Kediaman keluarga Oogu.
"Ratu Lien, saya sudah menemukan peri yang mempunyai pearlwings?" lapor seorang prajurit kepada ratu dari keluarga Oogu. Mendengar itu, seketika raut wajah ratu Lien memerah padam.
"Benarkah? Siapa dia?" tanya ratu Lien mencoba menenangkan diri.
"Dia adalah Reey dari keluarga Aasey, bubu dari Chan dan Bee ratu" jelas prajurit.
"Haha, keluarga Aasey rupanya, terus awasi dia, dan coba dekati dia agar kita bisa lebih leluasa memantau aktivitasnya" suruh ratu Lien dengan senyum jahatnya yang menyeringai lebar.
Keluarga Oogu adalah keluarga terkaya kedua setelah keluarga Istana, sedangkan keluarga Aasey adalah tipe keluarga sederhana dan berkecukupan namun tidak miskin, karena pada hakikatnya tidak ada yang miskin di Bumia.
***
Esok harinya, tepat jam 8 semuanya sudah berkumpul di rumah pohon kecuali aku. Akibat tidak bisa tidur semalaman, pagi-paginya aku bangun terlambat, bingung memikirkan cara agar aku bisa ikut menjelajah besok.
"Kenapa terlambat Reey? Kau tidak bawa apa-apa? Sudah dapat izin?" tanya mereka bergantian, aku hanya menjawab pertanyaan mereka dengan gelengan.
"Apa yang menyebabkan matamu berkantung Reey? Ada yang kaupikirkan?" tanya Fhu merasa risih melihatku tampil urakan pagi ini.
"Aku tidak diizinkan, katanya tidak ada yang menjamin keselamatanku karena kita perempuan semua" jelasku panjang lebar. Semuanya terdiam, mencoba mencari solusi.
"Ya sudah ayo kita sama-sama datang ke rumahmu Reey, kita yang akan menjamin keselamatanmu!!" kata Zee bersemangat. Mendengar itu aku pun tersenyum.
Akhirnya kami pun terbang menuju rumahku melawan segala kecemasan, berharap pupu dan mumuku luluh dengan segala jaminan yang dikatakan teman-temanku nantinya.
"STOP!!!!"
Kami berhenti seketika, dihadang oleh peri laki-laki yang ternyata adalah juju yang menabrakku kemarin. Mau apa lagi dia, apa dia ingin menggangguku lagi.
"Heii, apa yang kaulakukan?!" teriak Fhu merasa terganggu dengan kedatangannya.
"Maaf, aku hanya ingin berbicara dengannya" tunjuk peri laki-laki tersebut ke arahku yang saat itu juga langsung memasamkan muka ke arahnya.
"Hah, Reey kaukenal peri ini?" tanya Rhoe berbisik pelan ke arahku. Dengan cepat aku menggelang.
"Tidak tahu, kemarin juju ini menabrakku" kataku polos, timbul tanda tanya besar di kepala Fhu, Zee dan Rhoe.
"Kau gila, dia masih muda Reey, bukan juju" bisik Rhoe membenarkan. Aku menggeleng.
"Dia itu juju," ralatku lagi tak mau kalah yang tanpa sadar didengar olehnya.
"Juju? Inilah yang ingin aku bahas, kemarin dan sekarang kau memanggilku dengan sebutan juju, tidak sopan sekali, aku itu masih muda" katanya marah, sedikit membuatku tercengang.
Memang untuk panggilan keluarga planet Bumia cukup unik. Pupu, mumu dan bubu adalah istilah untuk ayah, ibu dan anak. Lulu dan ruru untuk kakak-adik, juju dan yuyu untuk paman-bibi, sedangkan gugu dan tutu untuk kakek-nenek.
"Lalu?" tanyaku singkat.
"Lalu, ya tidak bisa begitu, kau bisa jadi tahanan karena sama saja kau melecehkanku" jawabnya dengan senyum mengejek beserta ancaman.
"Kau merasa terlecehkan? Baguslah, berarti kau sekarang sudah sadar bahwa kau tidak muda lagi" kataku bangga, mendengar itu rasa geramnya makin menjadi, sedangkan teman-temanku sibuk bersorak sorai mendukungku.
"Sudahlah kau tidak usah berkata apa-apa lagi, aku buru-buru ingin pergi ke Awan Cumolonimbus" kataku risih.
"Oke, aku ikut" katanya spontan. Seketika aku dan teman-temanku terdiam dan terpana menatap peri itu dengan senyum sinis yang penuh harapan.
"A-ada apa?" tanyanya bingung.
"Siapa namamu?" tanyaku balik.
"Ro....Roi" jawabnya kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi+a
Fantasy"Maaf, aku belum pernah bertemu dengan makhluk luar Bumi, dan aku pikir makhluk-makhluk itu tidak ada" jawab San akhirnya dengan tawa yang masih juga belum mereda, yang lain hanya ikut tertawa mendengar celotehan San. Ya, itu terdengar sangat je...