Dalam perjalanan pulang ke apartemen, Alea menghampiri toko buku langganannya dan membeli beberapa buku sastra dan novel untuk dia baca. Kondisinya saat ini sama sekali tidak membuatnya ingin berdiam diri. Ia sama sekali tidak bisa tenang jika tidak melakukan sesuatu. Ia merasa dirinya akan menjadi tumpul jika tidak bergerak. Ia lupa sejak kapan dia memiliki kecenderungan tidak bisa tenang, tapi ia tau apa yang dialaminya sekarang bisa jadi bermula dari awal dia masuk SMA. Rasa tidak tenang selalu ia rasakan disaat dirinya tidur dan kepekaannya terhadap suara membuatnya semakin seperti orang yang depresi.
Menghela napas panjang, Alea menyandarkan badannya ke sandaran kursi mobil setelah ia selesai membeli buku yang ia inginkan. Dengan kasar, ia menggosok wajahnya beberapa kali sehingga menimbulkan warna merah pada kulit wajahnya yang pucat.
Ia mengingat kembali percakapannya dengan Riley tadi sore diruang kerjanya.
*
*
*
"Ada yang anda sembunyikan dari saya, Mr. Grayson?"
Tatapannya tiba-tiba saja terlihat kosong dan tidak berselang lama ia menatap Alea dengan dingin.
"Apa hak anda untuk tau kehidupan pribadi saya?"
Alea terdiam.
"Saya meminta anda sebagai sekretaris saya pribadi hanya untuk membantu saya mengatur jadwal pertemuan, mengurus segala keperluan saya terkait pekerjaan. Tapi, saya tidak meminta anda untuk ikut campur dalam urusan pribadi saya."
Alea tau bahwa ia baru saja menginjak ranjau. Tidak ada perubahan yang signifikan dalam raut wajah Riley, namun dari tatapannya Alea tau bahwa pria yang berada didepannya ini telah memasang dinding pemisah antara mereka berdua.
"Saya tidak bermaksud untuk tau kehidupan pribadi anda. Tapi saya meminta anda untuk lebih terbuka dalam pekerjaan saya ini. Saya mendedikasikan hidup saya demi pekerjaan saya dan saya selalu berusaha untuk menunjukkan pekerjaan yang optimal bagi perusahaan."
"Menyedihkan."
Alea terdiam dan matanya seketika membulat kaget menatap Riley. "Apa?"
"Hidupmu menyedihkan."
Alea tidak salah dengar. Pria itu baru saja mengatakan hidupnya menyedihkan dengan tatapan yang dingin. Betul-betul dingin!
"Hidupmu menyedihkan. Saya merasa anda tidak dapat memiliki pasangan hidup jika anda masih memiliki kehidupan yang menyedihkan."
Alea sama sekali tidak mampu berkata-kata. Semua yang diucapkan Riley begitu mendeskripsikan kehidupannya. Ia sudah tau kehidupannya menyedihkan, namun ia tidak ingin mendengarnya langsung dari Riley. Seorang pria yang sama sekali tidak tau apa-apa mengenai kehidupannya dan mengatakan dengan lantang bahwa ia menyedihkan. Ia sama sekali tidak memerlukan itu!
"Hidup anda yang lebih menyedihkan."
Kali ini giliran Riley yang menatap Alea.
"Jika kehidupan saya menyedihkan, maka kehidupan anda seratus persen lebih menyedihkan dari kehidupan saya. Meskipun anda atasan saya, anda sama sekali tidak berhak mengatakan hidup saya menyedihkan ketika kehidupan anda sendiri lebih menyedihkan atau bahkan lebih kotor dari kehidupan saya!"
Riley menatap Alea dengan tajam. Ia sama sekali tidak menyukai nada bicara Alea terhadapnya. Apa benar Alea adalah perempuan yang ia temui di Fate? Perempuan yang membuatnya ingin menciumi sekujur tubuhnya dengan bibirnya dan merasakan manisnya dibawah badannya?

KAMU SEDANG MEMBACA
That Man and That Woman
RomanceAleisha Yashira (Alea), 26 tahun. Wanita asal Indonesia dan bekerja di perusahaan terbesar di New York. Setelah putus dengan kekasihnya selama 8 tahun, ia memilih untuk memfokuskan dirinya pada karir dan keluarga. Riley Grayson, 30 tahun. Multi-bill...