Seoul, 2017...
Oh Hayoung keluar dari sebuah toko buku di kawasan Youido Dong dengan wajah memberengut kesal. Ia memijat bagian belakang punggungnya yang terasa pegal sambil melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju pertigaan untuk mendapatkan bus. Angin musim dingin bertiup agak kencang malam ini. Salju yang turun tadi sore pun belum sepenuhnya menutupi jalan sekitar, tetapi rasa dinginnya sudah kian menusuk-nusuk tulang. Ia menarik jaket tebalnya lebih rapat lagi. Hidung dan mulutnya sampai mengeluarkan uap putih setiap kali mengembuskan napas, menandakan bahwa suhu kota Seoul malam ini benar-benar dingin.
Sepanjang perjalanan hidupnya bekerja part time di toko buku, baru kali ini ia mengalami begitu banyak masalah yang tidak menyenangkan. Ia bahkan merasa harus mandi kembang tujuh rupa seperti yang diajarkan neneknya dulu, jika ingin membuang seluruh kesialannya hari ini. Tadi pagi ia sudah bermasalah dengan jam wekernya yang tumben sekali tidak berbunyi dan membuatnya terlambat masuk kerja. Lalu siangnya ia sempat beradu mulut dengan Shin Min Ah, salah satu rekannya di toko buku hanya karena ia mengobrol dengan Park Jae Seung, rekan kerjanya juga yang memang sedang diincar oleh gadis itu. Belum reda masalah yang dihadapi, lagi-lagi ia sudah kembali diterpa masalah yang lain. Karena tidak balance dengan data yang ada, ia harus mencari beberapa buku yang keberadaannya entah di mana—sampai pada akhirnya masalah dari semua masalah itu datang menghampiri.
Kejadiannya sudah lima jam lalu. Saat itu Hayoung bermaksud mengambil buku yang kebetulan ada di rak paling atas. Namun karena letak buku itu terlalu sulit untuk digapai, tanpa sengaja ia menyentak salah satu buku yang ada di sana—membuat satu per satu buku itu berjatuhan—sebelum akhirnya mengenai kepala seorang pengunjung yang sedang berada tepat di bawahnya.
Hayoung mengerang dan mengumpat dalam hati ketika teringat dengan kejadian itu lagi. Padahal ia sudah meminta maaf pada pengunjung itu, bahkan bisa dikatakan sampai memohon. Ia juga sudah berjanji akan membayar ganti rugi jika memang ada yang terjadi dengan kepala atau bahu pengunjung itu, asalkan masalah tersebut tidak dilaporkan pada atasannya. Tadinya Hayoung mengira pengunjung itu setuju karena ia tidak berkata apa-apa lagi dan pergi begitu saja. Namun selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba atasannya datang memanggil dan Hayoung tahu bahwa dirinya akan mendapatkan masalah yang lebih besar.
"Aaarghh!!" tiba-tiba Hayoung berteriak sambil mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Ia masih belum bisa menerima hukuman kejam yang diberikan atasannya itu. Sudah dihukum dengan lembur tanpa bayaran sampai larut malam, ia juga harus menerima setengah gajinya dipotong bulan ini.
Hayoung berhenti melangkah dan memandang ke sekeliling, sebelum akhirnya menyeberang dengan cepat. Napasnya agak berat karena menahan emosi ketika tiba-tiba saja wajah atasan dan pengunjung itu melesat masuk ke dalam pikirannya. Andai ia bisa bertemu lagi dengan pengunjung itu. Ia pasti akan membuat perhitungan atas apa yang telah menimpanya hari ini.
Lamunan Hayoung seketika buyar ketika bus terakhir datang dan berhenti tepat di depannya. Setelah membayar, ia berjalan menuju deretan kursi kosong paling belakang dan menyandarkan punggungnya sambil menghela napas lelah. Dari kaca jendela ia manjakan matanya sejenak melihat berbagai bangunan dari gedung-gedung pencakar langit, cafe, kedai, ataupun toko-toko di sepanjang jalan yang masih tetap menyala terang, seakan sedang berlomba-lomba untuk menghiasi langit malam ini. Orang-orang banyak pula yang berlalu lalang di jalan dan ada juga yang masuk-keluar toko. Kota Seoul memang tidak pernah menunjukkan tanda-tanda mengantuk sedikit pun, walau ramalan cuaca mengatakan suhu malam ini tidak akan lebih dari tiga derajat celcius. Ia begitu menikmati suguhan pemandangan, sampai tanpa sengaja matanya menangkap sosok seorang laki-laki yang baru saja keluar dari cafe bersama dengan seorang gadis di sampingnya.
Seperti reflek Hayoung langsung memicingkan matanya. Laki-laki itu berhenti di sebuah mini market karena mendadak gadis yang berjalan di sampingnya tadi memeluk tubuhnya dari belakang. Pemandangan singkat itu membuat tubuh Hayoung bergidik geli. Tak lama setelah itu, ia melihat gadis tadi masuk ke dalam mini market, sementara laki-laki yang menjadi pusat perhatiannya tetap menunggu di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday For You (Oh Couple_Sehun_Hayoung)
FanfictionAwalnya Oh Hayoung lebih memilih jauh-jauh dari laki-laki dingin, sombong, cuek, dan angkuh bernama Oh Sehun yang telah membuat harinya sial. Suatu ketika untuk kali pertama, ia melihat laki-laki itu tersenyum-bagaimana bisa laki-laki itu tersenyum...