menyentuh dahinya.

"Kamu nggak usah mandi ya ntar, soalnya nggak mandi juga udah ganteng."

Ali tidak menanggapi sambil menyentuh bahunya yang terasa pegal.

"Aku udah bilang jangan tidur di sofa!" omel Prilly. "Pasti pegal kan??? Nanti malam satu tempat tidur aja sama aku tapi jaga jarak dan kita berdua harus sama-sama janji untuk nggak saling centuh-centuh nakay."

"Berisik." Lelaki itu bangkit masuk ke kamar mandi.

"Aku buatin kamu sarapan yaaa muka papan jalan??"

"Sekali lagi memanggilku seperti itu aku akan melemparkan pasta gigi ini ke arahmu." suara Ali yang menyahut dari dalam kamar mandi itu membuat Prilly terbahak karenanya.

"Aku turun duluan!" teriak Prilly sebelum akhirnya dia meninggalkan kamar menuju dapur. Belum sempat anak tangga dilewatinya sampai akhir, langkahnya terhenti karena melihat seorang perempuan berdiri di akhir tangga dengan wajah merah padam ke arahnya.

"Kalina?"

Ya. Perempuan itu adalah Kalina. Wanita dengan tubuhnya yang sempurna karena selalu disiksa diet ketat oleh pekerjaannya yang menuntut tetap tampil ideal. Dress putih yang dipakainya begitu pas membalut tubuh rampingnya. Pada bagian dadanya gaun itu tampak rendah sehingga memperlihatkan sedikit celah dadanya yang membusung dan terlihat sangat seksi.

Marry With Boss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang