Riley baru saja turun dari mobil Audi R8 berwarna hitam metalik miliknya ketika seorang perempuan dengan dandanan tebal seperti badut meghampirinya dan menyapanya dengan suara yang genit. Wangi perempuan itu mengingatkannya dengan wangi toko parfum yang penuh dengan para sales girl yang memiliki dempul bedak dan tersenyum secara terus menerus sambil dengan cerewetnya menyuarakan kampanye parfum mengenai kehebatan dan kualitas parfum yang mereka jual. Bahkan terkadang beberapa dari sales itu nekat menyemprotkan parfum ke salah satu customernya.
"Astaga, bukankah dirimu sangat tampan?"
Suara perempuan itu membuyarkan pikiran Riley dan memaksanya untuk berjengit ketika perempuan itu dengan luwesnya merangkul penuh manja dilengannya. Ia memikirkan koala pemalas yang sangat suka bergelantungan di dahan pohon dan bergerak secara lambat ketika hanya untuk bergerak saja, namun perbedaan koala dengan perempuan dilengannya itu adalah wajah mereka. Jika koala memiliki wajah yang menggemaskan, maka perempuan dilengannya memiliki wajah yang mengerikan. Lipstik merah sewarna dengan habanero, blush on pink yang disapukan secara tebal, warna eyeshadow ungu tua dengan tambahan glitter diujung matanya dan alis yang Riley tau telah disulam sedikit berantakkan. Terkadang ia bingung mengapa perempuan zaman sekarang mau mecukur habis alisnya dan menyulamnya kembali hanya untuk mendapatkan bentuk alis yang terlihat rapi dan sempurna.
"Hei, tampan?" Perempuan dempul itu kembali membuyarkan lamunan Riley. "Aku dari tadi memanggilmu."
"Bisakah kau pergi? Mengangguku saja." Ucap Riley gusar, namun perempuan itu sepertinya tidak mendengarnya dan hanya lebih memperhatikan mobilnya yang terparkir manis dibelakang Riley.
"Mobil yang bagus dan pemilik yang menarik sekaligus sendirian. Bukankah kita akan menjadi pasangan yang sempurna?"
Ha! Hanya dalam neraka.
"Aku sedang menunggu kekasihku." Riley berbohong untuk menyingkirkan perempuan itu dari dirinya.
Perempuan dempul itu tidak menggubris dan melawan. "Oh, Ayolah, kekasihmu tidak mungkin keberatan jika berbagi."
Perempuan gila!
"Maaf, woman, kau harus menyingkir sekarang."
"Tough, aren't you? Panggil aku Stella." Goda wanita dempul itu dilengan Riley.
Haruskah aku menggunakan kekerasan? Pikir Riley.
"Hi, honey, aku harap kau tidak menungguku lama."
Sebuah suara menghampiri indra pendengaran Riley ketika ia ingin menghempaskan lengannya dari pegangan Stella dan membuatnya menoleh ke arah seorang perempuan bertubuh mungil yang berada dibelakangnya. Perempuan itu memiliki perawakan Asia yang rata-rata bertubuh kecil dengan rambut ikal yang digulungnya secara berantakan dan kaus putih berbahan stretch ukuran laki-laki. Riley hanya menaikkan sebelah alisnya ketika melihat gaya perempuan itu yang rata-rata memiliki ukuran pakaian dan jaket baseball laki-laki yang ia ikatkan dipinggangnya, kecuali celana jeans hitam yang dipakainya.
Alea memberikan senyumnya yang paling manis dan mendekati Riley serta Stella. "Siapa ini? Kenalanmu?"
Mata Alea memicing tajam kearah Riley seakan-akan ia cemburu dengan Stella. Riley menangkap dengan cepat aksen suara dan pandangan Alea yang tajam kepadanya. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya diatas kepala seperti seorang tersangka yang telah dipojokkan polisi.
"Entah, tiba-tiba saja perempuan ini datang dan mulai mendekatiku."
Alea tetap menatap Riley tajam, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Stella yang kebingungan. "Oh, untunglah dia bukan selingkuhanmu. Kau masih ingat kan apa yang aku lakukan terhadap selingkuhanmu kemarin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Man and That Woman
RomanceAleisha Yashira (Alea), 26 tahun. Wanita asal Indonesia dan bekerja di perusahaan terbesar di New York. Setelah putus dengan kekasihnya selama 8 tahun, ia memilih untuk memfokuskan dirinya pada karir dan keluarga. Riley Grayson, 30 tahun. Multi-bill...