Bab 17

253 49 12
                                    

Sehun mendapati dirinya tersenyum melihat Siera memainkan gitar di salah satu sudut bagian ruang klub sambil sesekali bernyanyi mengikuti alunan nadanya. Sudah tiga hari sejak ia tidak menghiraukan pesan singkatnya mengenai keadaan Hayoung, gadis itu masih tidak berbicara, bahkan selalu menjauh darinya. Ya, ia tahu pada saat itu ia salah dan terlalu kejam sebagai seorang laki-laki. Hanya karena tidak ingin terlibat kembali dengan perasaannya terhadap Hayoung, ia sampai menutup naluri kepeduliannya untuk menolong. Ia menganggap kehidupannya kini tergantung pada Chorong yang memang mencintainya. Apakah gadis itu bisa membuatnya lebih baik. Apakah dengan kehadiran Chorong nanti akan sedikit saja mengusir bayangan Hayoung dari pikirannya. Untuk saat ini, ia hanya memikirkan kepentingan itu saja.

Selama beberapa menit Sehun membiarkan dirinya memandangi Siera. Sadar ada yang memperhatikan, gadis itu mengangkat wajah dan menoleh ke arah Sehun. Melihat kakaknya berjalan menghampiri, ia langsung membuang muka ke luar jendela.

"Mau apa kau datang kepadaku?! Bukankah kau sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi di sekitarmu?!" tanyanya dengan ketus tanpa menatap ke arah Sehun. "Lebih baik urusi saja pacar barumu itu dan jangan ganggu aku lagi!"

Sehun tersenyum mendengar nada marah dari suara Siera. Ia bermaksud duduk di samping adiknya, namun gadis itu malah menggeser tubuhnya menjauh. "Kau masih marah dengan kejadian waktu itu?" tanya Sehun santai, seperti tidak menghiraukan sikap adiknya tadi.

"Aku tidak marah!" seru Siera keras dan untuk kali ini ia menoleh menatap Sehun dengan tajam. "Tapi aku kesal denganmu!"

Sehun mengangguk. "Ya, aku tahu," gumamnya singkat. "Maaf."

"Aku tidak butuh maafmu," sela Siera dengan mata yang masih terlihat marah. Ia meletakkan gitarnya ke belakang dinding, kemudian bangkit berdiri. "Jika tidak ada yang dibicarakan lagi, aku pamit pergi."

"Kumohon mengertilah...."

Ucapan Sehun barusan berhasil mengurungkan niat Siera untuk melangkah, namun ia juga tidak berbalik menghadap laki-laki itu. Kini ia hanya bertahan di tempat, menunggu kelanjutan kalimat yang mungkin akan diucapkan kakaknya kembali.

"Terkadang ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan untuk kau lakukan," gumam Sehun dengan nada merenung. "Beberapa minggu yang lalu, mungkin aku masih bisa ada untuk gadis itu tanpa harus memikirkan perasaan orang lain. Tetapi situasinya kini telah berbeda, Siera-yah," lanjutnya. "Kau harus mengerti. Aku telah memiliki Park Chorong dan dialah prioritas utamaku sekarang."

Siera langsung memutar tubuhnya, agak terkesiap saat mendengar kalimat terakhir Sehun. Tidak mungkin. Ia memicingkan mata tak percaya ke arah Sehun yang tetap terlihat santai seperti belum lama ini. Tidak. Ini pasti ada yang salah—ia sangat yakin bahwa seseorang yang duduk di hadapannya sekarang adalah orang lain dan bukanlah Sehun yang ia kenal. Sehun yang ia kenal selama ini tidak akan berpura-pura terlihat baik di depannya dan juga tidak akan pernah membohongi perasaannya sendiri.

"Bohong," gumam Siera tanpa suara.

Sehun berdiri dan berjalan mendekat ke arah Siera, lalu mengacak-acak pelan rambut gadis itu. "Jadi mulai saat ini, kumohon kau bisa menghormati pilihanku dan jangan mengatakan apa pun tentang Hayoung, apalagi jika itu di depan Chorong," pintanya sambil tersenyum. "Kau bisa kan?"

Siera tidak menjawab pertanyaan Sehun. Ia tetap diam di tempat, berusaha untuk terus mengendalikan emosinya yang tidak mungkin diluapkan pada Sehun. "Apa kau benar-benar mencintai Chorong-sunbae?" Ketika Sehun berjalan melewatinya, barulah ia membuka suara. Ia melirik tubuh laki-laki itu yang sempat menegang sesaat, sebelum langkahnya terhenti. "Apa kau benar-benar mencintainya?" tanyanya menegaskan sekali lagi. "Chorong-sunbae?"

Someday For You (Oh Couple_Sehun_Hayoung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang