PART 1

11.2K 272 4
                                    

Apa yang dapat dilihat Alea sekarang hanyalah sepasang pria dan wanita yang saat ini tengah duduk didepannya dengan kondisi sang wanita menundukkan kepala. Samar-samar terdengar suara tangisan dari arah wanita tersebut.

"Alea.."

Mendengar namanya dipanggil, Alea mengarahkan pandangannya kepada pria yang berada disebelah wanita yang menangis tersebut.

Alea hanya menatap kosong wajah pria yang telah ia kenal selama 8 tahun mereka bersama. Ia mengingat kembali awal pertemuan mereka saat Alea masih mahasiswa baru di kampus dan pria yang berada didepannya adalah kakak tingkatnya yang lebih tua dua tahun darinya. Ia mengingat lagi bagaimana reaksi teman-temannya ketika ia menceritakan awal pertemuannya dengan pria tersebut sehingga menjadi kekasihnya, teman-temannya mengatakan pertemuan mereka seperti drama film korea yang akan berakhir bahagia.

Alea menarik napas pelan dan menyodorkan kotak tisu dihadapan wanita yang menangis tersebut.

"Kak, tolong hapus air matamu."
Wanita itu mendongak dan menatap wajah Alea bingung. Ia ragu-ragu untuk mengambil tisu yang disodorkan Alea.

"Tenang, aku ngak bakalan gigit kakak gara-gara tisu."

Wanita itu pun mengambil dua helai tisu dan menghapus air matanya perlahan.

"Aku sama sekali tidak punya wewenag untuk apa yang sekarang ini terjadi diantara kalian, Sam dan Kak Vena."

"Lea, aku bisa jelassin." Pria yang bernama Samuel itu menunjukkan wajah sedih menatap Alea.

"Ngak Sam. Aku ngak perlu penjelassan apa-apa. Itu hak kalian untuk saling menyukai satu sama lain. Tapi, aku hanya minta satu hal dari kalian berdua."

Sam dan Vena secara bersamaan menatap wajah Alea yang datar dan hampa. Perasaan Sam serasa hancur ketika melihat wajah Alea seperti itu. Ia tau itu adalah wajah Alea yang merasakan sakit dan berusaha membunuh perasaan sakit yang ia rasakan. Sam merasa bersalah dengan hal yang terjadi sekarang. Ia telah menyakiti wanita yang selama ini selalu mendukungnya dan selalu ada untuknya. Ia merasa bersalah telah membuat Alea seperti ini. Namun semuanya sudah terlambat.

Sam memejamkan matanya dan menjawab dengan pelan, "Apa itu, Lea?"

"Mungkin menurut kalian ini berlebihan, tapi tolong kalian berdua memanggil orang tua kalin berdua kemari."

"Kenapa!?" Tanya Vena kaget. Suaranya yang masih memiliki nada manja sama sekali tidak berubah dari zaman mereka kuliah dulu.

"Aku ingin bicara pada mereka." Jawab Vena tenang.

"Orang tua kami tidak ada urusannya dengan ini. Kamu berlebihan Alea!"

"VENA!" Samuel berteriak kearah Vena sehingga membuat Alea dan Vena sama-sama terkejut. Vena menunduk lagi dan mulai menangis.

Melihat hal tersebut Alea hanya memandang Sam dan berkata "Jangan membentaknya Samuel. Kak Vena ngak salah. Wajar dia bereaksi kayak gitu."

"Aku tau kamu, aku tau kamu bakal ngomong kayak gini. Aku tau kamu ngerasa sakit sekarang. Aku minta maaf Lea, aku benar-benar minta maaf."

"Dan?"

"Aku minta maaf... telah selingkuh dari kamu. Aku menyesal. Aku minta maaf Alea. Maafin aku."

That Man and That WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang