10

18 4 0
                                    

Kediaman keluarga Istana.
      "Sudah kauberikan surat undangan makan malam itu? tanya Raja Fan pada seorang pengawal yang langsung mengangguk.
  "Sudah baginda raja" jawabnya hormat.
  "Pastikan mereka datang ke Istana, aku tidak ingin perjodohan ini gagal lagi" sambung ratu Nam yang terlihat lega namun wajah yang dibalut kekhawatiran.
  Keluarga Istana adalah keluarga yang berkuasa penuh atas Bumia, merupakan pemegang puncak kekuasaan tertinggi dan tidak ada satu pun peri yang boleh menentang kebijakan yang mereka buat. Pada abad ke-18 ini, Istana dipimpin oleh raja Fan dan ratu Nam. Memiliki tiga pangeran berparas tampan, dua di antaranya sudah hidup terpisah dan memiliki pasangan. Hingga tinggalah pangeran terakhir, yang masih tinggal bersama raja dan ratu, dialah yang akan dijodohkan dengan bubu dari keluarga Aasey nanti, yaitu Reey.
   Konon katanya, para peri terdahulu telah meramalkan akan ada bahaya besar pada Bumia pada abad ke-18. Membuat raja Fan dan ratu Nam ketakutan, mereka berusaha mencari cara agar dapat terhindar dari bahaya besar tersebut. Ditemukanlah sebuah buku klasik di perpustakaan Istana dengan penulis yang tak dikenal.  Mengatakan bahwa, bahaya tersebut dapat dihindari dengan cara menikahkan salah satu pangeran Istana dengan peri yang mempunyai pearlwings di Bumia ini.
   Sebelumnya, keluarga istana sudah menemukan peri yang mempunyai pearlwings dan berniat akan menjodohkannya dengan salah satu dari dua pangeran tertua. Namun, karena suatu hal peri itu menghilang tidak tahu apa penyebabnya. Membuat panik keluarga Istana, raja dan ratu mencari ke seluruh pelosok Bumia namun tetap tidak ditemukan. Acara perjodohan itu pun gagal.
    Untungnya ada tabib istana yang bisa melacak keberadaan peri yang mempunyai pearlwings. Namun, sudah bertahun-tahun dicari tidak ada tanda-tanda peri itu ditemukan. Keluarga Istana selalu gelisah dan sudah tak sabaran menunggu kehadiran peri tersebut. Lantaran takut bahaya besar itu tiba-tiba datang.
    Pada akhirnya keberadaan peri itu ditemukan, tabib segera mengabarkan berita bahagia ini kepada raja dan ratu. Mereka pun terlihat lega, dan cepat-cepat menugaskan pengawal untuk menyampaikan surat undangan makan malam.
    Aku terdiam saat pupu dan mumu menjelaskan semuanya kepadaku. Aku mempunyai pearlwings. Apa ini yang dimaksud Roi waktu itu, terpana melihat sayapku. Jujur, aku sendiri saat bercermin tidak pernah menyadari kalau aku punya pearlwings. Anehnya, mereka semua seperti bisa melihat itu.
    Tapi sungguh. Aku tidak mau dijodohkan. Kalau mau ambil saja sayapku ini, lebih baik aku kehilangan sayap daripada harus hidup menanggung derita bersama peri yang tidak kusukai. Aku juga tidak percaya dengan yang dikatakan mereka. Bahaya besar, kupikir itu hanya bullshit saja agar keluarga Istana bisa tetep berjaya. Atau mungkin mereka akan memperalatku nanti, dijadikan boneka Istana, benar-benar jahat. Aku harus mencari cara agar perjodohan ini dibatalkan. Harus.
   "Ayolah Reey, pakai baju bagusmu! Para pengawal Istana sudah menunggu dari tadi" suruh Bee berusaha merayuku yang masih duduk terdiam di atas kasur. Bee mengobrak-abrik seluruh isi dalam lemariku, mencocokkan aku dengan semua baju yang menurutnya bagus dipakai malam ini.
  "Pakai ini cepat Reey!" suruhnya lagi, meletakkan di sampingku sebuah gaun selutut yang telihat manis berwarna biru metalik. Aku terpikat, menyadari gaun ini hadiah ulang tahunku yang ke-17, namun sekali pun belum pernah kupakai.
   Akhirnya aku luluh, bukan karena setuju dengan perjodohan ini. Tapi karena aku ingin sekali memakai gaun itu. Keluarnya aku dari kamar mandi, Bee langsung tersenyum bangga kepadaku. Lalu, membawaku ke meja rias dan memoleskan berbagai alat hias yang belum pernah kupakai sebelumnya dengan lihai.
   "Kau cantik sekali Reey, sama seperti mumu saat ingin bertemu pupu dulu" puji Bee kagum melihat kecantikanku.
    "Sama? Jelas beda, pertemuan mumu dan pupu didasari  perasaan suka sama suka, sedangkan aku, perjodohan yang menguntungkan sebelah pihak" komenku dengan pujian Bee tadi yang terdengar harus diralat.
    Bee tidak berkata apa-apa, terdengar Chan sudah memanggil. Cepat-cepat ia merapikan alat hias dan segera membawaku keluar kamar. Siap dibawa oleh para pengawal dengan kereta kuda terbang menuju Istana yang sebelumnya belum pernah kuinjak sekali pun.

Bumi+aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang