PART 7

6.2K 234 13
                                    

"Eh, itu si Nina ngapain?" Tanya Valeria diujung video call mereka. Perempuan itu saat ini tengah berada dibelahan benua lain karena pekerjaannya.

"Nungging aku." Balas Nina sembarangan yang saat ini tengah mengobrak-abrik isi kulkas Alea.

"Iya, aku tau kamu nungging dengan pantatmu yang tepos itu. Please, do something about your ass, it's sad!" Balas Valeria sarkastis namun diiringin dengan tawanya yang khas.

Disatu sisi, Fei dan Talitha (kami memutuskan memanggilnya Talia) juga tertawa mendengar ejekan Valeria ke Nina. Nina yang mendengar ejekkan Valeria berbalik badan dan mengambil Ipad miliknya dari meja dapur Alea. "Fuck off." Ucapnya sembari mengacungkan jari tengah tangan kanannya.

"So, kalian tidak jadi makan malam bersama yang lain?" Tanya Talia.

Alea dan Nina melakukan Line Call Group ketika malam itu mereka berdua tidak jadi makan malam bersama Daria, Ian dan Clara. Daria ternyata memiliki date bersama bartender klub yang ia kenal di Fate dan Ian diundang makan malam oleh keluarga Clara secara dadakan. Tinggal menunggu hitungan waktu sampai Ian curhat kepada Alea bagaimana orang tua Clara menanyakan kapan mereka menikah. Dia bisa membayangakan wajah menggelap Ian ketika pertama kali dia diundang makan malam bersama keluarga Clara yang ternyata sangat menjunjung tinggi moralitas. Mereka selalu bertanya kepada Ian kapan dia melamar Clara, yang kemudian mendapat pelototan kesal dari anak perempuan mereka.

"They had another plans. So, just the two of us tonight." Balas Nina atas pertanyaan Talia yang dibalas dengan anggukan. Alea saat itu tengah menuangkan saus tomat diatas nasi gorengnya. Karena mereka berdua sama sekali tidak memilki kegiatan apa-apa malam itu, Nina memutuskan untuk makan malam ditempat Alea dan tentu saja Alea memasak Nasi Goreng yang merupakan makanan favoritnya dan Nina.

Valeria melihat pergerakan Nina yang dari kulkas, tiba-tiba sudah mendaratkan pantatnya di sofa berbahan kulit empuk berwarna mint milik Alea.

"Eh, parah nih anak, kamu enggak bantu Alea? Kasian banget dia masak buat porsimu juga. Kan kampret banget dah!" Ucap Valeria.

"Nin, bantuin Alea elah! Enak betul datang-datang kamu cuma nyolong pudingnya dikulkas." Sergah Fei yang memicingkan matanya lewat layar.

"Elahh, yang ada masakan Alea malah jadi bubur kalo kalian kasih ke Nina." Jawaban Talia lebih mengena ke Nina, sehingga Nina hanya bisa memutar bola matanya dan menoleh kearah Alea yang saat itu sedang menggoreng telur mata sapi.

"Alea, do you need my help?" Tanyanya. Alea membalik badan dan membentuk tanda X besar menggunakan lengannya. Nina membalik Ipad-nya dan menunjukan sign language Alea yang menunjukkan dia sama sekali tidak ingin diganggu. "See? Kalian tau dia paling enggak suka banget diganggu kalo udah masak. Yang ada aku malah dipelototin sama dia."

"Well, I don't mind if you are helping me, but I prefer to work alone, dear." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari telur mata sapi yang dimasaknya. Alea kemudian meletakkan telur mata sapi itu dipenyaring minyak dan memecahkan dua telur lagi yang kemudian ia hancurkan sehingga menjadi scramble egg.

"Hei, kalian harus dengar berita ini nih, sumpah kalian pasti bakal kaget! Haha." Nina tertawa bak penyanyi opera dengan mengangkat kepalanya keatas dan menggerakkan kepalanya maju mundur.

"Oh, what news?" Tanya Valeria.
Sembari menyendokkan puding karamel kemulutnya, Nina mulai membuka suara. "Kalian tau Riley Grayson kan?"

Hening sebentar diantara mereka bertiga sebelum akhirnya mereka sadar nama pria yang disebutkan Nina.

"Ya Tuhan!" Ucap mereka bertiga serentak dengan suara yang lantang.Sebelum disusul dengan pertanyaan dan pernyataan yang seakan-akan mengintrogasi pelaku kejahatan.

That Man and That WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang